KOMPAS.com - Nasional |
Menag Berharap BPIH Ditetapkan Akhir Juni Ini Posted: 26 Jun 2012 09:43 AM PDT JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Agama, Suryadharma Ali, berharap agar biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) segera ditetapkan pada akhir Juni ini oleh DPR. "Harapannya ditetapkan pada akhir bulan Juni ini, sehingga awal Juli kami bisa mengurus hal yang lain," kata Suryadharma, usai melantik sejumlah pejabat eselon 1 dan 2 di Kementerian Agama, Jakarta, Selasa (26/6/2012). ini Menurut Suryadharma, Kementerian Agama telah mengajukan usulan pembahasan BPIH sejak Januari 2012, namun sampai akhir Juni 2012 DPR belum juga mengesahkan besaran BPIH. Menteri Agama beberapa waktu lalu juga telah memberi sinyal tentang kenaikan BPIH tahun 2012, meskipun belum merinci besaran kenaikan pastinya. "Tanda-tanda naiknya besar, belum tahu berapa. Tanda-tandanya naik," katanya. Ia memperkirakan, kenaikan BPIH 2012 dibandingkan 2011 disebabkan oleh kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang saat ini berada pada kisaran Rp 9.400-Rp 9.500. Pada tahun 2011 lalu, biaya haji ditetapkan sebesar Rp 30.771.900 atau turun Rp 308.700 dari biaya tahun sebelumnya, yang berada di kisaran Rp 31.080.000. Meskipun diperkirakan naik, Suryadharma memastikan Kementerian Agama tetap berupaya agar dana manfaat setoran awal jemaah senilai Rp 7.306.062 per orang, akan dikembalikan agar dapat meringankan jemaah. "Dalam satu tahun dua tahun ini, sudah masuk lebih dari Rp 35 triliun. Kami akan pikirkan bagaimana mengelolanya dengan baik, sehingga mendatangkan manfaat bagi jemaah sendiri," katanya. Hingga Maret 2012 tercatat ada 1,7 juta calon jamaah haji Indonesia yang telah mendaftarkan diri. Berdasarkan kuota yang diberikan pemerintah Arab Saudi, pada 2011 lalu jumlah jemaah yang berangkat haji adalah 211.000 orang. Rinciannya, 194.000 untuk jamaah haji biasa, dan 17.000 jemaah haji khusus. Pemerintah Indonesia sendiri telah mengajukan penambahan kuota 30.000 jemaah haji, untuk pemberangkatan haji tahun 2012. Sumber: Antara |
Pemerintah Lamban Perbaiki Keselamatan Transportasi Posted: 26 Jun 2012 09:28 AM PDT JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Fraksi PKS, Yudi Widiana Adia, menilai, pemerintah dan pemerintah daerah (pemda) lamban memperbaiki pelayanan, keselamatan dan keamanan transportasi. Hal itu terbukti dengan peningkatan jumlah kecelakaan, khususnya disektor transportasi laut. "Seharusnya pemerintah dan pemda memiliki sensitifitas terhadap permasalahan pelayanan, keselamatan, dan keamanan pelayaran. Selama ini yang terjadi, seolah pemerintah melakukan pembiaran," kata Yudi, politisi PKS asal Sukabumi ini di Jakarta, Selasa (26/6/2012). "Pemerintah dan pemda tidak pernah menarik hikmah dan melakukan pembenahan yang progresif, dari rentetan musibah kecelakaan kapal laut yang terjadi akhir-akhir ini," tambahnya. Yudi, yang juga menjadi anggota Komisi V DPR, merasa prihatin dan menyesalkan terjadinya musibah kecelakaan kapal laut beruntun yang terjadi dalam dua pekan terakhir. Pemda diminta tidak lagi mengabaikan keselamatan, dan harus memiliki sensitifitas dalam mengurus persoalan keselamatan khususnya transportasi laut. Yudi mencatat, dalam dua pekan terakhir sedikitnya terjadi lima kali kecelakaan kapal, mulai kecelakaan KM Putri Ayu di perairan laut Alang Maluku, Sabtu, (16/6/2012) lalu yang menyebabkan belasan orang meninggal. Terakhir, tabrakan kapal dua kapal kargo, KM Anugrah Jasa dan KM Mutia Lajoni, di wilayah Tiworo Kepulauan (Tikep), Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara pada Minggu (24/6/2012) 2012 lalu. Kecelakaan transportasi laut ini bukan yang pertama terjadi. Sebagai catatan, selama 2009, sektor transportasi Indonesia menyisakan kenangan pahit. Sedikitnya 313 orang hilang dalam musibah tenggelamnya KM Teratai Prima di Perairan Majene, Sulawesi Barat, pada 10 Januari 2009. Menjelang akhir tahun 2009, kejadian memilukan, khususnya di moda angkutan laut, masih terjadi dengan persoalan dan latar belakang yang nyaris sama, dugaan kelebihan muatan dan faktor abai terhadap peringatan cuaca. Tragedi KM Dumai Ekspres 10 di perairan Hiu Kecil Tanjung Sekoci Kepulauan Riau pada 22 Nopember 2009, menegaskan premis itu. Pada peristiwa itu, sedikitnya 30 orang dari 258 penumpang dilaporkan tewas, dan ratusan lainnya bisa diselamatkan oleh tim SAR. Pada tahun 2010, jumlah kecelakaan di laut mencapai 128 kejadian, meningkat lima persen dari tahun 2009 sebanyak 124 persen. Rinciannya,41 kapal tenggelam, 15 kapal terbakar, 21 kapal tabrakan. Paling banyak terjadi di Laut Jawa dengan jumlah 48 kecelakaan, Selat Malaka 18 kecelakaan, Selat Makassar sebanyak 13 kecelakaan, Laut Banda 9 kecelakaan. Dari 128 kecelakaan yang diinvestigasi KNKT sebanyak enam kecelakaan, dengan rincian satu kapal tenggelam, satu kapal terbakar, satu kapal meledak, dan tiga tabrakan. |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Nasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan