Selasa, 23 April 2013

KOMPAS.com - Regional

KOMPAS.com - Regional


Densus 88 Turun Tangan Atasi Begal di Lampung

Posted: 23 Apr 2013 08:13 AM PDT

Kejahatan

Densus 88 Turun Tangan Atasi Begal di Lampung

Penulis : Yulvianus Harjono | Selasa, 23 April 2013 | 15:13 WIB

BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com — Anggota Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri saat ini tengah berada di Lampung. Namun, keberadaan mereka kali ini tidak untuk menangkal terorisme, melainkan mengatasi maraknya pembegalan.

Menurut Kepala Bidang Humas Polda Lampung Ajun Komisaris Besar Sulistianingsih, saat ini ada dua anggota Densus 88 Antiteror Polri yang tengah berada di Lampung Utara. "Mereka membantu mengatasi pembegalan di sana," kata Sulistianingsih, Selasa (23/4/2013), di Bandar Lampung.

Seperti banyak diberitakan, maraknya begal atau perampas sepeda motor telah menjadi teror tersendiri bagi warga sekitar. Para pembegal tidak segan-segan melukai, bahkan membunuh, korbannya. Saat beraksi, mereka acap kali membawa senjata api.

Purwanto (37), warga Sungkai Utara, Lampung Utara, membenarkan jika aksi para begal akhir-akhir ini kian mengkhawatirkan. Tidak terhitung lagi banyaknya korban yang dilukai dan ditembak oleh mereka.

"Ampun pokoknya. Apakah itu tidak bisa diatasi, ya? Saat ini, kami mau keluar rumah saja tidak berani. Betul-betul sudah mengkhawatirkan ulah begal itu. Padahal, dulu Lampung Utara tidak marak begal seperti ini," tuturnya.

Sering Dipakai Mesum, Menara Terminal Tidar Dibongkar

Posted: 23 Apr 2013 08:13 AM PDT

MAGELANG, KOMPAS.com - Sebuah menara pemantau di Terminal Tidar, Kota Magelang, dibongkar oleh petugas Satpol PP Kota Magelang, Selasa (23/4/2013). Pembongkaran tersebut dilakukan karena menara setinggi sekitar 10 meter dan luas 4x3 meter itu diduga sering dipakai untuk perbuatan asusila.

Sigit Budi, Kasi Operasional Satpol PP Kota Magelang menjelaskan, pembongkaran dilakukan bedasarkan laporan dari masyarakat sekitar terminal yang merasa terganggu dengan aktivitas mesum di menara itu. Sigit mengaku sudah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan Kota Magelang.

Sigit menyebutkan, setelah dilakukan pengecekan petugas, ternyata di dalam menara itu terbukti ditemukan barang-barang pelengkapan tidur, seperti kasur, bantal, pakaian ganti, rak, piring, dan charger phonsel. Bahkan, ditemukan beberapa pakaian dalam wanita yang berserakan.

"Dilihat dari tata letak dan kelengkapan yang ada di ruangan itu kemungkinan si pemilik ini sudah lama tinggal di sini. Bahkan, ketika kami masuk ruangan itu ada laki-laki yang sedang tidur," kata Sigit.

Di samping itu, kata Sigit, pembongkaran itu dilakukan juga karena kondisi menara yang sudah rusak, karena lama tidak dipakai oleh pihak terminal. Jika dibiarkan, dikhawatirkan akan membahayakan pengunjung terminal.

Sementara itu, menurut Eko Priyono, Kepala Terminal Tidar, menara tersebut dahulu merupakan menara induk terminal yang digunakan untuk memantau kendaraan yang keluar masuk terminal. Namun, setelah dilakukan renovasi tata ruang terminal, menara yang sudah berusia sembilan tahun itu tidak dipakai dan dibiarkan saja.

"Saya setuju kalau menara ini dibongkar karena mamang tidak berfungsi, daripada digunakan untuk hal-hala yang tidak bagus. Selain itu kondisi menara yang sudah keropos jadi takut nanti membahayakan," kata Eko.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Kompas.com, oknum yang sering menghuni menara itu diketahui seorang wanita berinisial "T", yang biasa berdagang asongan di sekitar terminal Tidar. Sebelumnya, masyarakat dan petugas terminal sudah berkali-kali memperingatkan untuk pindah dari menara itu, namun dia tidak pernah menggubrisnya.

Bahkan, "T" sering mengajak kawan-kawan prianya untuk tinggal dimenara itu. Saat dilakukan pembongkaran itu, wanita tersebut sedang tidak di tempat.

Editor :

Glori K. Wadrianto

Tiada ulasan:

Catat Ulasan