Khamis, 13 Jun 2013

ANTARA - Berita Terkini

ANTARA - Berita Terkini


Bayat Foundation Meresmikan Fasilitas Perawatan Pediatrik Kritis di Rumah Sakit Indira Gandhi di Kabul

Posted: 13 Jun 2013 07:22 PM PDT

KABUL, Afghanistan, 13 Juni 2013 (ANTARA/PRNewswire) -- Bayat Foundation, yang diketuai oleh pengusaha dan filantropis Ehsanollah Bayat, baru saja meresmikan unit perawatan intensif dan perawtan kritis pediatrik di Rumah Sakit Indira Gandhi di Kabul. Fasilitas, yang dibangun hanya dalam waktu kurang dari lima bulan pada komplek bangunan tak terpakai dan rusak, dilengkapi dengan teknologi pengawasan pasien jarak jauh yang canggih, ranjang dan perangkat medis modern, dan berbagai solusi  tambahan untuk kebutuhan perawatan akut bagi pasien anak-anak. 

     "Kami sangat berterima kasih mendapatkan kesempatan untuk membantu para staf medis yang berkomitmen dan anak-anak di Afghanistan dengan membangun unit pediatrik modern ini," kata Bapak Bayat. "Melalui dukungan kontinu kami kepada para pasien leukimia di Rumah Sakit Indira Gandhi, kami menyadari perbedaan signifikan terkait fasilitas ICU/CCU dapat lebih efektif lagi membantu para dokter menangani lebih banyak orang yang membutuhkan perawatan dan anak-anak yang berisiko mengidap leukimia. Yayasan selalu siap untuk dapat bekerjasama dengan rumah-rumah sakit di seluruh negara ini untuk membantu menjamin generasi Afghanistan selanjutnya dapat memulai hidup dengan lebih aman dan sehat lagi, dan kami yakin fasilitas pediatrik ini akan memberikan hasil perawatan kesehatan yang lebih baik bagi banyak pasien dan anak-anak Afghanistan yang membutuhkannya." 

     Unit perawatan kritis ini merupakan fasilitas perawatan kesehatan ke-12 yang dibangun Bayat Foundation di seluruh negara ini sejak 2005, dimana Yayasan ini mulai membangun jaringan rumah sakit ibu-anak di sejumlah wilayah Afghanistan yang terbelakang dan kurang mendapat perhatian dari pemerintah, dengan fokus utama terhadap kesejahteraan ibu, kesehatan anak-anak, dan persalinan aman. 

     Jaringan fasilitas perawatan medis ibu-anak Afghanisatan yang tersebar di Mazar-e-Sharif (Provinsi Balkh), Dai Kundi (Provinsi Uruzgan), Maimana (Provinsi Faryab), Behsood (Provinsi Wardak); Tagaab Village (Provinsi Wardak); Hessa Dowom (Provinsi Wardak); Tora Bora (Provinsi Nangahar), Sar-e Pul City (Provinsi Sar-e Pul), Lashkargah (Provinsi Helmand), dan Gardez (Provinsi Paktia) telah melayani lebih daru 700.000 pasien sejak awal berdiri prakarsa perawatan kesehatan ibu-anak Yayasan ini. Kapasitas dan fasilitas rumah sakit dengan desain modern ini meliputi 10 hingga 150 tempat tidur, sistem listrik lengkap, bangsal pasien, ruang operasi, ruang persalinan, ruang pemulihan pasca operasi, apotek, ruang dokter, area penerimaan, tempat penyimpanan, dan kamar mandi. Informasi lebih jauh dan liputan video fasilitas ICU/CCU baru ini, serta prakarsa perawtan kesehatan Bayat Foundation dan program-program lainnya dapat dilihat di http://www.youtube.com/user/BayatFoundation/videos.

Tentang Bayat Foundation

     Sejak tahun 2005, Bayat Foundation, organisasi amal c(3) yang berbasis di Amerika Serikat, telah meningkatkan kesejahteraan warga Afghanistan. Yayasan ini, yang didirikan dan diketuai oleh Ehsan Bayat dan Fatema Bayat, telah memberikan kontribusi ke lebih dari 200 proyek peningkatan kualitas hidup remaja, wanita, orang miskin, dan lansia Afghanistan. Proyek-proyek tersebut meliputi berbagai fasilitas baru dan infrastrukur berkesinambungan yang dibangun di wilayah-wilayah yang membutuhkan, dan peningkatan kualitas kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan program kebudayaan. Selain berbagai inisiatif amal, Ehsanollah Bayat juga mendirikan Afghan Wireless (AWCC) pada tahun 2002, usaha patungan antara Telephone Systems International, Inc. (TSI) dan Kementerian Komunikasi - yang merupakan Penyedia Layanan Internet nirkabel pertama di Afghanistan, dan selanjutnya, beliau mendirikan Ariana Radio dan Television Network (ATN), yang didalamnya termasuk Ariana Radio (93.5 FM). Untuk informasi selanjutnya, silakan kirm email ke info@bayatfoundation.org.

KONTAk: Jill Ketron, j.ketron@bayatfoundation.org, +1-904-686-1470   

Pengamat: Intervensi BI perbaiki psikologis investor

Posted: 13 Jun 2013 07:16 PM PDT

Jakarta (ANTARA News) - Pengamat Ekonomi LIPI Latif Adam menilai intervensi Bank Indonesia cukup efektif dalam menangani depresiasi rupiah karena bisa memperbaiki kondisi psikologis investor sebagai jaminan perlindungan yang memberikan rasa aman.

"Biarkan saja BI itu intervensi karena memberikan dampak psikologis kepada investor dan dia merasa aman karena ada semacam perlindungan dari pemerintah di tengah-tengah gejolak ini," katanya kepada ANTARA News, Jumat.

Menurut Latif, pelemahan rupiah tersebut dipengaruhi oleh impor dan pembayaran utang luar negeri oleh pemerintah maupun perusahaan yang secara umum dilakukan pada pertengahan tahun.

"Ini 'seasonal' (musiman) karena kebutuhan dolar tidak terpenuhi untuk membayar utang luar negeri," katanya.

Selain itu, Latif menjelaskan faktor-faktor lain di antarnya, neraca perdagangan defisit serta banyaknya portofolio investment yang menurunkan net selling dalam pasar modal.

"Secara relatif, persaingan pasar modal menurun. Strukturnya pun diisi pemain asing yang lebih dominan," katanya.

Dia menambahkan rencana kenaikan harga BBM bersubsidi yang tak kunjung segera diputuskan juga berdampak pada sikap investor yang cenderung "wait and see".

Namun, Latif menilai kondisi tersebut belum sampai pada capital outflow yang terjadi di Thailand.

"Belum lah. Tapi tentu saja, fenomena ini mempengaruhi kepercayaan investor. Jika dibiarkan mungkin terjadi juga dan depresiasi rupiah akan berkelanjutan," tuturnya.

Karena itu, dia berharap intervensi BI terus dilakukan agar investor merasa aman ada perlindungan pemerintah.

Terkait, penaikkan suku bunga, dia menilai hal itu bisa dilakukan untuk menurunkan inflasi, tetapi harus hati-hati karena berdampak pada fiskal.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat inflasi komponen inti tahun periode Januari-Mei 2013 sebesar 0,99 persen dan tingkat inflasi komponen inti "year on year" (Mei 2013 terhadap Mei 2012) sebesar 3,99 persen.

"BI harus terus berikan intervensi karena masalah rupiah ini kita akui fundamental perekonomian. Intervensi BI bisa merestorasi depresiasi rupiah," katanya.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan