Republika Online |
Pembenaran Bukti Ilmiah Haramnya Daging Babi Posted: 14 Jan 2012 06:04 PM PST REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Sebuah hasil penelitian dalam British Journal of Cancer dari peneliti Swedia menyebutkan konsumsi 14 ons daging babi olahan dapat menyebabkan peningkatan 19 persen resiko kanker pankreas. Penelitian ini semakin memperkuat kebenaran aturan agama yang melarang konsumsi daging babi. Menurut National Cancer Institute, potensi kanker pankreas dapat terjadi dengan perbandingan satu dari 65 orang. "Apabila anda mengkonsumsi daging babi tersebut setiap hari, resiko anda akan naik menjadi 1,7 persen. Itu memang masih sangat kecil," ujar peneliti dari National Cancer Institute, Dr Richard Besser, kepada ABC News, Sabtu (14/1). Makanan yang berasal dari babi setidaknya dilarang oleh dua agama besar dunia, Islam dan Yahudi. Dalam Alquran, larangan tersebut tertulis: "Diharamkan bagimu daging dari bangkai hewan, darah, dan daging babi, dan setiap (makanan) yang disembelih selain dari nama Allah.'' Sedangkan, pelarangan babi di Yahudi tertulis dalam Alkitab di Perjanjian Lama. "Dan babi, meskipun itu berkuku dan berkaki belah, dia adalah haram untukmu. Daging mereka janganlah kamu makan, bangkai mereka janganlah kamu sentuh. Mereka haram bagimu.'' Menurut sebuah laporan di Los Angeles Times, orang Cina tercatat sebagai pengkonsumsi babi terbesar dunia. Masyarakat Cina rata-rata mengkonsumsi 50 kg daging babi per tahun atau dua kali lipat dari orang Amerika. Cina juga merupakan produsen daging babi terbesar dunia dengan 460 juta ekor babi atau setengah dari total konsumsi babi global. Padahal dalam beberapa teks Cina kuno, praktek mengkonsumsi babi ini sebenarnya dilarang. Kitab Konfusian dari Ritus yang berumur 3.000 tahun lalu mengatakan: "Seorang pria tidak boleh makan daging babi dan anjing." Pelarangan babi terdapat juga dalam sebagian kelompok Hindu dan Kristen seperti Advent Hari Ketujuh serta Gereja Ortodoks Ethiopia. Full content generated by Get Full RSS. |
Kenari Sarat Antioksidan yang Menyehatkan Posted: 14 Jan 2012 05:50 AM PST REPUBLIKA.CO.ID, PENNSYLVANIA – Kenari, selain enak dimakan, juga sarat dengan antioksidan. Antioksidan ini, bisa melindungi tubuh dari serangan penyakit, juga memperkuat stamina tubuh. Para ilmuwan menyimpulkan bahwa kenari sangat dianjurkan untuk dikonsumsi, karena sarat dengan antioksidan. Selain itu, kenari juga bisa membantu menangkal penyakit dan menurunkan kolesterol. Kenari mengandung kadar polifenol yang sangat tinggi. Polifenol adalah antioksidan yang dapat melindungi tubuh dari molekul yang merusak jaringan. Kenari mengandung polifenol yang paling banyak dibandingkan dengan jenis kacang yang lain, seperti kacang brazil, pistachio, mede, ataupun hazelnut. Profesor Joe Vinson, seorang peneliti dari University of Scranton, Pennsylvania, AS, menyatakan kenari bisa menghambat pertumbuhan kolesterol jahat dalam tubuh. "Kenari memiliki kadar polifenol yang tinggi, baik dimakan langsung, ataupun diolah," ujarnya, seperti dikutip dari Dailymail, Sabtu, (14/1). Menurutnya, kacang kenari adalah makanan ringan bergizi baik, yang memberikan nutrisi dan bioaktif antioksidan yang memberikan manfaat kesehatan yang signifikan. Namun, porsinya juga jangan terlalu banyak. "Cukup tujuh buah kenari dalam sehari," saran Vinson. Full content generated by Get Full RSS. |
You are subscribed to email updates from Republika Online - Gaya Hidup RSS Feed To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan