ANTARA - Hiburan |
Candi di Pati diperkirakan peninggalan mataram kuno Posted: 17 Jul 2012 07:50 AM PDT Pati (ANTARA News) - Dua bangunan kaki candi di Desa Kayen, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, diperkirakan merupakan peninggalan Kerajaan Mataram Kuno, kata Ketua tim peneliti dari Balai Arkeologi Yogyakarta Rita Istari. "Berdasarkan ukuran batu batanya, kedua bangunan yang merupakan kaki candi tersebut diperkirakan dibangun pada abad 7 atau abad 9," ujarnya di Pati, Selasa. Selain itu, lanjut dia, usia bangunan tersebut diperkirakan lebih tua dari bangunan Candi Borobudur dan tergolong sebagai temuan baru. Candi dengan struktur bata, katanya, banyak dijumpai di wilayah Jatim, sedangkan untuk wilayah Jateng merupakan temuan langka dan dinilai luar biasa. Untuk memastikan usia bangunan tersebut, katanya, harus ditemukan terlebih dahulu prasasti yang menunjukkan tahun, maupun huruf-huruf pada dua bangunan kuno tersebut. Hasil ekskavasi pada dua bangunan kuno tersebut, katanya, memang menunjukkan kaki bangunan candi. Sebetulnya, lanjut dia, sebuah bangunan candi terdiri dari tiga bagian, yakni pondasi bangunan paling bawah, kaki candi, tubuh dan atap candi. Tubuh dan atap candi di Desa Kayen tersebut, katanya, sudah hilang. "Akan tetapi, temuan ini cukup luar biasa karena bisa ditemukan di daerah pedesaan," ujarnya. Dengan temuan tersebut, di Kabupaten Pati memiliki potensi adaa bangunan candi Mataram Kuno maupun Mataram Hindu. Terkait dengan hilangnya tubuh dan atap bangunan candi, diperkirakan karena faktor usia bangunan yang sudah tua serta pengetahuan masyarakat setempat yang sangat minim terkait bangunan bersejarah tersebut, sehingga banyak masyarakat yang memanfaatkan temuan benda-benda kuno tersebut. Seharusnya, kata dia, Dinas Pariwisata Kabupaten Pati memberikan sosialisasi kepada masyarakat terkait pentingnya serpihan benda-benda kuno untuk diteliti sebagai penguatan dalam penelitian. |
"Memeluk Mimpi, Mendayung Harapan" dorong inspirasi Posted: 17 Jul 2012 05:52 AM PDT Jakarta (ANTARA News) - Hidup tidak akan berhenti memproduksi persoalan. Itulah fakta yang harus diresapi sebelum kita berpikir tentang kebahagiaan. Tak ada bahagia yang berdiri di atas kondisi serba sempurna. Yang ada, bahagia yang bisa dibangun dari rasa syukur atas kondisi-kondisi yang ada, yaitu susah dan senang. Sejatinya, inilah yang telah Meuthia Rizki (42) pelajari dalam rangkaian hidupnya, dan menjadi sebuah catatan manis dalam bukunya "Memeluk Mimpi Mendayung Harapan". Dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa, Meuthia mengatakan pengalaman pahit di masa kecilnya menunjukkan bahwa bahagia harus diciptakan dan diniatkan, dengan cara mengenyahkan perasaan-perasaan buruk dan mengundang sebanyak mungkin pemikiran baik. "Hidup meminta kami untuk belajar mengapresiasi atas apa yang kami jalani," kata Meuthi Rizki di acara peluncuran bukunya itu di Jakarta, 16 Juli 2012.. Menurut penulis buku tersebut Alberthiene Endah, bahwa saat ini buku-buku penggugah inspirasi dan motivasi untuk menggapai kehidupan lebih baik semakin dirindukan pembaca. "Genre ini kini telah menyamai, bahkan banyak yang melampaui popularitas buku-buku fiksi. Namun, bukan berarti buku ini terbit untuk menggurui. Bahasanya bukan bahasa motivator yang penuh nasihat. Ini kisah pengalaman," katanya. Alberthiene mengatakan, "Dari sini kami bisa memetik pelajaran dari perjalanan berharga seorrang Meuthia Rizki dalam mengarungi masa-masa hidupnya yang didera ujian bertubi-tubi. Meuthia percaya, selalu ada jalan keluar. Selalu ada peluang. Selalu ada kesempatan baru yang bisa mengemudikan hidup ke alam yang lebih indah. Meuthia tahu cara untuk bangkit meski sempat terhempas. Karena dia punya mimpi dan kini dia telah memeluk erat mimpi itu," ujarnya. Alberthiene berharap, "Memeluk Mimpi, Mendayung Harapan" dapat menjadi buku inspiratif, yang berbasis kisah nyata Meuthia Rizki. Alberthiene Endah merangkum kisah dan perjuangan Meuthia melawan perasaan kecil, terpuruk, dan tersudut akibat berbagai kekurangan dan ketidakberuntungan dalam hidupnya. Selain memiliki masa kecil yang suram, Meuthia juga pernah menderita gagap, dan mengalami peristiwa-peristiwa pahit. Tapi tekadnya yang besar untuk memperbaiki hidupnya membuatnya terus mencari peluang menuju kehidupan yang bercahaya. Meuthia Rizki kini memegang peringkat 4 besar nasional sebagai top leader Oriflame. Ia telah menginspirasi dan berkontribusi memperbaiki hidup ribuan perempuan Indonesia. Buku "Memeluk Mimpi. Mendayung Harapan" merupakan buku ke-26 karya Alberthiene Endah melalui penerbit TransMedia Pustaka setebal 280 halaman. Sebelumnya, karya-karya yang cukup fenomenal dari Alberthiene adalah biografi Chrisye, Ani Bambang Yudhoyono, Krisdayanti, dan buku Mimpi Sejuta Dolar. |
You are subscribed to email updates from ANTARA News - Hiburan To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan