Isnin, 16 April 2012

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


Ponsel Tertinggal Dikira Bom, Delta Airlines Mendarat Darurat

Posted: 17 Apr 2012 03:39 AM PDT

Insiden Udara

Ponsel Tertinggal Dikira Bom, Delta Airlines Mendarat Darurat

Dahono Fitrianto | Robert Adhi Ksp | Selasa, 17 April 2012 | 10:39 WIB

DUBLIN, KOMPAS.com — Sebuah pesawat Boeing 767-300 milik maskapai penerbangan AS, Delta Air Lines, memutuskan mendarat darurat di Dublin, Irlandia, Senin (16/4/2012), setelah menemukan telepon seluler ditinggal dalam keadaan tertancap di stop kontak di salah satu toilet pesawat itu. Para awak pesawat khawatir ponsel itu adalah bom.

Pesawat tersebut dalam penerbangan dari Istanbul, Turki, menuju Bandara John F Kennedy di New York, AS, saat pilot meminta izin mendarat darurat di Bandara Dublin. Menurut juru bicara Otoritas Penerbangan Irlandia, Lilian Cassin, pesawat mendarat tanpa insiden kemudian dibawa ke ujung terisolasi dari landasan pacu bandara tersebut.

Kepolisian nasional Irlandia, Garda Siochana, langsung mengerahkan personelnya ke dalam pesawat dan memeriksa penumpang untuk mengetahui siapa pemilik ponsel tersebut. Belakangan terungkap, seorang penumpang memutuskan mengisi ulang baterai ponselnya di stop kontak yang disediakan untuk alat cukur listrik di toilet.

Saat ada penumpang lain masuk ke toilet tersebut, ia curiga ponsel yang tertinggal itu adalah bom.

Polisi tidak menahan siapa pun dalam insiden itu dan pihak bandara menyatakan tak ada penerbangan lain yang terpengaruh pendaratan darurat pesawat Delta ini. Pesawat yang membawa 208 penumpang dan 11 awak itu kemudian mengisi ulang bahan bakar dan melanjutkan perjalanan ke New York.

Ini adalah insiden pendaratan darurat kedua pesawat penumpang pada hari Senin. Sebelumnya, sebuah Airbus A330-300 milik maskapai Virgin Atlantic juga mendarat darurat di Bandara Gatwick, London, setelah ada asap di dalam kabin pesawat. Sebanyak 15 orang luka-luka saat turun dari pesawat menggunakan perosotan darurat.

Isu Papua Merdeka Jadi Isu Pemilu Papua Nugini

Posted: 17 Apr 2012 03:33 AM PDT

PORT MORESBY, KOMPAS.com - Papua Nugini dijadwalkan menggelar pemilihan umum pada 23 Juni mendatang. Pemilu ini diharapkan bisa mengakhiri krisis politik yang berlangsung akhir 2011. Menariknya, salah satu kandidat perdana menteri mengangkat gerakan separatis di Papua di Indonesia sebagai isu kampanyenya.

Kandidat yang dimaksud adalah Powes Parkop, yang merupakan Gubernur Daerah Khusus Ibukota (DKI) Port Moresby. Parkop sering mengusung isu dalam kampanyenya. Dia bahkan aktif menghadiri berbagai pertemuan internasional soal kemerdekaan Papua Barat.

Dalam tulisannya di Kompasiana, Hamid Ramli, seorang aktivis lingkungan di Papua, melaporkan, dalam deklarasi tim sukses untuk mendukung langkahnya ke kursi PM (Prime Minister) PNG 2012, di Five Mile Park, Port Moresby, pada 15 Juli 2010, Parkop disambut ribuan pengungsi asal Papua yang mendandani anak-anak mereka untuk menyanyi dan menari sebagai bentuk dukungan kepada Powes.

Kompasianer Hamid Ramli menulis, Parkop berjanji mendukung perjuangan Free West Papua. Dalam kampanye untuk pemilihan Perdana Menteri di PNG tahun 2012 nanti, ia akan lebih berfokus pada masalah-masalah yang dihadapi bangsa Melanesia (termasuk di Papua Barat). Ia meminta kepada seluruh lapisan masyarakat untuk mendukung semua perjuangan OPM yang ada di kepulauan Pasifik.

Gerakan Parkop untuk mendukung kemerdekaan Papua Barat tidak berhenti sampai di situ. Dia selalu menghadiri berbagai forum terkait isu tersebut. Salah satunya pada Agustus 2011, Powes menghadiri konferensi Road to Freedom soal Papua Merdeka yang digelar Benny Wenda dkk di Oxford, Inggris.

Pada kesempatan itu, Parkop juga memberi sambutan, seperti dikutip situs web Radio New Zealand International. Dalam sambutannya, isu keamanan dan pelanggaran hak asasi manusia di Papua menjadi faktor penyebab ketidakstabilan wilayah di sekitarnya, termasuk PNG. Padahal, katanya, kawasan itu bisa menjadi damai dan makmur.

"Papua Parat merupakan hambatan bagi potensi (perdamaian dan kemakmuran). Dan bagi saya, sebagai pemimpin nasional di PNG, itulah yang ingin saya tegaskan pada Indonesia, bahwa Anda, dengan mencengkeram Papua Barat, berarti menghalangi dan menghentikan potensi bahwa kami juga bisa menjadi pusat sosial ekonomi dunia," kata Parkop seperti dikutip Radio New Zealand International pada 1 Agustus 2011.

Powes juga hadir di Canberra, Australia, pada 28 Pebruari 2012 dalam acara peluncuran International Parliamentarians for West Papua (IPWP) untuk mendukung gerekan separatis Papua.

 

Tiada ulasan:

Catat Ulasan