ANTARA - Mancanegara |
Karzai tuduh NATO bunuh sejumlah anak Afghanistan Posted: 09 Feb 2012 12:03 PM PST Kabul (ANTARA News) - Presiden Afghanistan Hamid Karzai hari Kamis menuduh NATO membunuh sejumlah anak dalam serangan udara, sebuah kasus yang bisa menyulut ketegangan antara pemerintah Kabul dan negara-negara Barat pendukungnya karena meningkatnya jumlah kematian sipil. Pasukan koalisi pimpinan NATO di Afghanistan belum memberikan konfirmasi atas laporan itu namun mengatakan, mereka menyelidiki sebuah insiden di distrik Najrab di provinsi Kapisa, Afghanistan timur, lapor Reuters. Kematian warga sipil merupakan salah satu masalah terbesar dalam hubungan antara pemerintah Afghanistan dan NATO menjelang penarikan pasukan tempur asing dari negara itu pada 2014. "Presiden Hamid Karzai mengutuk keras serangan udara pasukan asing yang mengakibatkan kematian sejumlah anak," kata kantor presiden Afghanistan dalam sebuah pernyataan. Karzai telah mengirim seorang penasihat, Mohammad Zahir Safi, ke daerah itu untuk menyelidiki insiden tersebut, kata pernyataan itu. Mehrabuddin Safi, gubernur Kapisa, mengatakan, serangan udara koalisi pada Rabu larut malam menewaskan delapan anak di desa Giawa. Beberapa pejabat lain Afghanistan mengatakan, serangan itu diikuti dengan penyerbuan malam terhadap para tersangka gerilyawan. "Masalah itu masih diteliti oleh tim penilai gabungan yang akan menentukan fakta," kata seorang juru bicara Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO. Sebuah laporan PBB pekan lalu menyebutkan, jumlah warga sipil yang tewas dan cedera dalam perang Afghanistan meningkat untuk tahun kelima secara berturut-turut. Pada 2010 jumlah warga sipil yang tewas mencapai 2.790, sementara pada 2011 naik menjadi 3.021. Konflik meningkat di Afghanistan dengan jumlah kematian sipil dan militer mencapai tingkat tertinggi pada 2010 ketika kekerasan yang dikobarkan Taliban meluas dari wilayah tradisional di selatan dan timur ke daerah-daerah barat dan utara yang dulu stabil. Sebanyak 711 prajurit asing tewas dalam perang di Afghanistan sepanjang tahun itu, yang menjadikan 2010 sebagai tahun paling mematikan bagi pasukan asing, menurut hitungan AFP yang berdasarkan atas situs independen icasualties.org. Jumlah kematian sipil juga meningkat, dan Kementerian Dalam Negeri Afghanistan mengumumkan bahwa 2.043 warga sipil tewas pada 2010 akibat serangan Taliban dan operasi militer yang ditujukan pada gerilyawan. Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al-Qaida Osama bin Laden, yang dituduh bertanggung jawab atas serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001. Sekitar 130.000 personel Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO yang berasal dari puluhan negara berada di Afghanistan untuk membantu pemerintah kabul memerangi pemberontakan Taliban dan sekutunya. Sekitar 521 prajurit asing tewas sepanjang 2009, yang menjadikan tahun itu sebagai tahun mematikan bagi pasukan internasional sejak invasi pimpinan AS pada 2001 dan membuat dukungan publik Barat terhadap perang itu merosot. Gerilyawan Taliban sangat bergantung pada penggunaan bom pinggir jalan dan serangan bunuh diri untuk melawan pemerintah Afghanistan dan pasukan asing yang ditempatkan di negara tersebut. Bom rakitan yang dikenal sebagai IED (peledak improvisasi) engakibatkan 70-80 persen korban di pihak pasukan asing di Afghanistan, menurut militer. (M014) Editor: B Kunto Wibisono COPYRIGHT © 2012 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com |
Zawahiri umumkan penyatuan Al-Shabaab Somalia dengan Al-Qaida Posted: 09 Feb 2012 11:30 AM PST Berita Terkait "Saya mengumumkan berita utama bagus bagi negara Islam kita, yang akan... mengganggu pasukan salib, dan itu adalah penggabungan gerakan Al-Shabaab di Somalia dengan Al-Qaida," kata Zawahiri, lapor AFP. Pada bagian pertama dari rekaman video itu, pemimpin Al-Shabaab Ahmed Abdi Godane, yang juga dikenal sebagai Mukhtar Abu Zubair, mengatakan kepada Zawahiri, "Kami akan bersama anda sebagai pasukan setia." "Atas nama saudara-saudara muhajidin saya, pemimpin dan prajurit... saya berjanji taat," kata Zubair. "Bimbing kami ke jalan jihad dan kesyahidan, di langkah yang digariskan syuhada kita Osama bin Laden untuk kita," tambah Zubair, menunjuk pada mantan pemimpin Al-Qaida yang tewas tahun lalu dalam serangan rahasia AS terhadap tempat persembunyiannya di Pakistan. Kelompok Al-Shabaab menyatakan kesetiaan pada Osama dalam rekaman video yang dibagikan pada 2009. Al-Shabaab mengobarkan perang selama beberapa tahun ini dalam upaya menumbangkan pemerintah sementara Somalia dukungan PBB dan memerangi pasukan Uni Afrika sekutu mereka. Nama Al-Shabaab mencuat setelah serangan mematikan di Kampala pada Juli 2010. Para pejabat AS mengatakan, kelompok Al-Shabaab bisa menimbulkan ancaman global yang lebih luas. Al-Shabaab mengklaim bertanggung jawab atas serangan di Kampala, ibukota Uganda, pada 11 Juli yang menewaskan 79 orang. Pemboman itu merupakan serangan terburuk di Afrika timur sejak pemboman 1998 terhadap kedutaan besar AS di Nairobi dan Dar es Salaam yang diklaim oleh Al-Qaida. Washington menyebut Al-Shabaab sebagai sebuah organisasi teroris yang memiliki hubungan dekat dengan jaringan Al-Qaida pimpinan Osama bin Laden. Milisi garis Al-Shabaab dan sekutunya berusaha menggulingkan pemerintah Presiden Sharif Ahmed ketika mereka meluncurkan ofensif mematikan pada Mei dua tahun lalu. Mereka menghadapi perlawanan sengit dari kelompok milisi pro-pemerintah yang menentang pemberlakuan hukum Islam yang ketat di wilayah Somalia tengah dan selatan yang mereka kuasai. Al-Shabaab dan kelompok gerilya garis keras lain ingin memberlakukan hukum sharia yang ketat di Somalia dan juga telah melakukan eksekusi-eksekusi, pelemparan batu dan amputasi di wilayah selatan dan tengah. Somalia dilanda pergolakan kekuasaan dan anarkisme sejak panglima-panglima perang menggulingkan diktator militer Mohamed Siad Barre pada 1991. Selain perompakan, penculikan dan kekerasan mematikan juga melanda negara tersebut. (M014) Editor: B Kunto Wibisono COPYRIGHT © 2012 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com |
You are subscribed to email updates from ANTARA News - Internasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan