Sindikasi news.okezone.com |
Anas: Kader Demokrat Jangan Jadi "Ayam Sayur" Posted: 06 Jul 2012 12:43 AM PDT BULELENG - Di tengah goyangan kasus korupsi Hambalang hingga desakan mundur, Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum tetap tegar. Anas mengingatkan para kader partai berlambang bintang mercy itu untuk tidak jadi penakut. "Kepemimpinan politik butuh apa yang disebut jam terbang. Kalau jam bisa dibeli di toko, tetapi jam terbang tidak bisa dibeli di supermarket," tegas Anas, saat mengisi Pelatihan Kepemimpinan dan Kepemiluan I dan II kader PD se-Bali, di Hotel Berdikari, Buleleng, Jumat (6/7/2012). Untuk bisa punya jam terbang tinggi, lanjut dia, kader harus menghilangkan rasa takut. "Kita tidak boleh was-was, maju-mundur, keringat dingin. Kalau saraf kita takut, harus dimatikan. Jam terbang menjadi penting, kita harus belajar seperti melalui jalan berkelok di kanan-kiri jurang dan berduri," paparnya. Ke depan, kata dia, tantangan, rongrongan, rumor, serangan, bagi para kader Partai Demokrat akan lebih berat lagi. "Jangan pernah takut! Kalau takut, pulang tidur di rumah saja. Sebab, kita punya keyakinan partai kita yang menentukan," katanya yakin. Kader Demokrat, sambung Anas, juga harus menjadi ayam petarung atau ayam betet. "Jangan sampai ada kader demokrat jadi 'ayam sayur', sebaliknya menjadi 'ayam petarung'," tegasnya. (ton) |
Bupati Buol Ditangkap Tanpa Perlawanan Posted: 05 Jul 2012 11:54 PM PDT JAKARTA - Bupati Buol, Sulawesi Tengah, Amran Batalipu, menyerah pasrah ketika penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap paksa dirinya. Amran diciduk karena diduga menerima suap untuk menerbitkan surat Hak Guna Usaha Perkebunan Kelapa Sawit di Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah. Menurut juru bicara KPK, Johan Budi, proses penangkapan terhadap Amran berlangsung singkat dan tanpa ada perlawanan. "Saya mendapat informasi tak ada perlawanan. Prosesnya cukup singkat. Yang bersangkutan dikasih surat di rumahnya dan dia mau dibawa ke Jakarta," kata Johan di kantornya, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Jumat (7/6/2012). Amran Batalipu ditangkap penyidik KPK, Jumat dini hari, pukul 03.30 Wita di rumah pribadinya. Johan mengatakan penangkapan dilakukan menyusul mangkirnya Amran dari pemeriksaan perdana sebagai tersangka, kemarin. "Karena kita dengar disana ada rumor bahwa itu (surat panggilan) palsu sehingga dia tidak mau hadir," kata Johan seraya menambahkan surat panggilan pemeriksaan pertama sudah dikirim, Senin lalu. Dugaan suap Bupati Buol terjadi setelah KPK berhasil menangkap tangan Manajer PT Hardaya, Anshori, di Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah, 26 Juni 2012. Anshori ditangkap saat akan menyuap Bupati Buol, Amran Amran Batalipu. Namun, Amran berhasil lolos dari penggerebakan karena dilindungi ratusan pendukungnya dengan cara menghalang-halangi tim penyidik. Dalam kasus Bupati Buol, KPK juga telah menangkap Gondo Sujono, Sukirno, dan Dedi Kurniawan. Mereka ditangkap di Bandara Soekarno-Hatta, sehari setelah operasi tangkap tangan di Buol. Belum ada angka pasti berapa jumlah suap, namun, KPK memastikan uang tersebut berjumlah milyaran. Belakangan, sejumlah nama ikut terseret. Bos PT Hardaya Inti Plantations, Siti Hartati Tjakra Murdaya, Bupati Buol, Amran Batalipu, Benhard, Seri Sirithord, dan Arim dicegah KPK. Tiga nama terkahir merupakan karyawan PT Hardaya Inti Plantations. Dua hari setelah Hartati dicekal, KPK mengeluarkan lagi surat cegah terhadap tiga anak buah Hartati. Mereka adalah Direktur PT Hardaya Inti Plantations, Totok Lestiyo, Staf PT Hardaya Inti Plantations, Soekirno, dan karyawan PT Tjakra Cipta Murdaya, Kirana Wijaya. |
You are subscribed to email updates from Sindikasi news.okezone.com To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan