Rabu, 26 Oktober 2011

Sindikasi international.okezone.com

Sindikasi international.okezone.com


Mantan Kepala Intel Libya, Tepis Lakukan Penyiksaan

Posted: 26 Oct 2011 07:22 AM PDT

QATAR - Mantan Kepala Dinas Intelijen Libya Moussa Koussa menepis tuduhan bahwa dirinya melakukan penyiksaan kepada tiap tahanan. Pria yang kini tinggal di Qatar, menilai tuduhan itu tidak benar dan penuh dendam.


Moussa Koussa dahulu dikenal sebagai orang kepercayaan dari mantan penguasa Libya Moammar Khadafi. Tetapi, saat Libya bergejolak dirinya kabyr ke Inggris pada Maret lalu dan kini tinggal di Qatar.


Tepisan yang dilayangkan oleh Koussa ini datang setelah adanya tuduhan dari seorang tahanan Libya kepada BBC, bahwa dirinya disiksa oleh Koussa selama ditahanan. 

Pria tersebut mengklaim, Koussa menggunakan tongkat listrik untuk menyiksanya saat proses interogasi berlangsung.


"Saya tidak pernah menyiksa siapapun ataupun terlibat dalam tindakan penyiksaan," ungkap Koussa dalam pernyataan yang diserahkan oleh pengacaranya seperti dikutip BBC, Rabu (26/10/2011).


Menurutnya, sejak keluar dari Libya dirinya terus melakukan kerja sama dengan pihak anti-Khadafi yakni Dewan Transisi Nasional (NTC). Dirinya memberikan pihak NTC data beserta informasi intelijen yang berkaitan dengan Khadafi.


Pada kesempatan sama, Koussa juga menepis keterlibatannya dalam pengeboman pesawat Pan Ama di Lockerbie, Skotlandia. Dalam pengeboman tersebut dilaporkan 270 orang tewas. 

(faj) Full content generated by Get Full RSS.

Ada Demonstran Paruh Waktu di London

Posted: 26 Oct 2011 06:01 AM PDT

LONDON - Aksi protes gerakan anti-kapitalis yang terjadi di London, Inggris ternyata banyak diikuti oleh demonstran paruh waktu. Mereka melakukan aksi protes pada siang hari, tetapi tidak menduduki Katedral St Paul pada malam hari, seperti yang sudah didengungkan.


Para pengunjung rasa telah mempersiapkan tenda-tenda tempat mereka untuk menginap disaat aksi pendudukan Katedral St Paul berlangsung. Tetapi berdasarkan kamera pemindai panas tubuh menunjukan tidak semua tenda tersebut dipenuhi para pengunjuk rasa pada malam harinya.


Bahkan, polisi menemukan sekira 90 persen tenda tersebut kosong tidak terisi oleh para demonstran. Temuan ini bukan hanya dilakukan oleh polisi tetapi juga oleh Suratkabar Daily Mail, melalui penyelidik independen.

Lewat kamera panas tubuh ini, seharusnya dapat dilihat keberadaan para pengunjuk rasa yang diwakili dengan warna oranye dan merah di dalam tenda. Tetapi yang terjadi adalah, sebagian besar tenda yang ada tidak menunjukan kedua warna yang menunjukan tubuh manusia.


Tetapi meskipun dipenuhi oleh demonstran paruh waktu, aksi protes kelompok anti-kapitalis ini berhasil memaksa Katedral St. Paul untuk pertama kalinya sejak Perang Dunia II. Sepertinya katedral tersebut akan tetap ditutup dalam waktu beberapa bulan ke depan.


Atas penemuan ini, polisi pun didesak untuk membersihkan katedral dari tenda-tenda yang memenuhi halamannya. 

"Sepertinya para pengunjuk rasa siang hari, mati (tidak beraktifitas) pada malam hari. Saat untuk polisi memindahkan tenda," ungkap anggota Parlemen Inggris Mark Field seperti dikutip Daily Mail, Rabu (26/10/2011).


Seorang demonstran paruh waktu Robin Smith mengakui memang dirinya dan beberapa orang lainnya tidak tinggal di tenda tersebut pada malam hari. 


"Mereka (demonstran) memilik pekerjaan dan keluarga yang harus dihidup. Saya kadang pulang ke rumah setiap dua atau tiga hari sekali untuk membersihkan diri dan kembali ke tenda," jelas Smith.


Meskipun tidak selalu berada di tenda, Smith mengklaim para pengunjuk rasa tetap memiliki rasa solidaritas. Sementara pihak Pemerintah London, sepertinya enggan mengatasi para demonstran tersebut dengan alasan pelanggaran HAM. 

(faj) Full content generated by Get Full RSS.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan