Jumaat, 19 April 2013

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


Gempa Guncang China, Ratusan Orang Cedera

Posted: 20 Apr 2013 02:53 AM PDT

BEIJING, KOMPAS.com - Sebuah gempa dangkal berkekuatan 6,6 yang mengguncang Provinsi Sichuan di China barat daya, Sabtu (20/4), telah menyebabkan ratusan orang tewas atau cedera, kata para pejabat provinsi itu.

"Gempa di Ya'an, Lushan, telah mencederai atau menewaskan ratusan orang," kata badan kegempaan Sichuan, seperti dikutip sebuah situs web pemerintah. Sementara menurut CNN, korban tewas sejauh ini tercatat tiga orang dan ratusan laninya cedera.

Badan Survei Geologi AS (US Geological Survey/USGS) mengatakan gempa tersebut berkuatan 6,6. Namun  ahli gempa lokal mencatat gempa itu berkekuatan 7,0.

USGS di situsnya mengatakan gempa itu kemungkinan menimbulkan "korban yang signifikan". "Kerusakan dan bencana sekala luas kemungkinan terjadi," kata USGS. "Sejumlah peristiwa di masa lalu dengan tingkat peringatan seperti ini telah membutuhkan respon tingkat nasional maupun internasional."

Gempa itu terjadi lima tahun setelah sebuah gempa besar mengguncang daerah yang sama.

Gempa yang terjadi beberapa saat setelah pukul 08.00 waktu setempat (atau pukul 07.00 WIB) di kedalaman 12 kilometer itu menimbulkan kepanikan bagi penduduk. Warga berhamburan ke jalan-jalan, bebebarapa masih dalam pakian tidur.

Kantor berita resmi china, Xinhua, mengatakan gempa tersebut dirasakan di ibukota provinsi Chengdu, 114 kilometer dari titik gempa. Masih menurut Xinhua, 2.000 tentara telah dikerahkan ke lokasi gempa.

Tahun 2008, provinsi itu mengalami salah satu gempa bumi terburuk di negara itu selama beberapa dekade. Ketika itu, sekitar 87.000 orang hilang atau tewas. Gempa itu, yang melanda barat-barat laut Chengdu, menyedot banyak dukungan. Para relawan bergegas ke lokasi kejadian untuk memberikan bantuan. Perdana menteri China saat itu, Wen Jiabao, berkunjung ke lokasi.

Gempa itu memicu kemarahan publik setelah ada sejumlah penemuan bahwa banyak sekolah rubuh sementara bangunan lain tidak. Hal itu menimbulkan kecurigaan tentang korupsi dan penyunatan anggaran konstruksi bangunan publik. Kematian anak-anak menjadi subjek sensitif dan tabu di media China dan situs media sosial yang sangat dikendalikan pemerintah.

Gempa bumi sering mengguncang wilayah barat daya China. Gempa bumi kembar menggoyang Provinsi Yunnan, September lalu, yang memicu tanah longsor yang menewaskan sedikitnya 80 orang. Rumah-rumah rubuh dan orang-orang tidur di luar karena takut gempa susulan, sementara pekerja darurat berjuang untuk membersihkan jalan yang tertutup tanah longsor.

Sebuah gempa berkekuatan 5,5 di Yunnan pada Juni lalu menewaskan empat orang dan melukai lebih dari 100 orang. Gempa lain yang berkekuatan 5,4 tahun sebelumnya di dekat perbatasan dengan Myanmar menewaskan 25 orang dan melukai 250 orang lainnya.

Editor :

Egidius Patnistik

AS Akan Memasang Patriot di Jordania

Posted: 20 Apr 2013 02:14 AM PDT

KAIRO, KOMPAS.com Amerika Serikat akan segera menempatkan sistem rudal antirudal Patriot di wilayah Jordania dekat perbatasan Suriah, menyusul terus memburuknya hubungan Suriah-Jordania saat ini.

Amerika Serikat (AS) memutuskan memindahkan rudal Patriot yang dipasang di Qatar dan Kuwait saat ini ke Jordania. Sistem rudal pertahanan itu sedang dalam proses pemindahan.

Harian berbahasa Arab, Asharq al-Awsat, edisi Jumat (19/4) mengungkapkan hal tersebut, seperti dilaporkan wartawan Kompas, Musthafa Abd Rahman, dari Kairo, Mesir.

Rudal Patriot tersebut dirancang untuk menghadang rudal balistik Suriah jika Damaskus memutuskan menyerang Jordania.

Keputusan AS menempatkan rudal Patriot di Jordania merupakan hasil pembicaraan Presiden AS Barack Obama dan Raja Abdullah II, ketika Obama mengunjungi Jordania, 22 Maret.

Jordania juga sedang mempelajari opsi membentuk zona penyangga di Provinsi Deraa, Suriah selatan, untuk menghentikan arus pengungsi Suriah masuk ke negara itu. Kini, hampir 500.000 pengungsi Suriah ditampung di Jordania.

Menolak intervensi

Meski AS akan memasang perangkat keras militernya di Jordania, juru bicara Pemerintah Jordania, Muhammad al-Momani, menegaskan, sikap negaranya tak berubah, yaitu menolak intervensi militer asing di Suriah dan meminta solusi politik komprehensif untuk menghentikan pertumpahan darah.

Analis politik asal Jordania, Maher Abu Tir, seperti dikutip harian Al Hayat, mengungkapkan, Pemerintah Jordania kini semakin menyadari bahwa tidak menutup kemungkinan akan meletus perang regional jika krisis Suriah terus berlarut-larut.

Editor :

Egidius Patnistik

Tiada ulasan:

Catat Ulasan