ANTARA - Mancanegara |
Serangan udara Yaman tewaskan tersangka Al Qaida Posted: 09 Mar 2012 09:29 PM PST Sanaa (ANTARA News/Reuters) - Serangan-serangan udara terhadap diduga posisi para pejuang yang berkaitan dengan Al Qaida di Yaman selatan menewaskan beberapa militan, kata seorang pejabat militer Yaman, Sabtu. Warga di Bayda, sekitar 130 kilometer (80 mil) tenggara ibu kota Sanaa mengatakan, pesawat-pesawat tempur Jumat malam menyerbu pinggiran barat kota, di mana gerilyawan Ansar al-Syariah, yang telah berjuang melawan pasukan militer sejak pertengahan 2011. "Api dan asap dapat terlihat membubung dari daerah tersebut," kata satu penduduk kepada Reuters melalui telepon. Seorang perwira militer mengatakan: "Serangan itu ditargetkan pada sebuah pertemuan unsur-unsur Al Qaida dan sejumlah dari mereka tewas." Dia tidak memberikan rincian lebih lanjut. Televisi Al Arabiya mengatakan, serangan Jumat itu diyakini telah dilakukan oleh pesawat Amerika Serikat, tetapi tidak ada segera konfirmasi tentang hal ini. Serangan-serangan udara terhadap sayap aktif regional Al Qaida telah ditingkatkan dalam beberapa tahun terakhir di Yaman, yang telah menjalin kerja sama erat keamanan dengan Amerika Serikat. Pada akhir Januari, sedikitnya 12 gerilyawan Al Qaida, termasuk empat pemimpin lokal, tewas dalam serangan di Yaman selatan, kata seorang kepala suku itu adalah serangan Amerika Serikat. Amerika telah berulang kali menggunakan pesawat tak berawak di Yaman untuk menyerang para pejuang Al Qaida di Semenanjung Arab, kata Direktur CIA David Petraeus tahun lalu sebagai "wilayah yang paling berbahaya dalam jihad global ". Amerika Serikat dan tetangga Yaman Arab Saudi menyatakan sangat khawatir terhadap perluasan Al Qaida di Yaman, di mana kelompok itu mengontrol tanah yang sangat luas di dekat rute pengiriman minyak melalui Laut Merah. Editor: Priyambodo RH COPYRIGHT © 2012 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com |
Posted: 09 Mar 2012 09:27 PM PST Berita Terkait "Kami belum mencapai keputusan tetap mengenai segala organisasi oposisi diakui sebagai perwakilan rakyat Suriah," kata Ahmad, Jumat waktu setempat (9/3). Dia menjelaskan bahwa suatu kesalahan jika menilai kerusuhan di Suriah sebagai perang saudara. "Otoritas di Suriah dan para oposisi baik yang bersenjata maupun tidak, masih memiliki kesempatan untuk duduk dalam meja perundingan guna mengambil keputusan penting atas nama Suriah dalam menyatukan masyarakatnya. Hal itu dilakukan untuk menghindari krisis tersebut berkembang menjadi konflik sekte atau perang saudara," kata Ahmad. Jika tidak, kata Ahmad, maka persatuan Suriah akan dalam bahaya. Suriah sedang mengalami unjuk rasa berkelanjutan tentang anti pemerintah yang telah berlangsung hampir selama satu tahun. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) lebih dari 7.500 orang tewas dalam kericuhan. Presiden Suriah Bashar Al Assad menyalahkan kekerasan tersebut kepada "geng teroris bersenjata" yang mendapat bantuan dari pemerintah Barat dan kerajaan pro-Barat di Teluk Persia seperti Arab Saudi dan Qatar. Kedua negara itu dinilai Assad telah mempersenjatai para pihak oposisi yang dianggap telah dilakukan oleh mereka. Editor: Priyambodo RH COPYRIGHT © 2012 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com |
You are subscribed to email updates from ANTARA News - Internasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan