Jumaat, 22 Mac 2013

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


Presiden Brasil Masih Favorit

Posted: 23 Mar 2013 03:19 AM PDT

Presiden Brasil Masih Favorit

Penulis : Josephus Primus | Sabtu, 23 Maret 2013 | 10:19 WIB

KOMPAS.com — Presiden Brasil Dilma Rousseff masih favorit memenangi pemilihan presiden 18 bulan ke depan. Jajak pendapat teranyar versi Ibopo kemarin menunjukkan 52 persen pemilih bakal menunjuk Rousseff andai pemilihan presiden dihelat saat ini.

Sementara itu, menurut warta Koran O Estado de Sao Paulo, ada 24 persen pemilih yang menyatakan mungkin akan memilih Rousseff. "Sementara ada 20 persen pemilih yang tidak akan memilih Rousseff," tulis media tersebut.

Jajak pendapat itu menanyai 2.002 pemilih dari 142 wilayah di Brasil. Sementara batas kesalahan survei itu sebesar 2 persen.

Dalam jajak pendapat itu, juga ada catatan kalau 10 persen pemilih akan memilih mantan senator Marina Silva. Perempuan yang menjadi pesaing Rousseff ini sudah kali ketiga ikut pemilihan presiden.

Data pun menunjukkan kalau separuh dari responden emoh memilih Jose Serra. Tokoh ini berada satu setrip di bawah Rousseff dalam pemilihan umum presiden beberapa waktu lalu. Serra berasal dari partai oposisi utama, yakni Sosial Demokrat.

Secara total, andai dibandingkan dengan mantan presiden sebelumnya, Luiz Inacio Lula da Silva, presiden petahana Dilma Rousseff masih memiliki pendukung pemilih 63 persen. Survei Ibope sebelumnya malahan cuma menempatkan Luiz Inacio di posisi 39 persen.

 

Kelompok Abu Sayyaf Melepaskan Mantan Tentara Australia

Posted: 23 Mar 2013 01:08 AM PDT

CANBERRA, KOMPAS.com — Seorang warga Australia, Warren Rodwell, yang sudah disandera selama 15 bulan, pada Jumat (22/3/2013) dibebaskan di Filipina Selatan.

Para penyandera yang diperkirakan adalah kelompok Abu Sayyaf melepaskan mantan tentara Australia tersebut di Pagadian City, kota besar di Semenanjung Zamboanga, pukul 04.30 pagi.

Menurut laporan smh.com.au, masih belum ada kejelasan apakah ada bayaran uang bagi pembebasan Rodwell, yang sebelumnya berada di Filipina karena menikah dengan warga setempat.

Komandan militer setempat, Jenderal Ricardo Rainier Cruzz III, mengukuhkan adanya pembebasan Rodwell dan mengatakan seorang politisi lokal yang berpengaruh, Al Rashid Sakalahul, membantu usaha pembebasan sandera tersebut.

Sakalahul adalah Wakil Gubernur Provinsi Basilan, provinsi di mana Rodwell ditahan.

Dia mengatakan, pemimpin kelompok penculik Purujui Indama menelepon dia dan mengatakan mereka sudah membebaskan Rodwell di sebuah pasar ikan di kota tersebut.

Rodwell diculik oleh sekelompok pria bersenjata yang menyamar sebagai polisi pada 5 Desember 2011. Para penculik meminta uang tebusan senilai 2 juta dollar AS ketika dia diculik dari rumahnya di kota Upil, di Mindanao.

Menurut laporan koresponden Kompas di Australia L Sastra Wijaya, Rodwell lalu dibawa ke Pulau Basilan, dan kemudian ke Pulau Sulu, di mana dia ditahan oleh kelompok yang lain. 

Ketika diculik, Rodwell baru saja bercerai dengan istrinya yang kedua, Miraflor Gutang (28), warga setempat yang mengatakan dia tidak mampu untuk mengumpulkan uang tebusan.

Setelah beberapa lama tidak terdengar mengenai kondisi dan keberadaannya, para penculik mengeluarkan rekaman video bulan Desember lalu, menunjukkan kondisi Rodwell yang lebih kurus dan lesu.

Dia mengatakan tidak memiliki harapan akan dibebaskan. "Saya tidak percaya Abu Sayyaf. Saya tidak percaya dengan Pemerintah Australia. Saya tidak percaya dengan siapa pun. Secara pribadi, saya sudah tidak peduli," kata Rodwell dalam rekaman tersebut.

Dalam keterangan kepada smh.com.au, Sakalahul tidak mengetahui apakah ada uang tebusan yang dibayar kepada penculik Rodwell.

"Tiga minggu lalu, saya dihubungi oleh keluarga Rodwell di Filipina untuk membantu pembebasannya. Pihak keluarga kemudian berunding langsung dengan para penculik," kata Sakalahul.

Menurut media Filipina, besar kemungkinan kelompok Abu Sayyaf akan menuntut biaya board and lodging selama menculik Rodwell.

Delapan minggu lalu, kelompok tersebut mengancam akan membunuh Rodwell bila tidak ada uang yang dibayar.

Editor :

Tjahja Gunawan Diredja

Tiada ulasan:

Catat Ulasan