Sabtu, 19 Januari 2013

Republika Online

Republika Online


Mengidap KLS, Seorang Gadis Terlelap Berpekan-pekan

Posted: 19 Jan 2013 11:35 PM PST

REPUBLIKA.CO.ID, Shannon Magee (17 tahun) mengaku sangat  menderita karena mengidap sindrom gangguan tidur atau Kleine-Levin Syndrome (KLS). Akibat sindrom ini, dia dapat tidur hingga berpekan-pekan.

Keanehan lain, Shannon menyanyi sebelum dia tertidur. ''Saya bernyanyi sangat keras di depan umum. Hal ini memalukan,'' ujar Shannon seperti dilansir dari mirror.co.uk, Ahad (20/1).

Shannon mengaku, dirinya dapat tertidur dimana saja. Bahkan dia pernah berbaring di meja sebuah bar dan kemudian tertidur.

Ibu Shannon, Julie (51 tahun) mengatakan, saat gengguan tersebut terjadi pertama kali, dirinya tidak mengetahui apa yang terjadi pada anaknya. Gangguan tersebut bermula saat Shannon yang masih berusia 11 tahun saat itu berlibur dengan keluarganya di Spanyol.

''Aku punya perasaan aneh di dadaku, dan mengalami sakit kepala,'' ujar Shannon. Akhirnya remaja asal asal Bolton, Inggris ini tidur saat waktu makan.

Orang tua Shannon berpikir dirinya sudah digigit oleh serangga dan membawa Shannon ke dokter. Namun petugas medis bingung dan tidak menemukan gigitan apapun.

''Aku tidur selama berhari-hari sampai liburan berakhir, '' kata Shannon. Kejadian tersebut kemudian terulang pada September 2007.

Ketika Shannon masih di sekolah, dirinya tertidur di mejanya. Orang tua Shannon kali ini cemas dan bergegas membawanya ke dokter untuk diperiksa dan dirawat.

Sahnnon kemudian dirawat selama dua pekan di rumah sakit, dan meminum obat-obatan. Tak hanya itu, ia pun dirawat di unit kesehatan mental anak-anak, namun tidak berlangsung lama lantaran dokter menyadari dia tidak punya masalah psikologis.

Dokter merasa bingung dengan penyakit gadis yang dapat tidur selama 12 hari dalam satu waktu dalam satu bulan. ''Aku tidur selama 22 jam sehari dan bahkan ketika aku terjaga, itu seperti dalam mimpi, '' ujar Shannon.

Akibat gangguan tidur yang langka ini, menjadi masalah utama bagi Shannon. Dirinya mulai mengalami kehilangan memori akibat tertidur. ''Aku tidak bisa masuk karena saya terus tertidur dan mendapatkan masalah,'' ucap Shannon.

Shannon merasa terkantuk-kantuk di sekolah yang membuat dia tidur selama berpekan-pekan pada suatu waktu. Shannon juga menolak bangun dari tempat tidur di pagi hari.
Julie kemudian kembali membawa Shannon ke dokter di rumah sakit.

Dokter kemudian melakukan berbagai pemeriksaan, termasuk scan otak, tes darah, sampai tes epilepsi untuk mengetahui apa yang salah dengan Shannon.

Petugas medis kemudian menemukan obat epilepsi untuk mengatasi penyakit Shannon karena tak obat dikenal untuk KLS.

Penyebab gangguan Shannon masih misteri. Julie menambahkan butuh waktu begitu lama untuk mengetahui penyakit Shannon.

''Saya sangat bangga dengan putri saya, dia telah mengatasinya dengan sangat baik. Tetapi aku khawatir masa depannnya,'' ujar Julie. Akibat gangguan ini, Shannon melewatkan hari ulang tahunnya, dan gagal dalam menempuh ujian.

Shannon, gagal menjadi perawat lantaran nilai matematika yang kurang.  "Aku rindu banyak sekolah jadi saya pikir KLS memiliki banyak hubungannya dengan nilai saya yang rendah. Ini membuat frustrasi, "kata Shannon.

Kini Shannon berada di perguruan tinggi, dan bekerja keras untuk kembali mendapatkan nilai yang tinggi.

Sindrom itu memang menggangy karena membuat Shannon tak yakin bisa mengemudi, situasi yang membuatnya marah. Namun gadis itu tetap menantang dan berkeras.

''Saya tidak akan membiarkan kondisi ini memukul saya,'' ucap Shannon

Tak Bisa Melaut, Nelayan Cilincing Dapat Bantuan Sembako

Posted: 19 Jan 2013 11:23 PM PST

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Nelayan yang tidak bisa melaut  akibat cuaca buruk mendapatkan bantuan sembako. Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C Sutardjo menyerahkan bantuan untuk nelayan Cilincing Jakarta Utara berupa 300 paket sembako, 200 selimut serta obat-obatan.

Sharif menjelaskan akibat cuaca buruk serta gelombang tinggi yang melanda  sebagian wilayah perairan Indonesia menyebabkan sejumlah nelayan d daerah, termasuk di Cilincing Jakarta Utara tidak bisa melaut. Saat ini, jumlah nelayan di Jakarta Utara mencapai 18.900 orang, tersebar mulai dari pantai Cilincing hingga ke wilayah Muara Angke.

"Cuaca buruk memang menjadi masa paceklik bagi nelayan. Karena tidak melaut,  pada bulan bulan ini menjadi masa sulit bagi nelayan," ujar Sharif, Ahad (20/1) di Jakarta.

Ia berharap bantuan juga akan datang berbagai pihak terutama dari penggalangan dana perusahaan perikanan seperti yang selama ini telah mereka lakukan melalui program CSR (Corporate Social Responsibility).

Sharif mengatakan dalam waktu dekat KKP merencanakan kegiatan bersih pantai Jakarta. Program ini dilakukan sebagai upaya pemulihan kawasan pantai Cilincing dan Muara Baru Jakarta akibat banjir.

 Apalagi pantai Jakarta sepanjang 32 kilometer yang meliputi pantai-pantai Marunda, Cilincing, Kalibaru, Ancol, Pluit, Kapuk Muara, dan Kamal Muara ini sering menjadi muara limbah sampah rumah tangga yang terbawa ke laut.

Kegiatan bersih pantai akan melibatkan berbagai pihak seperti Pemda DKI, TNI AL, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan masyarakat luas. Acara ini akan dilaksanakan dalam waktu dekat menunggu cuaca membaik.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan