detikcom |
KontraS: Pidato SBY Sudah Bagus, Tapi Belum Menyeluruh Posted: 08 Oct 2012 12:58 PM PDT Selasa, 09/10/2012 02:58 WIB Berbagi informasi terkini dari detikcom bersama teman-teman Anda Connect with Facebook Jakarta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akhirnya bersuara mengenai perselisihan antara KPK dan Polri. Meski sudah cukup bagus, namun pidato SBY yang berlangsung sekitar 40 menit itu dinilai masih belum menyeluruh karena tidak menyinggung perlunya tim independen untuk kasus Kompol Novel Baswedan. "Kita apresiasi pidato SBY, terutama soal timing dan cara yang tidak tepat dalam upaya penangkapan Kompok Nolvel Baswedan. Namun penjelasan SBY itu masih belum menyeluruh," ujar Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Haris Azhar saat dihubungi detikcom, Senin (8/10/2012). Menurut Haris, ada hal yang harus dicatat dalam pidato SBY tadi malam, khususnya terkait kasus yang sedang dialami Novel Baswedan. Menurutnya yang menjadi ketua tim advokasi Novel ini, arahan presiden pada poin tersebut tidak tuntas. Sebab kasus Novel dimungkinkan akan terus dilanjutkan meskipun saat ini dinilai tidak tepat. Menurutnya, pidato SBY tersebut tidak merespon soal fakta. Fakta yang dimaksud adalah dibentuknya tim independen untuk menangani kasus penganiayaan yang melibatkan Novel. "Sehingga ke depan masih ada ruang bagi polisi untuk mengganggu kerja Novel dengan kasus penganiayaan ini. Kita menganggap bahwa fakta itu, sebaiknya dibuat tim independen tapi usulan itu tidak direspon presiden. Sehingga dari kalau melihat dari bahasanya, dugaan saya (kasus Novel ini) ditunda," kata Haris. Haris berharap sebenarnya kasus ini untuk dihentikan, ataupun jika dilanjutkan maka dilakukan oleh tim independen yang dapat menguji kebenaran semua fakta-fakta yang ada. Karena menurutnya, walau bagaimanapun jika kasus Novel ini ditangani oleh polisi, sangat sarat kepentingan. "Presiden hanya minta menunda, tapi tidak bisa melihat fakta. Memang Presiden bukan aparatur hukum, karena itu sebenarnya Presiden harus membuat tim independen. Karena kalau polisi yang usut, sedang tidak netral. Karena saat ini Novel sedang melakuan penyidikan terhadap kasus yang melibatkan pejabat Polri," cetusnya. Sebelumnya, dalam pidatonya malam tadi, SBY menilai upaya penangkapan Kompol Novel Baswedan saat ini tidak tepat. Karena Novel menjadi ketua satgas kasus korupsi Simulator SIM Korlantas Polri yang menyeret mantan Kakorlantas Polri, Irjen Pol Djoko Susilo. "Adalah tidak tepat jika ada tindakan untuk memproses penyidik KPK, Kompol Novel Baswedan atas dugaan kasus penganiayaan 8 tahun lalu saat ini tidak tepat, timing-nya tidak tepat dan caranya pun tidak tepat," ujar SBY dalam jumpa pers Istana Negara, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta. (rmd/rmd) |
Wah! Bunga Bangkai Dipelihara Abeh di Jatinegara Posted: 08 Oct 2012 11:39 AM PDT Selasa, 09/10/2012 01:39 WIB Berbagi informasi terkini dari detikcom bersama teman-teman Anda Connect with Facebook Jakarta Abeh Shaary (62), seorang warga di Cipinang Muara, Jatinegara memelihara bunga Bangkai di rumahnya. Bunga berbau menyengat dengan diameter 20 cm dan tinggi sekitar 50 cm ini ia taruh di pot dan dipajang di teras rumahnya. "Benihnya dapat dari Jawa Barat kemudian saya tanam lalu setelah keluar tunasnya kemudian saya yakin ini bunga bangkai. Untuk pertama kali ini saya coba di pot," terang Abeh di kediamannya, Jalan Pembina II RT 13/RW 2, Cipinang Muara, Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (8/10/2012) malam. Abeh mengaku dirinya memang hobi tanaman langka. Bunga dengan bau busuk ini sebenarnya sudah tumbuh sejak setahun lalu di sekitar rumah Abeh. Pada saat awal membeli benihnya, Abeh tidak yakin kalau itu benar-benar bunga Bangkai. Namun setelah tumbuh dan keluar bau menyengat barulah ia yakin dan lalu memelihara tanaman tersebut. "Banyak yang mengatakan saya kolektor, tapi memang saya hobi tanaman langka. Ini umur bunganya cepat, 1 minggu langsung layu. Nanti tumbuh batang. Baru tadi ini jam 15.30 WIB mekar," lanjutnya. Luas rumah Abeh ini 300 meter persegi, dan sepertiganya adalah pekarangan berupa tanah, sisanya bangunan rumah bergaya Betawi. Pekarangan tanah itu ditanami Abeh dengan tanaman obat-obatan herbal seperti kumis kucing, srikaya, ciplukan, lidah buaya, ginseng, jahe merah, temulawak, jarak dan lain-lain. Ada yang ditanamnya di tanah dan ada pula yang ditanam dalam pot. Jarak antara pagar dan teras sekitar 2,5 meter. Ada batu paving untuk jalan setapak dari pagar ke teras. Bunga bangkai tidak ditaruh di pekarangan melainkan di teras rumah dengan wadah pot besar. Abeh, ayah 4 anak ini, kini merawat bunga bangkai itu dengan memberinya pupuk kimia Mutiara yang mengandung unsur Nitrogen, Phosphor dan Kalium (NPK). Dia juga mempersilakan bila ada warga yang ingin melihat bunga bangkai itu. (rmd/rmd) |
You are subscribed to email updates from news.detik To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan