KOMPAS.com - Internasional |
Posted: 03 Apr 2013 04:00 AM PDT Obama Puji Singapura Rabu, 3 April 2013 | 11:00 WIB WASHINGTON, KOMPAS.com - Presiden AS, Barack Obama, Selasa (2/4), memuji Singapura sebagai contoh bagi dunia dan sumber penting saran untuk poros diplomatiknya di Asia, saat ia bertemu Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong. "Singapura merupakan salah satu negara paling sukses di dunia," kata Obama. Pada pertemuan itu, ia berterima kasih kepada Lee atas eratnya hubungan kerja sama militer AS dengan Singapura dan peran negara kota itu sebagai sebuah sekutu AS di Asia, yang merupakan sebuah fokus utama kebijakan luar negeri Obama. "Secara pribadi, sangat sedikit pemimpin dunia yang saya lebih hargai dalam hal analisis saran, nasihat dan kebijaksanaan mereka ketimbang Perdana Menteri Lee," kata Obama sebelum pembicaraan di Oval Office di Washington. Pertemuan tersebut diharapkan akan fokus pada tantangan keamanan dan perdagangan regional, dengan pemain penting Singapura dan AS dalam mengembangkan pakta Trans-Pacific Partnership (TPP). Lee mengatakan ia merasa terhormat karena dapat mengunjungi Gedung Putih begitu awal pada masa jabatan kedua Obama, dan menyambut baik fokus Presiden Obama terhadap Asia dan memuji Washington untuk hubungan bilateral pentingnya dengan China. Lee juga mengatakan sudah tak sabar untuk menyambut USS Freedom, sebuah kapal tempur untuk wilayah pesisir, yang akan ditempatkan di negara kota itu dalam sebuah penyebaran sementara. Singapura berencana untuk menjadi tuan rumah bagi empat kapal siluman AS, yang dirancang untuk beroperasi di perairan pantai dangkal. Editor : Egidius Patnistik |
Penderita Flu Burung di China Bertambah Posted: 03 Apr 2013 02:29 AM PDT BEIJING, KOMPAS.com - Otoritas kesehatan China, Selasa (2/4), kembali mengidentifikasi empat pasien yang terjangkit virus flu burung galur H7N9. Dengan demikian, sudah tujuh orang di negara itu dipastikan terjangkit virus tersebut, dua di antaranya telah meninggal. Biro kesehatan Provinsi Jiangsu di China timur menyebutkan di laman resminya bahwa tiga perempuan berusia 32, 45, dan 48 tahun serta seorang pria berusia 83 tahun dinyatakan positif terjangkit virus H7N9. Sebelumnya, hari Minggu lalu, otoritas China telah memastikan tiga orang terjangkit virus itu. Kasus di China ini adalah untuk pertama kalinya galur virus H7N9 terdeteksi menjangkiti manusia. Sebelumnya, penyakit flu burung pada manusia lebih disebabkan oleh infeksi virus H5N1. Sejak menyebar tahun 2003 hingga tanggal 12 Maret lalu, virus H5N1 telah menyebabkan kematian 360 orang di seluruh dunia. Hingga saat ini, pihak berwenang di China belum mengetahui bagaimana virus H7N9 itu bisa menjangkiti manusia. Dari empat kasus baru yang ditemukan hari Selasa, hanya satu pasien yang diketahui melakukan kontak rutin dengan unggas. Pasien itu sehari-hari bekerja sebagai tukang memotong unggas. Sejauh ini juga belum ditemukan kaitan antar-empat pasien terbaru tersebut. Pemerintah China menerapkan status kewaspadaan epidemi "tingkat tiga", yang mengindikasikan infeksi terhadap manusia telah terjadi, tetapi belum ada penularan dari manusia ke manusia. Status kewaspadaan itu sebelumnya telah diterapkan di Beijing dan Shanghai, dan sejak Selasa diterapkan di kota-kota di pesisir timur China. Dengan status tersebut, sekolah, rumah sakit, dan panti jompo diwajibkan mewaspadai gejala flu yang terjadi di lingkungannya. Para pengelola tempat-tempat tersebut juga diwajibkan melaporkan ke otoritas kesehatan setempat jika ditemukan lebih dari lima kasus flu dalam waktu sepekan. Gejala infeksi virus H7N9 ini serupa dengan gejala flu biasa, yakni demam, batuk, dan gangguan pernapasan serta pneumonia. Kondisi para pasien kemudian memburuk dengan cepat dalam jangka waktu seminggu hingga 11 hari sehingga mereka harus dirawat di unit perawatan intensif rumah sakit. "Banyak orang yang menderita gangguan pernapasan parah atau pneumonia, jadi tidak dilakukan tes khusus pada pasien. Sekarang tiba-tiba ada laporan galur baru flu, jadi akan makin banyak tes dilakukan dan kemungkinan besar kasusnya akan terus bertambah," tutur Dr Ray Yip, ahli kesehatan masyarakat di China. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan terus memantau perkembangan kasus ini untuk memastikan bagaimana virus itu menginfeksi manusia.(AP/AFP/DHF) Editor : Egidius Patnistik |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Internasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan