SIDNEY - Dewan Kota Sidney, Australia memilih untuk tidak memberikan suara yang menunjukan penolakan pembangunan rumah bordil terbesar di Negeri Kangguru tersebut.
Padahal, bila izin untuk membangun rumah bordil tersebut dikeluarkan, Australia akan memiliki pusat fasilitas pemuas syahwat yang ukurannya mencapai seperti sebuah pusat perbelanjaan.
Proyek yang diperkirakan menghabiskan dana sebesar 12 juta dolar Australia atau sekira Rp 111,02 miliar (Rp9,251 per dolar Australia), merupakan perluasan dari rumah bordil bernama "Stilleto yang berada di wilayah Camperdown, Sidney.
Rencananya, rumah bordil tersebut akan dipenuhi 40 kamar besar. Selain itu pihak pengembang berencana membangun sebuah ruangan khusus yang dapat digunakan oleh lebih dari satu orang.
Namun pihak dewan kota sudah menolak pembangunan rumah bordil ini, mereka menilai proyek ini terlalu ambisius dan akan mengancam kelangsungan hidup rumah bordil lain yang berada disekitar wilayah itu.
"Rumah bordil ini layaknya sebuah mal (Westfield). Kami tidak malu atau menentang keberadaan rumah bordil. Tetapi kami memiliki kebijakan anti-pengelompokan," ucap anggota dewan kota Shayen Mallard seperti dikutip AFP, Selasa (20/9/2011).
Sementara warga setempat mengaku mereka mengeluhkan kebisingan, serta masalah parkir dan adanya kemungkinan pembuatan toko alat seks yang berkaitan dengan pembangunan ini.
Prostitusi di Australia memang diatur oleh pemerintah daerah. Pada beberapa wilayah di Negeri Kangguru tersebut, keberadaan rumah bordil memang dilegalkan termasuk di New South Wales. Sementara untuk wilayah seperti di utara, rumah bordil dilarang keberadaannya.
(faj)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan