KOMPAS.com - Nasional |
Presiden: Cegah Benturan Antar Perdaban Dunia Posted: 07 Jun 2013 03:19 PM PDT JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berharap Indonesia siap menghadapi kemungkinan benturan antarperadaban di tengah situasi dunia yang terus berubah. Sebagai langkah antisipasi, Presiden berharap semua pihak mengedepankan dialog, sikap moderat, dan menjunjung tinggi toleransi. Hal itu dikatakan Presiden saat acara Isra Mi'raj di Istana Negara, Jakarta, Jumat (7/6/2013) malam. Isra Mi'raj itu dihadiri Wakil Presiden Boediono, jajaran anggota Kabinet Indonesia Bersatu II, pimpinan lembaga tinggi negara, para duta besar negara sahabat, dan tamu undangan lain. "Sebagai negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia, alhamdullilah, pada prinsipnya kita telah mampu mewujudkan harmoni antara Islam, demokrasi, dan modernitas. Banyak harapan dari kalangan dunia agar kita tampil paling depan dalam membangun tatanan kehidupan seperti ini," kata Presiden. Presiden juga menyinggung konflik yang terus berlangsung di Suriah. Semua pihak tidak ingin konflik tersebut bereskalasi menjadi perang saudara yang berkepanjangan. Untuk itu, Presiden berharap ada solusi dalam pertemuan di Jenewa dalam waktu dekat. Forum nanti mempertemukan semua pihak yang bertikai di Suriah. "Mari kita jadikan peringatan Isra Mi'raj ini momentum untuk memantapkan kerukunan umat beragama, membangkitkan semangat kebersamaan dan toleransi, serta memupuk rasa persaudaraan. Mari kita lindungi bangsa kita dari semua bentuk radikalisme dan anarkisme," pungkas Presiden. Editor : Hindra |
Presiden: Perbedaan Paham Tak Boleh Cederai Kerukunan Posted: 07 Jun 2013 03:11 PM PDT JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kembali mengingatkan seluruh rakyat untuk menjaga kerukunan, baik antarumat beragama maupun sesama saudara seiman. Presiden mengingatkan itu lantaran ada perbedaan paham dan penafsiran bahkan di kalangan umat seagama. Presiden mengkhususkan perbedaan pandangan dan paham di antara umat Islam. Dalam perbedaan paham tersebut, kata Presiden, tidak boleh memaksakan paham yang diyakininya kepada pihak lain sehingga mencederai kerukunan. "Apalagi dengan kekerasan. Bukankah Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita bahwa sesungguhnya perbedaan adalah rahmat. Bila kita sadari makna persatuan dalam kebhinekaan dan kita sadari perbedaan adalah rahmat, maka tidak perlu ada konflik dan permusuhan antara mayoritas dan minoritas," kata Presiden saat acara Isra Mi'raj di Istana Negara, Jakarta, Jumat (7/6/2013) malam. Isra Mi'raj itu dihadiri anggota jajaran Kabinet Indonesia Bersatu II, pimpinan lembaga tinggi negara, para duta besar negara sahabat, dan tamu undangan lain. Presiden juga kembali mengingatkan agar semua pihak ikut membangun tata pemerintahan yang baik, mengembangkan partisipasi politik yang lebih luas, menghormati tatanan hukum, melindungi HAM, dan menegakkan keadilan sosial. "Kita harus mengedepankan kehidupan demokrasi yang santun dan berakhlak mulia. Kita harus terus menerus memerangi korupsi seraya meningkatkan transparansi dan akuntabilitas," kata Presiden. Editor : Hindra |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Nasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan