KOMPASentertainment |
Kisah Manusia dari Dunia Hitam Posted: 09 Sep 2012 09:19 AM PDT JAKARTA, KOMPAS.com -- Banyak orang hidup di jalan yang lurus. Namun, situasi kadang menyeret mereka ke dalam pusaran dunia kriminal secara tiba-tiba. Inilah serangkaian kisah hitam dalam serial televisi Antologi Kriminal yang ditayangkan Kompas TV setiap Sabtu menjelang tengah malam sejak 8 September 2012. Menurut rencana, program ini akan tayang sebanyak 13 episode dengan beragam corak, mulai laga aksi, drama, hingga komedi. Namun, jangan membayangkan serial ini berwajah seperti program asing terkenal, CSI, yang berpretensi membeberkan hasil investigasi sebuah kejahatan besar. Antologi Kriminal memilih berkisah tentang drama kemanusiaan yang diletakkan dalam bingkai dunia kriminal. Tokoh-tokoh utama cerita bukanlah gangster, detektif, atau pencuri, melainkan orang-orang biasa yang terseret ke dalam pusaran dunia hitam. Episode "Kesaksian Bondan" yang digarap sutradara Angga D Santoso, misalnya, bercerita tentang mandor bangunan yang dipenjara karena dua anak buahnya tewas dalam sebuah kecelakaan kerja. "Mereka (aparat penegak hukum) lebih suka memenjarakan aku daripada mencari siapa yang sebenarnya bersalah," ujar Bondan yang selalu menggarisbawahi bahwa dirinya bukan penjahat meski nasibnya berakhir di penjara. Suatu ketika anak perempuannya datang menjenguk dan menyampaikan kabar akan menikah. Sebagai ayah, Bondan yang diperankan Herdin Hidayat ingin menjadi wali nikah untuk anak perempuannya. Dia pun berusaha kabur dari penjara. Namun, usahanya selalu gagal. Karena frustrasi, Bondan nekat bergabung dengan kelompok Jafar, pengedar narkoba yang punya koneksi dengan petinggi lembaga pemasyarakatan yang korup agar bisa cuti dari penjara barang sehari. Bondan menjalankan bisnis narkoba milik Jafar di dalam LP. Bondan yang tadinya hanyalah seorang mandor apes, sejak saat itu "sah" disebut penjahat. Episode "Muatan Maut" juga bercerita tentang orang biasa yang tiba-tiba berurusan dengan dunia hitam. Tokoh utamanya bernama Kamin (Dwi Sasono), seorang sopir truk yang berusaha hidup lurus tetapi terseret ke dunia perdagangan senjata. Semua bermula ketika dia menerima tawaran mengangkut berpeti-peti tomat. Belakangan baru dia sadar, di bawah peti tomat ada tumpukan pistol dan senapan ilegal. Selanjutnya bisa ditebak, Kamin menjadi incaran para gangster. Tidak hitam-putih Tokoh-tokoh yang terseret ke dalam dunia hitam ini juga tidak digambarkan sebagai manusia yang serba tidak berdaya, tetapi manusia yang tetap memiliki pilihan sesulit apa pun, yakni mencari jalan keluar dari dunia hitam atau menenggelamkan diri di dalamnya. Hal ini memberi ruang yang luas bagi pembuat film untuk merancang ujung cerita yang tak mudah ditebak. Hanya saja sebagai film serial kriminal, ketegangan yang dihadirkan beberapa judul kurang menggigit lantaran intensitas adegan tembak-menembak atau perkelahian sangat terbatas. Hal ini masih bisa dipahami karena industri televisi memiliki batasan etis terkait adegan mana yang pantas dan tidak pantas ditayangkan televisi. Kisah kriminalitas sejak lama menjadi sajian wajib industri televisi. Peristiwa-peristiwa kriminal muncul dalam program berita, feature, reality show, investigasi, hingga serial televisi. Mengapa? "Karena kisah kriminal menyangkut problem manusia. Dan, itu selalu menarik minat banyak orang," ujar Salman Aristo, pengkreasi Antologi Kriminal. Managing Director Kompas TV Bimo Setiawan menegaskan, drama semacam Antologi Kriminal telah masuk dalam rancangan awal isi Kompas TV di samping berita dan dokumenter. "Ada yang bertanya mengapa Kompas TV ikut-ikutan menayangkan drama? Kami tidak ikut-ikutan, tetapi sejak awal telah merancang program drama," ujar Bimo. (Budi Suwarna) |
McCartney Dianugerahi Penghargaan Ciptaan Napoleon Posted: 09 Sep 2012 08:48 AM PDT AFP PHOTO/FACUNDO ARRIZABALAGA Nancy Shevell, Paul McCartney, Olivia Harrison, dan Martin Scorsese (dari kiri ke kanan) menghadiri pemutaran perdana untuk wilayah Inggris film dokumenter George Harrison: Living In The Material World, di BFI Southbank, London, Minggu (2/10/2011) waktu setempat. PARIS, KOMPAS.com -- Paul McCartney mendapat penghargaan tertinggi dari pemerintah Perancis, Legion of Honour, atas jasanya dalam bidang musik. Mantan anggota The Beatles ini menerima penghargaan tersebut dalam sebuah upacara mewah langsung dari Presiden Francois Hollande di Istana Elysee di Paris. Sebagai seorang pemegang bintang jasa Legion of Honour, McCartney masuk dalam kelompok dengan sejumlah ikon terkenal lain seperti aktor Clint Eastwood serta penyanyi-penyanyi Barbra Streisand dan Liza Minnelli. Di dalam negerinya, di Inggris, McCartney juga dianugerahi gelar ningrat oleh Ratu Elizabeth tahu 1997 dan menyandang panggilan Sir sejak saat itu. Setelah upacara di Paris, McCartney mengatakan, "Sebuah kehormatan besar menerima penghargaan ini." Baru-baru ini pria yang sudah beberapa kali menikah ini juga menghibur penonton sejagat dengan tampil di pergelaran pembuka Olimpiade London 2012. Penghargaan Legion of Honour dicipta oleh Napoleon Bonaparte pada 1802 dan dibagi dalam lima tingkatan: Ksatria, Perwira, Komandan, Perwira Tinggi, dan Perwira Terpilih. McCartney, 70, telah menjalani karier bermusik yang sangat sukses sepanjang hidupnya bersamaan dengan tersohornya The Beatles ke seluruh dunia. Adalah dirinya dan rekan sebandnya John Lennon yang kemudian menelurkan hit-hit seperti "Yesterday" serta "A Hard Day's Night", sebelum kemudian band terkemuka itu pecah pada 1970. Setelahnya, McCartney melanjutkan bermusik dengan karier solo. |
You are subscribed to email updates from KOMPASentertainment To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan