ANTARA - Berita Terkini |
Posted: 12 Jan 2013 07:00 PM PST Kami sudah memberikan peringatan sebelumnya kepada masyarakat dan wisatawan Berita Terkait Kepala Satgas Pantai Kuta Gusti Ngurah Tresna membenarkan kejadian tersebut saat dimintai konfirmasi melalui telepon selulernya dari Denpasar, Minggu. "Ya memang benar air laut di kawasan pantai naik sampai ke jalan raya akibatnya sejumlah pohon tumbang karena tertarik arus gelombang," katanya. Kejadian tersebut terjadi Sabtu (12/1) malam sekitar pukul 23.00 Wita sampai Minggu (13/1) dini hari tepatnya pukul 01.00 waktu setempat. "Saya tidak mengetahui penyebabnya secara pasti, kemungkinan karena adanya badai di sekitar perairan laut selatan," ucapnya. Sementara itu Kepala Badan Metrologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar, I Wayan Suardana, mengatakan, penyebabnya gelombang pasang yang menerjang kawasan Pantai Kuta, lantaran siklus badai tropis Narelle di perairan Nusa Tenggara Barat menuju ke Australia. Kondisi itu membuat kawasan perairan di selatan Bali sangat rawan untuk dilalui karena gelombang sangat tinggi dan disertai angin kencang. "Kami sudah memberikan peringatan sebelumnya kepada masyarakat dan wisatawan yang berada di kawasan tersebut untuk mewaspadai kondisi alam itu," ujarnya. Editor: AA Ariwibowo COPYRIGHT © 2013 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com |
Mali rusuh, 10 warga sipil tewas Posted: 12 Jan 2013 06:38 PM PST Dakar (ANTARA News) - Sepuluh warga sipil termasuk tiga anak-anak tewas dalam pertempuran di kota tengah Mali Konna antara tentara Mali yang didukung oleh pasukan Prancis dan pejuang Islam, kata Human Rights Watch Sabtu mengutip penduduk setempat. "Warga Konna mengatakan kepada Human Rights Watch sekitar 10 warga sipil tewas dalam pertempuran termasuk tiga bocah yang tenggelam saat mencoba menyeberangi sungai untuk menyelamatkan diri," kata petugas kelompok hak asasi manusia itu, Corinne Dufka, dalam pesan yang dikirim kepada AFP di Dakar. Dia juga menyuarakan keprihatinan tentang anak-anak yang katanya telah direkrut kelompok gerilyawan sebagai tentara. "Anak-anak lain direkrut oleh gerilyawan di Gao telah terluka dan mungkin tewas dalam pertempuran itu," katanya, merujuk pada satu kota di utara Mali di bawah kendali kelompok garis keras, beberapa di antaranya terkait dengan Al-Qaida di Maghreb Islam (AQIM). Dufka, seorang peneliti senior di Human Rights Watch, mengatakan dalam beberapa bulan terakhir anak dari Mali dan Niger tetangganya juga telah direkrut oleh gerilyawan, dan "harus segera dibebaskan." Tentara Mali merebut kembali kota kunci Konna dari gerilyawan Islam pada Sabtu dibantu oleh kekuatan udara Prancis, dengan Burkina Faso, Niger dan Senegal. Masing-masing negara itu berjanji mengirim 500 tentara untuk pasukan Afrika yang bertugas merebut kembali utara negara yang sekarang dikuasai oleh para gerilyawan. Pertempuran meninggalkan puluhan pemberontak tewas di daerah tersebut, menurut saksi mata dan militer Mali. Seorang pilot dari militer Prancis tewas saat melaksanakan serangan udara, kata Menteri Pertahanan Prancis Jean-Yves Le Drian. Editor: AA Ariwibowo COPYRIGHT © 2013 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com |
You are subscribed to email updates from ANTARA News - Berita Terkini To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan