KOMPAS.com - Regional |
Industri Batu Bata dan Beton dari Sisa Asamasam Posted: 24 Jul 2012 07:56 AM PDT Bahan Bangunan Industri Batu Bata dan Beton dari Sisa Asamasam Penulis : Defri Werdiono | Selasa, 24 Juli 2012 | 14:56 WIB BANJARMASIN, KOMPAS.com- Proses pembuatan batu bata beton ringan dengan memanfaatkan abu batubara sisa produksi (fly ash dan bottom ash) Pembangkit Listrik Tenaga Uap Asamasam, di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, makin mendekati realisasi. Baru-baru ini telah ditandatangani kerangka acuan analisa mengendai dampak lingkungan perusahaan tersebut. "Untuk memulai produksi tinggal menunggu amdal (analisa mengenai dampak lingkungan) selesai," ujar Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah Kalsel, Ikhlas, Selasa (24/7/2012), di Banjarmasin. Menurut Ikhlas, tidak perlu waktu lama untuk menyelesaikan semua prosedur lingkungan, asalkan pihak perusahaan lebih aktif mengurus. Adalah PT Sircon Inti Persada, salah satu perusahaan asal Jawa Timur yang siap mencetak batu bata dari sisa-sisa proses pembakaran tersebut. Selama ini pemanfaatan abu sisa itu masih sangat minim, kurang dari satu persen. Sementara dari hari ke hari penambahan volume abu terus terjadi. Dalam sehari terdapat penambahan sebesar 160 ton sehingga jumlah total saat ini mencapai 146.000 ton lebih. Jumlah tersebut hanya berasal dari Pembangkit Unit I dan II, belum termasuk Unit III dan IV nantinya. Editor : Marcus Suprihadi |
Ditelepon Anak Gadungan, Rp100 Juta Melayang Posted: 24 Jul 2012 07:42 AM PDT Ditelepon Anak 'Gadungan', Rp100 Juta Melayang Penulis : Kontributor Semarang, Puji Utami | Selasa, 24 Juli 2012 | 14:42 WIB SEMARANG, KOMPAS.com - Penipuan melalui telepon yang mengatasnamakan anak laki-laki kembali terjadi di Semarang. Kali ini korbannya adalah Kartinah (67) warga Ngaliyan, Semarang. Kartinah harus rela kehilangan uang Rp100 juta akibat ditelepon seseorang yang mengaku sebagai anak laki-lakinya. Kejadian terjadi pada Senin (23/7/2012) siang. Kartinah mengatakan ketika itu si penelepon memberikan kabar mengalami kecelakaan dan menabrak dua mahasiswa di wilayah Kalibanteng, Semarang. Pelaku meminta uang Rp100 juta untuk menyelesaikan masalah itu di kepolisian. "Saya panik mendengar kabar itu, dan akhirnya setuju untuk memberikan Rp100 juta pada orang yang mengaku anak saya," ujarnya saat melapor di Mapolrestabes Semarang, Selasa (24/7/2012). Istri pensiunan pegawai negeri ini kemudian memberikan uang yang diambil dari tabungannya di tempat yang telah dikatakan penelepon yakni di wilayah Krapyak. Kartinah kemudian bertemu dengan seorang lelaki menggunakan sepeda motor warna merah yang mengaku sebagai teman anaknya. "Penelepon itu bilang uang akan diambil temannya karena dia masih mengurus di kepolisian," tambahnya yang mengaku tidak curiga dan langsung memberikan uang itu. Kartinah kemudian kembali ke rumah. Setibanya di rumah anak lelakinya datang. Betapa kaget ketika anak lelakinya mengaku tidak menelepon bahkan tidak menabrak orang. Sadar menjadi korban penipuan, ia kemudian melapor ke Mapolrestabes Semarang. Kasus tersebut saat ini masih dalam penyidikan Sat Reskrim Polrestabes Semarang. Modus serupa juga pernah dialami Theresia Sumarti (65) warga Jalan Jatingaleh, Banyumanik Semarang pada 14 Mei lalu. Editor : Glori K. Wadrianto |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Regional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan