Sindikasi news.okezone.com |
DPR Minta Kemenakertrans Dampingi Hiu Bersaudara Posted: 07 Jun 2013 01:07 AM PDT NASIONAL Jum'at, 07 Juni 2013 15:07 wib Bagus Santosa - Okezone JAKARTA - Kakak beradik Frans Hiu (22) dan Dharry Frully Hiu (20) asal Pontianak yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Malaysia, kini sedang menghadapi vonis hukuman mati oleh Mahkamah Tinggi, Shah Alam, Selangor, Malaysia. Wakil Ketua Komisi IX Irgan Chairul Mahfiz mengatakan kedua PRT ini tidak bisa dipersalakan lantaran membunuh pencuri di rumah majikan. Sebab itu adalah upaya membela secara total atas tugasnya sebagai PRT di rumah majikan sendiri. "Karena itu, harusnya ini menjadi hitungan penegak hukum di Malaysia bahwa kedua PRT tersebut adalah upaya pembelaan yang tidak bisa dipersalahkan, sehingga ancaman hukuman mati sungguh tidak tepat," kata Irgan saat dihubungi wartawan, DPR, Jakarta, Jumat (7/6/2013). Karenanya, sambung Irgan, pihak KBRI harus segera lakukan pendampingan agar kedua terhukum bisa bebas dari hukuman mati. "Demikian juga pihak Kemenakertrans dan BNP2TKI lakukan upaya hukum dan perlindungan secara maksimal, kalau perlu siapkan pengacara yang handal dari Malaysia yang bisa membela kedua terpidana," katanya. Selain itu, Irgan juga berharap agar pihak keluarga bisa diterbangkan ke Malaysia guna memberikan support moral kepada dua orang PRT tersebut. Seperti diketahui, kakak beradik yang merupakan warga Jalan Selat Sumba 3 Gang Mantuka RT 02 RW 13 No. 10 Kelurahan Siantan Tengah Kecamatan Pontianak Utara itu, dituduh melakukan pembunuhan terhadap seorang pencuri di rumah majikannya di Malaysia. Seorang pencuri masuk ke rumah majikan kakak beradik yang bekerja sebagai penjaga rental Plays Station di Malaysia. Dalam aksi ini, keduanya juga sempat terjadi perkelahian karena sang pencuri melarikan diri. Setelah beberapa lama bergelut, Frans berhasil menangkap si pencuri dan mencekik leher pelaku dari belakang hingga korban kehabisan napas dan meninggal dunia. Keluarga pencuri pun melakukan gugatan dengan penyebab kematian ini. Kedua kakak beradik ini pun mendapatkan hukuman vonis mati atas kejadian tersbut. Kedua TKI kakak beradik ini pun langsung mengajukan banding ke Mahkamah Banding Rayuan, karena merasa tidak bersalah. Sayangnya, permintaan banding tersebut tidak dikabulkan. Dalam sidang banding ini, Hakim tunggal, Nur Cahaya Rashad, tetap mengabulkan dakwaan Jaksa Penuntut Umum, Zainal Azwar, yang menjerat kedua TKI tersebut dengan pasal 302 undang-undang pidana Malaysia dengan hukuman maksimal digantung sampai mati. |
Ngaku Jadi Polisi, Petugas Cleaning Service Curi Motor Posted: 06 Jun 2013 11:46 PM PDT ONE SHOOT Jum'at, 07 Juni 2013 13:46 wib Yudha Prawira - Sindo TV SURABAYA- Seorang petugas cleaning service di Surabaya nekat mengaku sebagai anggota intel Polda Jawa Timur untuk menipu dan membawa kabur sepeda motor milik temannya. Polisi gadungan bernama Yudha Eka Pranata itu akhirnya dibekuk dan ditangkap polisi sektor Wonocolo untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Dalam aksinya, Eka selalu mengenakan seragam safari, lengkap dengan pin berlambang kesatuan Intelkam. Pemuda yang berprofesi sebagai cleaning service di sebuah rumah makan di kawasan Jalan HR Muhammad Surabaya ini menipu dan membawa kabur sepeda motor milik kenalan barunya Febri Esya, warga Jalan Pradah Kalikendal di sebuah warung internet alias Warnet Awalnya, Yudha berkenalan dengan Febri. Untuk mempermudah akal bulusnya, Yudha meyakinkan korban dengan berbagai cara. Tak pelak, korban pun percaya dan mengizinkan tersangka meminjam sepeda motornya. Lantaran, motor tidak kunjung kembali, korban pun melaporkan ulah tersangka ke polisi. Tanpa membutuhkan waktu lama, tersangka berhasil ditangkap polisi saat sedang tidur di rumahnya. "Saya hanya hanya untuk gagah-gagahan saja ngaku jadi polisi, setelah gagal mendaftar di akademi polisi, saya menipu karena terbelit utang," katanya, Jumat (7/6/2013). Selain tersangka, serta perlengkapan polisi gadungan, polisi juga mengamankan barang bukti satu unit sepeda motor korban. Yudha, kini ditahan di Polsek Wonocolo. |
You are subscribed to email updates from Sindikasi news.okezone.com To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan