Rabu, 4 Januari 2012

ANTARA - Berita Terkini

ANTARA - Berita Terkini


Perlu penelitian kekuatan jembatan Barito

Posted: 04 Jan 2012 07:40 PM PST

Jembatan Barito, di Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan. (istimewa)

Pasalnya, tiap kali truk besar melintas jembatan tersebut sangat terasa ada goyangan di jembatan itu, seakan mau runtuh saja.

Berita Terkait

Video

Banjarmasin (ANTARA News)- Seorang tokoh masyarakat Kalimantan Tengah, Prof HM Norsanie Darlan mengharapkan instansi berwenang untuk melakukan penelitian terhadap kekuatan Jembatan Barito di Kabupaten Barito Kuala (Batola) Kalimantan Selatan.

"Pasalnya, tiap kali truk besar melintas jembatan tersebut sangat terasa ada goyangan di jembatan itu, seakan mau runtuh saja," kata guru besar Universitas Palangkaraya (Unpar), itu melalui email kepada ANTARA News, di Banjarmasin, Kamis.

Melihat kondisi yang cukup rawan tersebut, sebaiknya instansi terkait melakukan penelitian ulang lagi atas kekuatan Jembatan tersebut, agar runtuhnya jembatan serupa, di Kutai Kertanegara, atau jembatan di Sungai Mahakam tak terulang lagi.

Ia menyebutkan, Jembatan Barito yang diresmikan akhir dari era Orde Baru tersebut sangat membantu warga dua wilayah, untuk membuka keterisoleran antara Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.

"Dulu sebelum ada jembatan Barito berpergian antara Palangkaraya (Kalteng) ke Banjarmasin (Kalsel) menelan waktu berhari-hari sekarang setelah adanya jembatan itu disamping kian baiknya jalan trans wilayah itu perjalanan hanya sekitar tiga jam saja," tuturnya.

Berdasarkan pengamatannya, intensitas lalu lintas menyeberangi Jembatan Barito begitu besar.

Setiap hari raturan truk besar dan membawa beban yang sangat berat seperti, Besi Beton,pasir, batu, semen, kelapa sawit, bahkan truk kontainer melewati jembatan yang berada di Desa Anjir tersebut.

Melihat intensitas lalu-lintas yang begitu tinggi membuat Pemerintah Kabupaten Barito Kuala hampir tidak pernah berhenti memperbaiki jalan di kawasan tersebut.

Melihat kondisi jalan begitu cepat rusak berarti beban yang melalui jalan kawasan itu begitu berat, dan tentunya mempengaruhi terhadap kondisi Jembatan Barito.

Belum lagi aktivitas lainnya di atas Jembatan Barito juga begitu tinggi,karena lokasi itu objek wisata seringkali terlihat mobil parkir di atas jembatan, bahkan begitu banyak orang menggelar dagangan di atas jembatan itu.

Mengingat begitu berat beban jembatan itu maka sewajarnya adanya penelitian ulang,atau kalau perlu rehabilitasi atau penambahan material bangunan lagi guna memperkuat ketahanan jembatan tersebut, demikian Norsanie Darlan yang kelahiran Desa Anjir tersebut.

Editor: Ella Syafputri

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full content generated by Get Full RSS.

BBNKB turun, industri otomotif Jatim senang

Posted: 04 Jan 2012 07:35 PM PST

Kalau tahun lalu, penjualan kami hanya mencapai 97 persen dari keseluruhan target penjualan 2.500 unit.

Berita Terkait

Surabaya (ANTARA News) - Sejumlah pelaku industri otomotif di Jawa Timur menyambut positif penurunan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) karena diprediksi dapat meningkatkan angka penjualan mobil pada tahun 2012.

"Saat ini, penurunan BBNKB menjadi 10 persen dibandingkan awal tahun 2011 di posisi 15 persen adalah peluang kami untuk memperbaiki performa penjualan tahun ini," kata Kepala Cabang Auto 2000 Cabang Kertajaya, Hasan, dihubungi Antara News, di Surabaya, Kamis.

Dampak lain penurunan BBNKB di Jatim, jelas dia, sekaligus membantu masyarakat otomotif kembali menggunakan pelat nomor mobilnya dari wilayah ini.

"Sementara, dulu mayoritas dari pembeli mobil di Jatim justru lebih memilih menggunakan pelat nomor dari luar provinsi ini," ujarnya.

Dengan ketentuan BBNKB serupa dengan daerah di luar Jatim, dia optimistis, target penjualan mobil untuk mengalami peningkatan antara 10-12 persen bisa terwujud.

"Kalau tahun lalu, penjualan kami hanya mencapai 97 persen dari keseluruhan target penjualan 2.500 unit," katanya.

Senada dengan Hasan, "Regional Manager" PT KIA Mobil Indonesia Cabang Surabaya, Rainer Budiman, meyakini, dengan penurunan BBNKB mampu mencapai target penjualan 2012 di Jatim sebesar 1.200 unit.

"Di samping adanya penurunan BBNKB, pembatasan BBM bersubsidi bagi mobil pribadi juga menjadi isu menarik. Apalagi, kami menyediakan produk yang hemat Bahan Bakar Minyak (BBM)," katanya.

Sementara itu, lanjut dia, penjualan mobil di Indonesia sempat terpengaruh bencana Tsunami di Jepang dan banjir di Thailand menyusul berkurangnya ketersediaan mobil di dalam negeri.

(KR-MSW/F002)

Editor: Ella Syafputri

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full content generated by Get Full RSS.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan