Selasa, 16 Julai 2013

KOMPAS.com - Regional

KOMPAS.com - Regional


Sri Sultan Tak Yakin Rumah yang Dijual Itu Tempat Sembunyi Soekarno

Posted: 16 Jul 2013 12:24 AM PDT


BANTUL, KOMPAS.com — Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sultan Hamengku Buwono X tidak yakin bahwa rumah yang diklaim pernah dijadikan tempat persembunyian mantan Presiden pertama RI Soekarno saat agresi militer di Yogyakarta benar adanya.

"Saya malah baru dengar, saya kok belum yakin. Di mana itu, kok gak yakin saya," ujar Sultan saat ditanya wartawan, Selasa (16/7/2013), di Pasar Seni Gabusan, Bantul, terkait informasi dijualnya sebuah rumah di Patangpuluhan Nomor 22 Kota Yogyakarta dalam situs jual beli online.

Sultan menegaskan, saat pemindahan ibu kota Indonesia ke Yogyakarta, Presiden Soekarno dan Wapres Mohammad Hatta tinggal di Gedung Negara.

"Kan mestinya begitu ibu kota di Jogja kan Soekarno tinggal di Gedung Negara. Sebelum ditangkap juga tinggalnya di pinggir Code bersama Bu Fatma," ujar Sultan.

Adapun rumah ini mencuat ke permukaan setelah diketahui adanya seseorang yang hendak menjualnya. Bahkan, iklan penjualan rumah itu ditayangkan melalui internet dengan harga hampir mencapai Rp 30 miliar. Dulunya, rumah ini diklaim pernah ditinggali Bung Karno.

"Kalau pengertian singgah itu kan hanya bisa beberapa jam saja, bukan ditinggali," kata Sultan.

Editor : Farid Assifa

Banjir Rendam 6 Kecamatan, Kota Kendari Nyaris Lumpuh

Posted: 16 Jul 2013 12:05 AM PDT


KENDARI, KOMPAS.com — Intensitas hujan yang cukup tinggi di Kendari selama sepekan terakhir mengakibatkan enam kecamatan di Kendari terendam banjir, Selasa (16/7/2013). Enam Kecamatan yang terendam banjir yakni Kecamatan Poasia, Kendari Barat, Wua-Wua, Mandonga, Kadia, dan Baruga.  
 
Banjir tersebut mengakibatkan puluhan warga di beberapa kelurahan di Kendari terpaksa mengungsi ke kantor kelurahan dan rumah warga yang tidak terendam banjir.
 
Tak hanya itu, akses jalan penghubung ke beberapa wilayah juga lumpuh total. Jalan dari Universitas Muhammadiyah Kendari menuju Bundaran Lepo-lepo, dan Lepo-lepo menuju Bandara Haluoleo terputus.
 
Selain itu, beberapa sungai juga meluap sehingga menutup badan jalan, seperti Sungai Wanggu, Mandonga, dan Sungai Kadia. Akibatnya, kendaraan tidak bisa melintas di jalan poros dalam Kota Kendari.
 
Kepala Polresta Kendari AKBP Anjar Wicaksa, di lokasi banjir, mengatakan, pihaknya berupaya membantu warga yang rumahnya terendam banjir.
 
Dari hasil pantauan di lokasi banjir di Kelurahan Bonggoeya, ujar Anjar, puluhan warga terutama anak dan wanita serta lanjut usia dievakuasi ke kantor kelurahan.
 
"Jalan yang lumpuh total antara lain jalur dari pasar panjang di Kelurahan Bonggeya, Waterboom, STIK Avicena, SPBU Ade, Puskesmas Lepo-lepo, hingga jembatan menuju SMA 5 dan pertigaan Universitas Muhammadiyah, Jalan HEA Mokodompit depan kampus Unhalu," ujarnya, Selasa (16/7/2013).
 
Menurut dia, banjir di lokasi tersebut mencapai leher orang dewasa sehingga pihaknya melarang warga untuk melintas di jalan tersebut.

Sementara Sarlita, salah seorang warga Kelurahan Bonggeya, mengatakan, ia bersama keluarganya terpaksa mengungsi ke rumah keluarganya.
 
"Tengah malam tadi air masuk ke rumahku, jadi kami pindah ke sini dulu daripada bertahan di rumah, bisa-bisa kami hanyut nanti," ujarnya.
 
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kendari Iskandar belum bisa memberikan banyak keterangan terkait bencana banjir.
 
"Sebentar data lengkapnya, saya mau rapat dulu dengan Wakil Wali Kota dan Dandim di ruangannya Pak Wawali dulu ini," ujar Iskandar, Selasa (16/7/2013) siang.

Editor : Farid Assifa

Tiada ulasan:

Catat Ulasan