Sabtu, 1 September 2012

Republika Online

Republika Online


Prijanto: Pengusung SARA di Pilgub DKI Pengkhianat

Posted: 01 Sep 2012 11:08 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sekitar ribuan kader PDIP menghadiri acara Rapat Konsolidasi Internal Partai terkait pemantapan suara untuk pasangan Jokowi-Ahok di Hotel Grand Sahid, Ahad (2/9). Dalam acara tersebut, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Prijanto, terlihat menghadiri acara yang juga mengagendakan halal bihalal antar anggota partai itu.

Di sela-sela acara, Prijanto mengatakan, mereka yang mengusung isu SARA dalam proses Pilgub DKI Jakarta adalah pengkhianat persatuan dan kesatuan. Pernyataannya itu merupakan tanggapan atas sejumlah suara yang mengemuka ihwal isu agama jelang pemungutan suara dalam Pilgub DKI Jakarta pada 20 September 2012.

"Bangsa ini dibangun di atas pondasi kemajemukan, jadi pengusung isu SARA itu adalah pengkhianat bangsa," ungkap Prijanto.

Prijanto menambahkan, rakyat Indonesia khususnya Jakarta tidak boleh terpengaruh dengan isu SARA tersebut. Mereka, ungkap dia, harus bersatu dan menentukan pilihan yang sesuai dengan hati nurani. "Tapi saya yakin, rakyat Jakarta itu cerdas dan tidak akan terpengaruh dengan isu agama itu," papar Prijanto.

Lebih lanjut, Prijanto mengaku hadir dalam acara PDIP itu lantaran mendapatkan undangan dari pihak partai yang diketuai Megawati Soekarno Putri itu. Kedatangannya, ungkap dia, adalah semata-mata untuk bersilaturahim saja.

"Kalau diundang ya saya hadir," tutur Prijanto usai gelaran acara Halal Bihalal dan Pembekalan oleh Ketua Umum PDI-P, di Hotel Grand Sahid Jaya, Sudirman, Jakarta Pusat, Ahad (2/9).

Penahanan Gadis Pakistan yang Dituduh Bakar Alquran Diperpanjang

Posted: 01 Sep 2012 11:00 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, Pihak otoritas Pakistan memperpanjang penahanan gadis Kristen yang dituduh melakukan penodaan agama selama dua Ahad (2/9).

Otoritas di Pakistan mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa perpanjangan dua minggu tersebut dilakukan atas permintaan polisi untuk investigasi lebih jauh.

Gadis yang dipanggil "Rimsha" ditahan di wilayah miskin di Islamabad pada tanggal 16 Agustus lalu setelah seorang tetangga melaporkan melihat dirinya membakar Al-Quran dimana tindakan tersebut dianggap melanggar hukum penghinaan terhadap agama di Pakistan.

Kasus gadis berusia 14 tahun ini menimbulkan kekhawatiran dari pemerintah negara-negara Barat serta kemarahan aktifis hak-asasi manusia yang menilai aturan UU penodaan agama sering disalahgunakan.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan