KOMPAS.com - Internasional |
AS Sudah Bunuh 4.700 Orang dengan "Drone" Posted: 21 Feb 2013 02:55 AM PST WASHINGTON, KOMPAS.com — Seorang senator AS mengungkapkan, sekitar 4.700 orang, termasuk sejumlah warga sipil, tewas dalam serangkaian serangan bom yang dilakukan dalam perang rahasia Amerika dengan pesawat tanpa awak (drone), lapor media lokal, Rabu (20/2/2013). Jumlah korban dari ratusan serangan rudal yang diluncurkan drone terhadap tersangka Al Qaeda di Pakistan, Yaman, dan berbagai tempat lain di dunia tetap menjadi misteri karena para pejabat AS menolak untuk membahas secara terbuka rincian apa pun dari kampanye terselubung tersebut. Namun, Senator Partai Republik Lindsey Graham, pendukung setia penggunaan drone, secara terbuka menyebutkan jumlah yang melebihi berbagai perkiraan independen tentang jumlah korban. "Kami telah membunuh 4.700 orang," kata Senator Graham seperti dikutip Patch Easley, sebuah situs lokal yang berkantor di kota kecil Easley di South Carolina. "Kadang-kadang Anda menyerang orang-orang yang tidak bersalah, dan saya benci hal itu. Namun, kita sedang berperang, dan kami telah melenyapkan beberapa anggota sangat senior dari Al Qaeda," kata Senator Graham kepada Easley Rotary Club seperti dikuti situs tersebut. Walau ada kecaman dari beberapa anggota parlemen dan para pendukung hak-hak asasi manusia yang mempertanyakan kerahasiaan dan legalitas serangan pesawat tak berawak itu, Senator Graham membela ketergantungan Presiden Barack Obama pada pesawat tak berawak. "Ini senjata yang perlu digunakan," katanya. "Ini sebuah senjata taktis. Sebuah drone merupakan kendaraan udara tanpa awak yang sekarang dipersenjatai." Tidak jelas apakah angka yang disebut Senator Graham merujuk pada perkiraan Pemerintah AS sendiri tentang korban serangan drone. Kantor berita AFP melaporkan, kantor Graham tidak bisa segera dihubungi untuk dimintai komentar. Berdasarkan laporan media dan sumber-sumber lain, sejumlah organisasi telah mencoba untuk menghitung berapa banyak militan dan warga sipil yang mungkin telah tewas dalam serangan pesawat tak berawak, yang dikembangkan secara dramatis di bawah pemerintahan Obama. Yayasan Amerika Baru yang berbasis di Washington mengatakan telah terjadi 350 serangan pesawat tak berawak AS sejak 2004, sebagian besar dari jumlah itu terjadi pada masa kepresidenan Obama. Yayasan itu memperkirakan jumlah korban tewas antara 1.963 dan 3.293 orang, dengan 261-305 warga sipil ikut tewas. Menurut Biro Jurnalisme Investigatif yang berbasis di London, antara 2.627 dan 3.457 orang telah dilaporkan tewas oleh pesawat tak berawak AS di Pakistan sejak 2004, termasuk 475 hingga 900 warga sipil. Perkiraan jumlah korban terkait dengan sejumlah serangan rahasia yang dilakukan CIA, dan tidak termasuk serangan drone di Afganistan yang memang berada di bawah otoritas militer AS dan tidak berselubung kerahasiaan. Pemerintahan Obama telah menegaskan bahwa "pembunuhan dengan drone" merupakan "pilihan terakhir" terhadap mereka yang merencanakan penyerangan terhadap AS tetapi tidak dapat ditangkap. Para penentang kebijakan itu mengatakan sejumlah serangan drone yang mengakibatkan pembunuhan ekstra-yudisial menabur kebencian di antara penduduk lokal dan kurang mendapat pengawasan Kongres atau pengadilan. Obama mengakui untuk kali pertamanya pada bulan ini bahwa rakyat Amerika butuh lebih dari sekadar kata-katanya untuk percaya bahwa ia tidak menyalahgunakan kekuasaannya dalam melancarkan perang drone rahasia di luar negeri. Editor : Egidius Patnistik |
Posted: 21 Feb 2013 01:39 AM PST Iklankan Produk di Paha Cewek Kamis, 21 Februari 2013 | 09:39 WIB Daily Mail Orang-orang tentu sulit untuk mengabaikan jenis iklan baru ini. Foto: TOKYO, KOMPAS.com — Jepang terkenal dengan keunikan caranya beriklan. Kini Jepang maju selangkah lebih jauh lagi. Kaum perempuan negeri itu dapat menyewakan kaki telanjang mereka buat perusahaan-perusahaan yang mau memasarkan produk. Tentu saja imbalannya uang. Berangkat dari anggapan bahwa iklan yang baik adalah yang ditempatkan di mana mata semua orang tertuju, maka anggota tubuh yang menarik dari seorang perempuan tampaknya merupakan ide yang sempurna. Dan, tentu saja, strategi pemasaran yang cerdik itu membuktikan sukses besar bisnis tersebut di seluruh Tokyo. Pada November 2012, sekitar 1.300 gadis mendaftarkan kaki mereka sebagai ruang iklan ke Absolute Territory PR dan jumlahnya terus meningkat. Para perempuan yang berpartisipasi dicap kakinya dengan sebuah iklan dan terus menjalani kehidupan normal mereka seperti biasa meski harus memakai rok atau celana pendek dan memamerkan iklan itu sebanyak mungkin. Selama iklan tersebut ditampilkan di kaki mereka sepanjang delapan jam sehari atau lebih, itu berarti mereka telah melakukan pekerjaannya dan mereka dibayar untuk jasa itu. Sebagai bukti bahwa mereka melakukan pekerjaannya, para peserta juga harus mengirim foto diri mereka "memakai" iklan itu ke Facebook atau Twitter mereka sendiri atau jejaring sosial lainnya. Menurut laporan Daily Mail, Rabu (20/2/2013), yang menggunakan jasa periklanan macam itu bukan hanya perusahan-perusahaan, kelompok band musik rock Green Day baru-baru ini juga menggunakan jasa periklanan tersebut untuk mempromosikan CD baru mereka. Menurut Eichi Atsumi, juru bicara perusahaan yang menjalankan bisnis tersebut, satu-satunya pedoman yang harus dipenuhi untuk mendapatkan pekerjaan itu adalah bahwa mereka yang mendaftar harus terhubung dengan setidaknya lebih dari 20 orang di sejumlah jejaring sosial dan mereka berumur lebih dari 18 tahun. Editor : Egidius Patnistik |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Internasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan