Rabu, 30 November 2011

KOMPAS.com - Nasional

KOMPAS.com - Nasional


Busyro: Korupsi bagai Raksasa Menakutkan

Posted: 30 Nov 2011 09:37 AM PST

Busyro: Korupsi bagai Raksasa Menakutkan

| Egidius Patnistik | Kamis, 1 Desember 2011 | 00:07 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Ketua KPK Busyro Muqodas pada Rabu (30/11/2011) malam didaulat untuk berorasi dalam acara dialog kebudayaan yang dihadiri para tokoh antara lain pimpinan Kejaksaan Agung dan Mabes Polri. Busyro menyampaikan korupsi bagaikan raksasa besar yang menakutkan karena hampir semua dana dikorupsi, mulai dari APBN, APBD sampai penerimaan negara bukan pajak.

"Sekarang yang terpenting adalah menumbuhkan akhlak, etika dan moral dalam upaya memberantas korupsi, itu yang ada di dalam nurani. Sehingga, penegakan hukum memerlukan kekompakan manusia yg berakhlak," ujar Busyro di Pendopo Tamansiswa, Yogyakarta.

Hadir dalam dialog tersebut antara lain Wakil Ketua KPK Chandra M Hamzah, Wakil Jaksa Agung Darmono dan Kabareskrim Polri Komjen Pol Sutarman. Juga turut hadiri adalah budayawan  Mohammad Sobary, Romo Sindhunata dan Sudjiwo Tedjo.

Pada kesempatan itu, Komjen Pol Sutarman menegaskan, kepolisian sudah berkomitmen untuk memberantas korupsi di Indonesia. Dirinya mengakui, jika KPK dibentuk karena ketidakmampuan Kepolisian dan Kejaksaan Agung dalam memberantas korupsi.

"Tapi kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi penegak hukum yang hebat bersama-sama dengan Kejaksaan dan Pengadilan. Kami akan bahu-membahu untuk memberantas korupsi. Meski memang hukum belum menimbulkan efek jera kepada koruptor," tandas Sutarman.

Sementara itu, Romo Sindhunata menyoroti pembangunan moral dan akhlak menjadi sangat esensial yang harus diterapkan. Maraknya korupsi, disebutnya sebagai sesuatu yang melawan nurani. "Korupsi sangat membahayakan negara. Korupsi adalah kejahatan kemanusiaan yang harus kita berantas bersama. Dengan pertemuan seperti ini, diharapkan mampu menumbuhkan kebersamaan untuk membangun negara ini menjadi lebih baik," ucap Romo Sindhu.

Full content generated by Get Full RSS.

Target Yunus, IPK Indonesia Sama seperti Malaysia

Posted: 30 Nov 2011 09:04 AM PST

Target Yunus, IPK Indonesia Sama seperti Malaysia

Sandro Gatra | Aloysius Gonsaga Angi Ebo | Rabu, 30 November 2011 | 23:16 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Meski diakui berat, Yunus Husein, Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menargetkan indeks persepsi korupsi (IPK) Indonesia di tahun 2015 di angka 5,0 jika terpilih sebagai pimpinan KPK. Saat ini, IPK Indonesia masih diangka 2,8.

Target itu disampaikan Yunus saat pemaparan visi dan misi ketika fit and proper test Capim KPK di Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Rabu (30/11/2011).

"Itu sangat berat karena buat naik 0,8 saja butuh waktu 8 tahun. 5 itu sama seperti Malaysia. Tapi kalau diupayakan bersama bisa ke arah sana," kata Yunus.

Jika terpilih, Yunus akan memprioritaskan pencegahan daripada penindakan. Pasalnya, kata dia, gencarnya penindakan tanpa ada perbaikan akar-akar korupsi akan percuma.

Dalam penindakan, Yunus akan memprioritaskan penanganan kasus dengan nilai kerugian negara yang besar. Dia menilai penting prioritas penanganan kasus besar lantaran keterbatasan sumber daya manusia.

Mengenai kasus korupsi yang dapat ditangani KPK yakni minimal kerugian negara sebesar Rp 1 miliar, menurut mantan Ketua PPATK itu, bisa saja ditingkatkan sesuai kesepakatan bersama.

Yunus menambahkan, ke depan perlu ditingkatkan jumlah penyelenggara negara yang melaporkan harta kekayaan melalui LHKPN ke KPK. Data terakhir di KPK, kata dia, baru 86 persen penyelenggara negara yang mengisi LHKPN.

"Yang tidak kalah penting bagaimana tindak lanjut LHKPN itu. Kami mendengar dari sumber yang kuat tindaklanjut LHKPN tidak optimal. Misalnya dengan pemeriksaan, verifikasi harta," pungkas Yunus.

Full content generated by Get Full RSS.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan