Sabtu, 16 Mac 2013

ANTARA - Hiburan

ANTARA - Hiburan


Diguyur hujan, Festival Indiemovie Bandung tetap meriah

Posted: 16 Mar 2013 02:24 AM PDT

Bandung (ANTARA News) - Setelah digelar di Jakarta pada 13 Maret 2013, kini perhelatan festival dan workshop LA Lights Indie Movie 2013 hadir di Kota Bandung yang berlangsung meriah walau diguyur hujan.

Lebih dari 500 orang terlihat mengikuti berbagai workshop dengan berbagai tema diantaranya workshop penyutradaraan, editing, penulisan skenario dan akting.

Festival yang berlangsung pukul 09.00 hingga 21.00 WIB di Balaikota Bandung ini mengusung tema "All Day Movie Day" yang artinya dalam satu hari berlangsung Dalam acara ini hadir Didi Petet, Chand Parwez, Garin Nugroho, John de Rantau, Poppy Sovia dan Ringgo Agus Rahman.

"Ajang LA Lights Indiemovie telah menggerakkan calon generasi berikutnya dalam perfilman Indonesia. Paling tidak lewat workshop intensif dalam bidang film yang diberikan oleh pembicara-pembicara andal di perfilman menjadi awal baik untuk menyemangati para sineas masa depan yang tertantang mengikuti acara ini," ujar Kepala Tim Kreatif dari SET Film Workshop, Garin Nugroho.

Ringgo Agus Rahman mengaku bahwa telah beberapa kali mengikuti program LALIM dan merasakan manfaat besar kegiatan ini.

"Berawal dari 2008 saat itu saya menyutradarai sebuah film pendek bersama para finalis LALIM dari Yogyakarta. Selanjutnya saya terlibat di beberapa film pendek lagi. Gara-gara itu saya jadi punya cita-cita jadi sutradara," katanya.

LA Lights Indiemovie hadir di empat kota yakni Jakarta (13 Maret), Bandung (16 Maret), Malang (20 April), dan Yogyakarta (27 April).

Dalam ajang ini peserta berkesempatan bertemu dan menggali berbagai aspek perfilman mulai dari pra hingga paska produksi film langsung dari ahlinya seperti Yadi Sugandi (DOP), Joko Anwar dan Ifa Isfansyah (Director), Salman Aristo dan Ginatri S. Noer (Scriptwriting), Anjasmara, Olga Lydia, dan Marcella Zalianty (Producer).

Jatim miliki beragam batik pernikahan

Posted: 16 Mar 2013 02:15 AM PDT

Surabaya (ANTARA News) - Masyarakat Jawa Timur selama ini memiliki beragam batik pernikahan yang dapat digunakan lamaran hingga resepsi pernikahan dengan nilai seni dan filosofi yang beragam, kata Ketua Komunitas Batik Jatim di Surabaya (KIBAS), Lintu Tulisyantoro.

"Selain memiliki nilai seni, batik sebagai salah satu kekayaan budaya kita itu memiliki filosofi juga," ujarnya di Surabaya, Sabtu.

Menurut pemerhati batik dari Universitas Kristen Petra (UKP) Surabaya itu, filosofi batik itu digambarkan dalam motif yang berbeda-beda di seluruh daerah di Indonesia.

"Kain batik yang dipakai untuk event pernikahan atau batik for wedding pun memiliki filosofi yang tergambar dalam motif yang ada," kata dosen Desain Interior UKP Surabaya itu.

Oleh karena itu, dirinya memperkenalkan berbagai nilai seni dan filosofi batik itu dalam berbagai diskusi, pameran, dan demonstrasi membatik, misalnya, pameran "BATIK TULIS-tyantoro 4 Wedding" di Perpustakaan UKP pada 15 Februari hingga 15 Maret 2013.

Dalam pameran itu, ia membawa 17 koleksi batik khusus pernikahan dari Pamekasan, Tuban, Tulungagung, Sidoarjo, dan sebagainya.

"Batik Sabet Rante dari Pamekasan berfungsi untuk lamaran yang memiliki motif tentang simbol ikatan janji cinta antara laki-laki dan perempuan. Ikatan itu digambarkan dengan rante (rantai)," katanya.

Atau, Batik Tong-Centong dari Pamekasan yang berfungsi untuk pernikahan. "Centong adalah alat untuk mengambil nasi, sehingga centong adalah janji laki-laki untuk memberi penghidupan," katanya.

Hal yang mirip juga terlihat dalam motif Batik Semen dari Tulungagung yang berfungsi untuk pernikahan. "Semen berasal dari kata semi yang mengandung pengharapan datangnya kemakmuran," katanya.

H menarik, dikemukakannya, adalah Batik Sigar Tahu Mahkota dari Sidoarjo yang berfungsi untuk pernikahan.

"Itu merupakan simbol keseimbangan yang berujung pada kesejahteraan," katanya.

Namun, Batik Sigar Tahu Mahkota itu dikenal sebagai batik pagi-sore.

"Batik pagi-sore berarti batik yang bisa dipakai pagi dan sore, karena ada motif pagi dan motif sore yang disatukan," katanya.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan