ANTARA - Peristiwa |
BMKG: gelombang Selat Bangka 1,5 meter Posted: 24 Jul 2012 07:19 AM PDT Pangkalpinang (ANTARA News) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, memprakirakan tinggi gelombang Selat Bangka mencapai 1,5 meter. "Prakiraan ini berlaku selama 24 jam mulai Rabu (25/7) pukul07.00 WIB," kata Koordinator Unit Analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kota Pangkalpinang, Slamet Supriyadi, di Pangkalpinang, Selasa. Ia memprediksi tinggi gelombang di perairan Selat Bangka mencapai ketinggian maksimum dengan arah kecepatan angin dari timur hingga selatan mencapai 10 kilometer per jam hingga 30 km/jam. Tinggi gelombang di perairan Selat Bangka bagian selatan rata-rata 0,75--2,0 meter, arah dan kecepatan angin dari timur hingga selatan berkisar 10--33 km/jam dan tinggi gelombang Selat Karimata rata-rata berkisar 1,5--2,5 meter, arah dan kecepatan angin dari timur hingga selatan berkisar 10--40 km/jam. "Kemudian prakiraan tinggi gelombang di perairan Selat Gelasa mencapai ketinggian maksimum berkisar 0,75--2,0 meter dengan arah kecepatan angin dari timur hingga selatan berkisar 10--33 km/jam," ujarnya. Ia memprakirakan tinggi gelombang di perairan Selat Bangka bagian utara mencapai tinggi maksimum 0,75--2,0 meter dengan arah angin dari timur hingga selatan dengan kecepatan berkisar 10--30 km/jam. Sementara itu, prakiraan tinggi gelombang perairan Membalong, Kabupaten Belitung, berkisar 2,19 meter, tinggi pasang air laut maksimum di perairan Muntok, Kabupaten Bangka Barat, berkisar 1,73 meter, perairan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan 1,75 meter, dan perairan Kelapa Kampit, Kabupaten Belitung Timur, berkisar 1,66 meter. Tinggi pasang air laut di perairan Belinyu, Kabupaten Bangka, berkisar 1,68 meter, tinggi pasang air laut Sungailiat, Kabupaten Bangka, mencapai 2,42 meter dan perairan Tanjung Pandan, Kabupaten Belitung, berkisar 1,51 meter. (KR-WRA/D007) |
KOMITs dan FKPM NTT kembali datangi KPK Posted: 24 Jul 2012 07:13 AM PDT Jakarta (ANTARA News) - Dua organisasi masyarakat, Koalisi Masyarakat untuk Indonesia Transparans (KOMITs) dan Forum Komunikasi Pemuda dan Mahasiswa NTT (FKPM NTT), kembali mendatangi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta, Selasa, mempertanyakan tindak lanjut laporan mereka terkait dugaan penyelewenangan dana bantuan sosial di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Berbeda dengan kedatangan mereka pertama ke KPK yang membawa massa, kali ini kedua organisasi itu hanya diwakili empat orang. Selain mempertanyakan tindak lanjut laporan mereka sebelumnya, mereka juga menyerahkan berkas laporan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang berisi dugaan penyelewengan dana bansos di Provinsi NTT. Juru bicara KOMITs Tommy DJ menegaskan langkah yang diambil pihaknya bersama FKPM NTT adalah untuk memperkuat laporan sebelumnya sehingga KPK berani menindaklanjuti laporan tersebut ke tahap penyidikan. "Bagi kami, temuan BPK yang menyatakan ada indikasi penyelewengan dana bansos di NTT sudah kuat. Ini harus segera ditindaklanjuti oleh KPK. Karena jika tidak, akan menjadi preseden buruk di kemudian hari. Jangan sampai seorang kepala daerah bisa seenaknya menyelewengkan dana bansos," kata Tommy. Petugas KPK Sugeng Basuki yang menerima berkas laporan itu dengan nomor surat 2012-07-000428 mengatakan, laporan tersebut akan ditindaklanjuti sesuai prosedur yang berlaku di KPK. "Laporan terkait dugaan penyelewengan dana bansos NTT ini kami terima. Selanjutnya akan kami pelajari hingga tahap berikutnya. Jika ditemukan bukti-bukti penguat, KPK akan segera menindaklanjuti dengan melakukan penyidikan atas temuan-temuan yang menguatkan," katanya. Seperti diberitakan sebelumnya, laporan dugaan penyelewengan dana bansos di Provinsi NTT senilai Rp15,5 miliar disinyalir melibatkan Gubernur NTT Frans Lebu Raya. Hasil pemeriksaan BPK Perwakilan NTT Tahun Anggaran 2010 menunjukan amburadulnya pengelolaan keuangan negara di bawah kepemimpinan Gubernur Frans Lebu Raya. Di antaranya, untuk menyewa pesawat ke Kabupaten Flores Timur Rp27,9 juta, sewa pesawat ke Rote Ndao dan Sumba Timur Rp46 juta, dan sewa helikopter Rp14 juta ke Timor Tengah Utara. Selain itu, dana bansos NTT ditengarai juga dimanfaatkan untuk perjalanan dinas ke Jerman Rp166,4 juta dan China Rp27,2 juta. Ada juga transaksi keuangan tidak sesuai peruntukan Rp607,3 juta. Bahkan, ditemukan ada penyaluran Rp13,3 miliar yang belum dipertanggungjawabkan serta penggelontoran Rp6,5 miliar yang tidak disertai dokumen memadai. "Sehingga, total kerugian negara dari dana bansos NTT tahun anggaran 2010 sebesar Rp15,511 miliar," kata Tommy. (S024) |
You are subscribed to email updates from ANTARA News - Nasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan