KOMPAS.com - Internasional |
Roket Gagal, Korut Siapkan Nuklir Posted: 14 Apr 2012 02:33 AM PDT PYONGYANG, JUMAT - Korea Utara diduga akan mempercepat uji coba bom nuklir ketiga untuk menutupi rasa malu atas kegagalan peluncuran roket pada Jumat (13/4). Uji nuklir itu diperlukan untuk menyelamatkan legitimasi pemimpin Korea Utara saat ini, Kim Jong Un. Hampir semua pengamat masalah Korea dan pihak Pemerintah Korea Selatan (Korsel) berpendapat, uji coba nuklir Korea Utara (Korut) akan segera dilakukan. "Kemungkinannya sangat tinggi bahwa akan ada peluncuran roket jarak jauh lagi atau uji nuklir atau provokasi militer untuk memperkuat solidaritas internal (Korut)," kata seorang pejabat tinggi Kementerian Pertahanan Korsel di hadapan parlemen. Marcus Noland, pakar Korut dari Peterson Institute for International Economics di Washington DC, menyatakan, uji coba nuklir ketiga Korut kini tak terelakkan lagi. "Sebelum peluncuran roket ini, uji nuklir ketiga Korut masih berupa kemungkinan. Kini, itu bisa dikatakan sudah pasti akan terjadi," tulis Noland di blognya. Toshimitsu Shigemura, pengamat Korut dari Universitas Waseda, Tokyo, mengatakan, sebagai pemimpin baru yang masih sangat muda dan kemampuannya diragukan, Jong Un butuh melakukan sesuatu untuk mencari legitimasi. "Untuk memperoleh legitimasi itu, dia butuh peluncuran satelit atau rudal yang sukses, tetapi ternyata gagal," ujar Shigemura. Meledak di udara Roket Korut sepanjang 30 meter yang diberi nama Unha-3 (Galaksi-3) diluncurkan secara diam-diam dari lokasi peluncuran di Cholsan, bagian barat laut Korut, Jumat, pukul 7 lewat 38 menit dan 55 detik. Namun, roket itu hanya terbang selama 2 menit dan 15 detik sebelum pecah di udara. "Kami yakin rudal itu pecah jadi dua, kemungkinan karena meledak," kata Kim Min Seok, Juru Bicara Kementerian Pertahanan Korsel. Roket pecah saat mencapai ketinggian 70,5 kilometer di atas Laut Kuning pada kecepatan 5,6 kali kecepatan suara. Dua potongan roket itu terus meluncur hingga ketinggian 151,4 kilometer sebelum pecah menjadi kepingan-kepingan kecil dan jatuh di perairan sebelah barat Korsel. Korut bersikeras menyebut roket itu diluncurkan untuk menempatkan satelit bertujuan sipil di orbit. Namun, pihak Komando Pertahanan Angkasa Amerika Utara (Norad) mengatakan, roket itu adalah rudal jarak jauh Taepodong 2. (Reuters/AP/AFP/CNN/DHF)
|
Sopir Kebut Bus dengan Polisi Bergelantung di Pembersih Kaca Posted: 13 Apr 2012 04:07 PM PDT Sopir Kebut Bus dengan Polisi Bergelantung di Pembersih Kaca Pieter P Gero | Robert Adhi Ksp | Jumat, 13 April 2012 | 23:07 WIB HANOI, KOMPAS.com — Polisi lalu lintas Vietnam, Letnan Dua Nguyen Manh Phan, masih bernasib baik. Phan dilaporkan bergelantung di pembersih kaca depan sebuah bus yang melaju dengan kecepatan 50 kilometer sejauh hampir satu kilometer di tengah lalu lintas padat di luar Hanoi, ibu kota Vietnam. Semuanya gara-gara sopir bus yang ditahan Phan menolak menunjukkan surat izin mengemudi (SIM) dan memilih tancap gas saat Phan berdiri di depan bus. Polisi Vietnam sebagaimana dikutip kantor berita AP, Jumat (13/4/2012), memberitakan, Phan yang sedang bertugas mengatur lalu lintas memerintah bus dengan 39 penumpang itu berhenti karena melanggar ketentuan tingkat kecepatan maksimal 50 kilometer per jam. Kejadian ini berlangsung pada Senin lalu di Distrik Ba Vi, sedikit di luar Hanoi. Phan lantas meminta sopir memperlihatkan SIM dan surat-surat lain. Sang sopir yang diketahui bernama Phung Hong Phuong menolak memperlihatkan surat-surat dan langsung tancap gas. Polisi Phan yang berada di depan bus tak bisa menghindar kecuali bergelantung pada pembersih kaca depan bus. Gambar pada YouTube memperlihatkan Phan berupaya mengangkat kaki saat bergelantung pada pembersih kaca depan bus. Bus terus melaju cepat sampai sejauh satu kilometer. Lalu lintas terlihat padat saat bus tadi melaju. Phan terlihat berteriak "Telepon polisi" kepada penumpang yang ada. Sopir bus Phung Hong Phuong akhirnya bersedia menghentikan bus setelah dikejar oleh polisi lain dan sejumlah penduduk. Begitu bus sudah berhenti, polisi Phan terlihat berdiri tenang, tetapi dengan tangan masih bergelantung di pembersih kaca bus. Entah apa yang ada dalam benaknya saat itu. Sopir bus Phuong langsung ditahan polisi dengan tuduhan melakukan aksi melawan pejabat publik. Dia kemungkinan akan dikenakan hukuman tiga tahun penjara. Phuong rupanya memang punya reputasi buruk sebagai sopir. Dia pernah menjalani hukuman empat tahun penjara karena terlibat dalam sebuah kecelakaan lalu lintas yang berat. Dia dibebaskan tahun 2010, tetapi kembali lagi dipenjara karena melawan petugas polisi. |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Internasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan