KOMPAS.com - Nasional |
DPR Siapkan Kaukus Penyelamatan Energi Posted: 08 Feb 2011 07:19 PM PST DPR Siapkan Kaukus Penyelamatan Energi Penulis: Imam Prihadiyoko | Editor: yuli Rabu, 9 Februari 2011 | 03:19 WIB JAKARTA, KOMPAS.com — Totok Daryanto, anggota Komisi VI DPR, sedang menyiapkan Kaukus Penyelamatan Energi Nasional. Ia mengklaim, kaukus itu untuk menyelamatkan sumber daya energi yang sudah berada dalam kungkungan penguasaan asing. "Kekayaan alam yang berada di Indonesia sebagian besar harus betul-betul digunakan untuk rakyat," ujar Totok di Jakarta, Selasa (8/2/2011). Ia mencontohkan, saat ini batu bara sebagian besar dikuasai asing. Belum lagi tentang minyak dan gas. "Energi negara kita hampir semua disedot asing. Di mana sisa untuk anak cucu kita?" ujarnya. Kirim Komentar Anda |
Yenny Wahid: Jangan Mudah Terprovokasi Posted: 08 Feb 2011 03:01 PM PST Insiden Ahmadiyah Yenny Wahid: Jangan Mudah Terprovokasi Penulis: Hindra Liu | Editor: Nasru Alam Aziz Selasa, 8 Februari 2011 | 23:01 WIB KOMPAS/RADITYA HELABUMI Yenny Wahid TERKAIT: JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Eksekutif The Wahid Institute Yenny Wahid memandang, penetapan Ahmadiyah sebagai agama baru tak menyelesaikan masalah tindak kekerasan terhadap pengikutnya. Sebelumnya, beberapa pihak memang menyuarakan agar pengikut Ahmadiyah membuat agama baru supaya tak menyulut kemarahan umat Islam. "Di Pakistan, Ahmadiyah sebagai agama tak menyelesaikan tindak kekerasan. Baru-baru ini ada 80 anggota jemaah Ahmadiyah meninggal. Masjid Ahmadiyah pun dibom," kata putri mendiang KH Abdurrahman Wahid itu kepada para wartawan di The Wahid Institute, Jakarta, Selasa (8/2/2011). Pada kesempatan tersebut, Yenny mengimbau umat Islam di Indonesia agar bersama-sama menahan diri dan tak mudah terprovokasi. "Urusan sesat bukan wilayah kita. Akidah itu datang dari hidayah dari Yang di Atas. Saya mengimbau kepada seluruh umat Islam, kalau melihat kesesatan, berdakwahlah dengan baik. Sesat-menyesatkan, kafir-mengafirkan, terjadi di mana-mana. Tapi ini tak boleh menjadi alasan untuk melakukan tindakan kekerasan, apalagi pembunuhan," tutur Yenny. Sementara itu, Johan Effendy dari International Conference on Religion and Peace (ICRP) mengatakan, sekalipun seseorang memegang pandangan yang dinilai sesat, mereka tetap memiliki hak untuk hidup. "Tak sepantasnya hak tersebut dicabut. Terlebih, yang berhak menentukan sesat dan tak sesat bukan manusia. Negara tak boleh terlibat dalam kontroversi keyakinan. Sesat-tak sesat adalah urusan yang bersangkutan dengan Tuhan. Bahwa ada lembaga agama seperti MUI yang menganggapnya sesat, silakan. Namun, jangan membawa-bawa nama negara. Kami menolak agama ikut mengurusi hati dan keyakinan warganya," kata Johan. Selain MUI, Menteri Agama Suryadharma Ali yang juga politisi Partai Persatuan Pembangunan berulang kali mengatakan bahwa Ahmadiyah adalah ajaran sesat karena menyimpang dari Al Quran dan tidak memercayai Muhammad SAW sebagai nabi terakhir. Kirim Komentar Anda |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Nasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan