Rabu, 6 Jun 2012

KOMPAS.com - Nasional

KOMPAS.com - Nasional


Survei: Popularitas Gerindra dan Nasdem Naik

Posted: 06 Jun 2012 01:10 PM PDT

Survei: Popularitas Gerindra dan Nasdem Naik

Kiki Budi Hartawan | Tri Wahono | Kamis, 7 Juni 2012 | 02:55 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada Pemilu 2014, Partai Gerindra dan Partai Nasdem diprediksi bisa mendulang perolehan suara yang cukup besar.

Hal tersebut berdasarkan survei terbaru Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS) yang menunjukkan perolehan suara kedua partai tersebut meningkat tajam dari sebelumnya.

"Fenomena kecermelangan Gerindra dan Nasdem tersebut karena memperoleh aliran suara dari Demokrat. Ini diduga karena kader Demokrat banyak tersangkut kasus korupsi," ungkap Dahlan, yang menjabat sebagai koordinator SSS, Rabu (6/6/2012), di Hotel Four Seasons, Jakarta.

Partai Gerindra yang dimotori oleh Prabowo ini, pada pemilu tahun 2009 hanya mendapatkan 4,46 persen. Namun, berdasarkan survei yang dilakukan SSS pada 14-24 Mei 2012, Gerindra mendapat 10,5 persen suara pemilih.

Sedangkan Nasdem yang lahir pada 26 Juli 2011 memperoleh suara 4,8 persen responden. Angka ini meningkat dibandingkan survei sebelumnya di bulan Oktober 2011. Saat itu Nasdem hanya memperoleh 1,7 persen responden.

"Dengan angka yang meningkat ini, diperkirakan partai yang dimotori Surya Paloh ini akan lolos ke Senayan," ungkap Dahlan.

Survei yang dilakukan SSS dengan wawancara tatap muka kepada 2192 responden ini, menunjukkan bahwa responden lebih memilih partai yang nasionalis.

Menurut para responden alasan mereka memilih partai tersebut, karena dekat dengan rakyat, tokoh pemimpin partai, ideologi, program, dan isu kebijakan dari partai tersebut.

Pengusaha yang Ditangkap KPK dari Bhakti Investama

Posted: 06 Jun 2012 10:18 AM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih menelusuri perusahaan tempat JG bekerja. Ia tertangkap tangan bersama Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama, Sidoarjo, Jawa Timur berinisial TH, Rabu (6/6/2012) siang tadi di Tebet, Jakarta Selatan.

Keduanya diduga terlibat transaksi suap. Informasi yang beredar, JG merupakan pegawai PT Bhakti Investama, perusahaan milik Hary Tanoesudibjo. Saat dikonfirmasi soal hal itu, Juru Bicara KPK, Johan Budi, Rabu (6/6/2012) malam mengaku belum tahu.

"Sedang kita kembangkan, perusahaannya bisa dari Jawa Timur, bisa juga dari Jakarta," katanya.

JG tertangkap tangan KPK bersama TH dan seseorang yang mengaku keluarga TH, sekitar pukul 14.00 WIB siang tadi. Keduanya diduga terlibat transaksi suap terkait kepengurusan pajak. Diketahui, JG merupakan wajib pajak yang ditangani TH.

Bersamaan dengan penangkapan tersebut, KPK menyita uang dalam amplop yang nilainya diperkirakan lebih dari Rp 200 juta. Hingga kini, KPK masih melakukan pemeriksaan terhadap ketiga orang yang ditangkap itu. Besok, KPK akan menentukan apakah JG dan TH ditetapkan sebagai tersangka atau tidak.

Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Humas Direktorat Jenderal Pajak, Dedi Rudaedi yang ikut dalam jumpa pers di gedung KPK, Jakarta, malam ini mengaku tidak tahu perusahaan-perusahaan mana saja yang pajaknya ditangani TH.

Menurut Dedi, sebagai Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sidoarjo, Jawa Timur, TH bertugas mengawasi pekerjaan para account representative yang menjadi anak buahnya.

"Di mana account representative hanya melakukan pengawasan, juga menjadi tempat konsultasi pa awajib pajak, diskusi, account representative bisa memberi jawaban sesuai peraturan perundangan," ungkapnya.

Ada lebih dari 10.000 wajib pajak yang ditangani KPP Pratama Sidoarjo, tempat TH bekerja. Wajib pajak di KPP tersebut terdiri dari perorangan maupun suatu badan.

Belum ada konfirmasi dari pihak Bhakti Investama apakah salah satu orang yang ditangkap KPK adalah pegawainya atau bukan.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan