Sabtu, 14 Mei 2011

ANTARA - Berita Terkini

ANTARA - Berita Terkini


Intelijen Diperkuat Tapi Harus Dikontrol

Posted: 14 May 2011 06:31 PM PDT

Jakarta (ANTARA News) - Intelijen negara perlu diperkuat agar mampu mengantisipasi setiap pergerakan domestik maupun internasional yang mengancam sendi-sendi kehidupan berbangsa dan terutama  di tengah ancaman terorisme dan radikalisme.

Sekretaris FPKB DPR RI  M. Hanif Dhakiri mengemukakan hal itu, Sabtu, ketika menanggapi wacana pembahasan RUU Intelijen di Jakarta.

Menurut Hanif, kemajuan suatu negara harus diiringi dengan kecanggihan aparat intelijen untuk mengantisipasi tantangan perubahan dalam masyarakat, baik lokal, nasional maupun global.

"Intelijen yang kuat itu sebuah keharusan tapi juga harus dikontrol. Kalau tidak bisa dikontrol, intelejen berpotensi melanggar hak asasi manusia", kata Hanif.

Mekanisme evaluasi dan pengawasan terhadap kinerja badan intelejen karenanya perlu jelas, baik pengawasan internal maupun pengawasan oleh parlemen.

Dalam pandangannya, beberapa isu dasar dalam draft RII Intelijen Negara harus segera diselesaikan dengan jernih.  Mulai dari soal definisi intelijen, kewenangan penangkapan, penyadapan, kerahasiaan informasi, struktur badan intelejen.

Anggota Komisi X DPR RI itu juga mengemukakan, jika berpikirnya soal memperkuat intelijen saja, dikuatirkan intelejin jadi semena-mena dan tidak sinkron dengan alam demokrasi. Inteligen, ujarnya, bisa jadi alat penguasa untuk membunuh hak-hak demokrasi rakyat. Sementara kalau fokusnya pada  konteks negara demokrasinya saja, maka boleh jadi intelijen kita tidak akan pernah kuat  karena sedikit-sedikit takut melanggar HAM sehingga intelijen kita bisa jadi tak berfungsi.

Hanif yang juga Ketua Umum DKN Garda Bangsa  mengingatkan bahwa intelijen merupakan alat negara, bukan alat penguasa. "Dengan demikian setiap orotitas maupun kewenangan yang diberikan kepadanya haruslah untuk kepentingan negara," katanya.
(zul/a038)

Editor: Aditia Maruli
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Raja Arab Saudi Resmikan Universitas Khusus Perempuan

Posted: 14 May 2011 06:23 PM PDT

Riyadh (ANTARA News/Xinhua-OANA) - Raja Arab Saudi Abdullah bin Abdul-Aziz, Ahad, secara resmi dijadwalkan membuka universitas pertama milik negara khusus untuk mahasiswa perempuan di negara Islam konservatif, demikian laporan kantor berita resmi Arab Saudi, SPA, Sabtu.

Princess Noura bin Abdel-Rahman University for Girls di Riyadh, tentu saja akan menawarkan mata kuliah seperti kedokteran, farmasi, manajemen, ilmu komputer dan bahasa. Kaum perempuan di negara tersebut menghadapi kesulitan untuk masuk fakultas tersebut di universitas normal, tempat di mana pemisahan gender diberlakukan secara ketat.

Kampus itu meliputi bangunan administrasi, rumah sakit dengan 700 bangsal yang dilengkapi dengan instalasi canggih, laboratorium, daerah permukiman yang meliputi akomodasi buat mahasiswa, serta dua klub olah raga, pusat konferensi dan pertokoan komersial.

Universitas yang ramah lingkungan itu juga meliputi sistem transportasi berteknologi tinggi yang dilengkapi dengan kendaraan otomatis berpemandu komputer yang menghubungkan semua instalasi penting.

Negara yang kaya akan minyak itu memiliki sekolah negeri khusus perempuan dan beberapa perguruan tinggi swasta khusus perempuan. (*)

Editor: Ella Syafputri
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan