KOMPAS.com - Regional |
Selingkuh, Pasangan Ini Didenda Rp 10 Juta Posted: 08 Sep 2012 04:47 AM PDT KEDIRI, KOMPAS.com — Warga Desa Badal Pandean, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, menangkap basah pasangan selingkuh, JK dan YL, Jumat (7/9/2012) malam. Pasangan ini digerebek warga saat tengah mandi bersama. Keduanya pun diarak warga menuju balai desa setempat untuk disidang. Denda Rp 10 juta harus dibayar JK dan YL. Kepala Desa Badal Pandean, Badri, mengatakan, warga sudah lama merasa "gerah" dengan perbuatan keduanya. Selama ini, menurutnya, perangkat desa telah beberapa kali memberikan teguran. Akan tetapi, tidak diindahkan. Akhirnya, warga memutuskan melakukan penggerebekan. "Perbuatan mereka sudah lama, sekitar setahun ini. Tadi sore mereka mengulanginya lagi sehingga membuat warga semakin jengkel. Mereka ditangkap saat mandi bersama di rumah YL," kata Badri seusai penggerebekan. Selama ini, kata Badri, YL tinggal bersama dua anaknya yang masih kecil. Sementara suaminya, DW, bekerja di Ponorogo sebagai kuli bangunan yang hanya pulang beberapa bulan sekali. Adapun JK diketahui sudah berkeluarga dan memiliki satu orang anak. "JK bukan warga kami. Dia tinggal di desa sebelah, Mangunrejo. Tadi istrinya juga ikut saat penggerebekan," tambah Badri. Dari sidang yang dilakukan perangkat desa, keduanya dianggap melanggar norma kesusilaan dan mengganggu ketenteraman warga. Ganjaran pun dijatuhkan berupa denda sebesar Rp 10 juta yang akan digunakan untuk keperluan desa. Editor : Inggried Dwi Wedhaswary |
Sejak 1973, Proyek Enam Dam Belum Terealisasi Posted: 08 Sep 2012 04:46 AM PDT Sejak 1973, Proyek Enam Dam Belum Terealisasi Penulis : Alb. Hendriyo Widi Ismanto | Sabtu, 8 September 2012 | 11:46 WIB KUDUS, KOMPAS.com - Rencana pembangunan enam dam di Kabupaten Blora dan Grobogan, Jawa Tengah, belum terealisasi juga sejak 1973. Padahal keenam dam itu berfungsi untuk mengatasi banjir dan kekeringan. Berdasarkan Peta Sungai dan Rencana Waduk Jratun Seluna Basin Development Plan 1973, keenam dam itu berada di daerah aliran Sungai Lusi dan anak-anak sungainya. Keenam dam itu adalah dam Banjarejo, Kedungwaru, Tirto, Sapen, Ngemplak, dan Bandungharjo. Koordinator Banjir dan Kekeringan Balai Pengelola Sumber Daya Air Serang-Lusi-Juwana Hadi Paryanto, Sabtu (8/9/2012), mengatakan, keenam dam atau waduk itu kalau dibangun bisa menangkap air Sungai Lusi yang kerap menyebabkan banjir di kawasan hilir. Debit air Sungai Lusi itu sebesar 965 meter kubik per detik. "Selama ini debit air itu mengalir tanpa ada penangkapnya, sehingga kerap menyebabkan banjir di Grobogan, Kudus, Demak, Jepara, dan Pati," kata Hadi. Hadi menambahkan, keenam dam itu belum dibangun karena masalah dana. Selama ini, pemerintah pusat belum mengganggarkan dana penelitian lokasi dan pembangunan. |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Regional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan