KOMPAS.com - Nasional |
Empat Hal Soal Kepemimpinan Versi Wiranto Posted: 17 Jul 2012 12:57 PM PDT Empat Hal Soal Kepemimpinan Versi Wiranto Penulis : Galih Prasetyo | Rabu, 18 Juli 2012 | 02:47 WIB JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Wiranto merumuskan apa itu pemimpin menurutnya. Setidaknya ada empat hal yang terpenting yang harus dimiliki seorang pemimpin. Pertama, seorang pemimpin harus memiliki kesadaran bahwa kepemimpinan adalah mandat dari rakyat. "Pemimpin itu tidak hadir dari "durian runtuh". Ia mendapatkan mandat dari rakyat," kata Wiranto, di Jakarta, Selasa (17/7/2012) malam. Kedua, menurut Wiranto pemimpin itu mesti mengetahui masalah. Karena itu dibutuhkan pengalaman dan ilmu pengetahuan. Ia kerap menyaksikan bahwa banyak pemimpin yang terpilih hanya karena kesempatan. Padahal, orang itu tidak cukup memiliki kapasitas untuk menjadi seorang pemimpin. Ketiga, dia (pemimpin) harus mau dan mampu membuat keputusan. Tahu masalah, tahu solusi. Wiranto menyadari untuk membuat keputusan tidaklah mudah. Tetapi ia percaya pemimpin jauh lebih baik ambil keputusan, meski keputusan itu dinilai buruk ketimbang tidak sama sekali. Keempat, pemimpin harus menjamin dan memposisikan dirinya untuk kepentingan rakyat. "Saya kira, dengan empat model tersebut, negeri ini akan selamat," tutur Wiranto, yang kemungkinan akan mencalonkan diri kembali sebagai R1, di Pilpres 2014, mendatang. |
Wa Ode Baru Kembalikan Uang Fahd Rp 5 Miliar Posted: 17 Jul 2012 12:42 PM PDT JAKARTA, KOMPAS.com - Terdakwa Wa Ode Nurhayati belum mengembalikan semua uang yang diberikan pengusaha Fahd El Fouz atau Fahd A Rafiq kepadanya. Wa Ode baru mengembalikan Rp 5 miliar dari Rp 6 miliar yang diduga diterimanya dari Fahd terkait pengalokasian Dana Penyesuaian Infrastruktur Daerah (DPID). Hal ini terungkap melalui keterangan Fahd yang menjadi saksi untuk terdakwa Wa Ode dalam persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Selasa (17/7/2012). Adapun Wa Ode didakwa menerima suap senilai Rp 6,5 miliar dari tiga pengusaha, yakni Fahd, Paulus dan Abram Noach Mambu terkait alokasi DPID. "Sisanya Rp 1 miliar," kata Fahd. Namun, menurut Fahd, pengembalian uang Rp 5 miliar oleh Wa Ode tersebut tidak disertai tanda bukti. "Gak pake bukti, langsung ditransfer," katanya. Fahd menuturkan, dirinya meminta kembali uang Rp 6 miliar yang diberikannya ke Wa Ode lantaran alokasi dana DPID untuk tiga kabupaten di Aceh seperti yang dijanjikan, tidak juga gol. Padahal, Fahd sudah memberikan uang Rp 6 miliar sesuai dengan kesepakatan 5-6 persen dari nilai DPID yang dialokasikan Rp 40 miliar untuk masing-masung kabupaten. Uang commitment fee tersebut diberikan Fahd melalui Haris Surahman yang diteruskan ke staf pribadi Wa Ode, Sefa Yolanda. "Diberikan secara bertahap di Bank Mandiri Cabang DPR, tarik tunai, setor tunai," ungkap Fahd. Menurut Fahd, dirinya sudah bolak balik menagih ke Wa Ode agar uangnya dikembalikan selama anggaran DPID yang dijanjikan belum masuk ke kas tiga kabupaten di Aceh, yakni Bener Meriah, Aceh Besar, dan Pidie Jaya. Sebelumnya Fahd menyampaikan ke bupati tiga kabupaten tersebut bahwa dirinya bisa membantu agar tiga kabupaten itu menjadi penerima DPID. Sebagai syarat, Fahd meminta para bupati menyiapkan commitment fee 6 persen yang akan diberikan ke DPR sebesar 5 persen, untuk Fahd 0,5 persen, dan untuk Haris Surahman yang mengenalkannya ke Wa Ode sebesar 0,5 persen. Fahd menuturkan, dirinya membayarkan commitment fee para bupati tersebut dengan uang pribadinya terlebih dahulu yang nantinya akan diganti oleh para bupati setelah proyek DPID gol. Untuk mendapatkan uang talangan itu, Fahd mengaku meminjam ke sejumlah pihak. |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Nasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan