ANTARA - Peristiwa |
TKW Kehilangan Pekerjaan Gara-Gara Foto Mubarak Diinjak Posted: 08 Feb 2011 07:31 AM PST Kairo (ANTARA News) - Tri Mulyati, seorang tenaga kerja wanita (TKW) yang bekerja sebagai guru bahasa Inggris untuk anak-anak kehilangan pekerjaan akibat foto Presiden Mesir Hosni Mubarak dilecehkan oleh pendemo di Indonesia. Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price."Saya diberhentikan dan disuruh pulang oleh majikan karena foto Presiden Mubarak diinjak-injak oleh pelaku demonstrasi di Indonesia," kata Tri kepada ANTARA di Kairo lewat sambungan telepon, Selasa. Ketika dihubungi, Tri sedang mengurus pendaftaran keberangkatannya ke Indonesia di posko evakuasi warga negara Indonesia (WNI) di Konsulat RI di Madinat Nasr, Kairo. Guru bahasa Inggris asal Lampung itu mengaku melihat sendiri pelecehan foto Mubarak dalam unjuk rasa di Indonesia yang ditayangkan oleh jaringan televisi Al-Jazeera. "Saya dipanggil majikan untuk melihat sendiri tayangan di televisi menyangkut pelecehan terhadap Presiden Mubarak," katanya. Majikannya dengan wajah kesal mengatakan, "Waduh, lihat itu, Tri, orang Indonesia menginjak presiden kami, tega benar. Saya benci melihat orang Indonesia." Menurut Tri, majikannya tersebut bersuami seorang mantan gubernur di salah satu provinsi di Mesir dan kini menjadi pengusaha. "Majikan saya sangat menghormati Presiden Mubarak," tuturnya. Tri mengungkapkan bahwa selain dia, beberapa TKW juga mengalami nasib kehilangan pekerjaan serupa akibat majikan mereka kesal dengan sikap tidak simpatik segelintir orang Indonesia terhadap pemimpin Mesir tersebut. Ia menuturkan, majikannya mempercayai dia karena anak-anaknya berprestasi di sekolah berkat didikan Tri. Bahkan, Tri diberi kepercayaan untuk mewakili majikannya untuk mengurus anak-anaknya di sekolah seperti mengambil paspor atau ada acara ekstrakurikuler. Tri juga diberi kamar khusus untuk menginap selain honor 650 dolar AS atau sekitar Rp5,6 juta per bulan. Bila anak-anak libur sekolah, maka Tri pun libur dan diizinkan pulang ke rumah suaminya, seorang WNI yang juga bermukim di Mesir. "Saya sudah dua tahun bekerja di keluarga tersebut. Majikan saya baik," katanya. Selain Tri sebagai guru bahasa Inggris untuk dua anak kembar majikan, ada pula beberapa orang asing dari Nigeria dan Ethiopia yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga di keluarga tersebut, ujar Tri yang berpenampilan perempuan terpelajar itu.(*) (T.M043/Z002) Editor: Ruslan Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com |
Roy Suryo: Video "Tragedi Ahmadiyah" Asli Posted: 08 Feb 2011 07:22 AM PST Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi I DPR R (bidang Hankam, Luar Negeri dan Informatika Komunikasi), Roy Suryo meyakini, video "tragedi Ahmadiyah" di Desa Cikeusik yang berdurasi 01`07" dan di-"upload" seseorang berinitial AH ke "YoutTube" benar-benar asli. Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price."Itu asli dari pengambilan sebuah `HP` di lokasi atau di TKP. Dan menurut Undang Undang Informasi Transaksi Elektronika (ITE) pasal (5) ayat (1), itu bisa jadi alat bukti," ujarnya melalui ANTARA di Jakarta, Selasa. Namun, lanjutnya, "rasanya tak elok atau perlu disensor pada beberapa bagiannya jika mau untuk tayangan di media massa". "Saya sudah meneliti kontinuiti `video` dan `audio`-nya, tidak ada `insert-ing` maupun `dubbing atmosphere`," kata legislator dari Fraksi Partai Demokrat (FPD) yang juga pakar Informasi dan Telekomunikasi (IT) ini. Lepas dari elok tidaknya "video" itu ditayangkan melalui media massa, Roy Suryo menegaskan, pihaknya tidak menghendaki aksi-aksi kekerasan seperti itu terulang lagi. "Kita ini negara cinta damai dan punya manusia-manusia beradab, berketuhanan dan berpancasila. Kok teganya sekarang mulai banyak yang melupakan jatidiri seperti itu," tanyanya. Karenanya, Roy Suryo dkk di Komisi I DPR RI mendesak aparat keamanan untuk membongkar otak pelaku kekerasan atas nama agama di mana-mana, baik itu menyangkut "tragedi Ahmadiyah", maupun pembakaran gereja-gereja di Temanggung.(*) (T. M036/S019) Editor: Ruslan Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com |
You are subscribed to email updates from ANTARA News - Nasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan