ANTARA - Peristiwa |
PBNU kecam bom bunuh diri di Poso Posted: 05 Jun 2013 07:26 AM PDT Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj mengecam keras aksi bom bunuh diri yang terjadi di Markas Kepolisian Resor Poso pada Senin 3 Juni 2013 meski tidak menimbulkan korban jiwa lain kecuali pelaku. "Karena apapun tindakan pengeboman tidak bisa dibenarkan," kata Said Aqil di Jakarta, Kamis. "Sebagai orang Indonesia, saya nyatakan bahwa cara-cara seperti itu bukan Islam ala Indonesia," tambah doktor lulusan Universitas Ummul Qura, Mekkah, Arab Saudi tersebut. Said Aqil mengatakan masyarakat, baik Muslim maupun non-Muslim, harus bersatu melawan terorisme dan radikalisme. Ia menengarai aksi bom bunuh diri itu sebagai dendam terhadap aparat, karena itu diharapkan aparat berwenang lebih persuasif dan profesional dalam menangani terorisme. "Aparat yang berwenang juga harus bisa lebih luwes, bukan dengan cara kekerasan yang membabi buta," kata Said Aqil. Meski demikian, lanjut Said Aqil, dengan adanya insiden ini, peran Densus 88 harus lebih diperkuat dengan melakukan evaluasi mendalam sehingga kejadian serupa tidak terjadi kembali. "Jangan lagi terulang kejadian-kejadian seperti salah tangkap dan tindakan lain yang tidak perlu," katanya. Said Aqil menilai penanganan terorisme yang dilakukan aparatur pemerintah selama ini cenderung reaksioner. Seharusnya dalam persoalan ini lebih mengedepankan pendekatan dengan memberikan pemahaman yang benar. "Jika masih terjadi serangkaian kasus seperti ini akan menimbulkan kesan pembiaran. Membiarkan radikalisme agama berkembang sama artinya sengaja membiarkan pelanggaran demi pelanggaran kemanusiaan terjadi di waktu-waktu mendatang," katanya. Menurut dia, pemahaman yang kurang memadai cenderung membuat pemeluk agama menjadi fanatik sempit. Seperti memahami jihad semata sebagai tindakan kekerasan yang dibenarkan agama, sama dengan kesalahan memahami Indonesia hanya sebatas Pulau Jawa. "Kata jihad kini terkesan angker, sarat dengan pemahaman yang serba fisik. Tetapi, istilah jihad ini pula yang akhir-akhir ini membuat nama Islam di kancah internasional lebih mendapat sisi peyoratifnya dibanding positifnya. Tak lain, hal ini muncul karena penyempitan makna jihad," katanya. (S024/I007) |
PKB tak tertarik jaring capres lewat konvensi Posted: 05 Jun 2013 06:47 AM PDT Jakarta (ANTARA News) - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tidak tertarik menggelar konvensi untuk menjaring calon presiden dan wakil presiden yang akan diusung dalam pemilihan presiden tahun 2014. "Di PKB kita terapkan musyawarah, konvensi itu tidak punya sosok," kata Sekretaris Jenderal DPP PKB Imam Nahrawi di Jakarta, Rabu. Menurut Imam, saat ini PKB belum tertarik berbicara mengenai calon presiden yang akan diusung pada Pilpres 2014. Namun, mengenai mekanisme penjaringan sudah ada kesepakatan. Imam menegaskan PKB sengaja belum membahas secara mendalam mengenai pemilihan presiden lantaran fokus pada upaya pencapaian target pada pemilihan legislatif. "Kita belum berpikir soal pilpres karena PKB hari ini fokus pada bagaimana memperoleh kursi di parlemen, dan target kami adalah 100 kursi, baru setelah itu bicara pencapresan," katanya. Meski demikian, Imam Nahrawi mengakui ada sejumlah figur yang memiliki kemampuan, integritas, dan rekam jejak yang bagus, sehingga layak menjadi calon presiden. "Ada Mahfud MD, Rhoma Irama, dan sebagainya, kita lihat saja nanti bagaimana," katanya. Yang jelas, kata Imam, persoalan kepada figur yang mana nanti dukungan PKB akan diarahkan, baru diputuskan setelah pemilihan anggota legislatif. Konvensi untuk memilih calon presiden dan wakil presiden pernah ditempuh oleh Partai Golkar pada Pilpres 2004. Dalam konvensi tersebut mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Wiranto terpilih sebagai capres yang kemudian berpasangan dengan Shalahudin Wahid (Gus Sholah) sebagai cawapres. Menjelang Pilpres 2014, Partai Demokrat dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) berencana menggelar konvensi untuk menjaring capres-cawapres yang mereka usung nanti dalam pemilihan presiden.
|
You are subscribed to email updates from ANTARA News - Nasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan