KOMPAS.com - Regional |
Penutupan Akses Freeport Tetap Dilakukan Posted: 31 Oct 2011 08:14 AM PDT Kisruh Freeport Penutupan Akses Freeport Tetap Dilakukan Antonius Ponco A. | Marcus Suprihadi | Senin, 31 Oktober 2011 | 15:14 WIB Kompas/A Ponco Anggoro Karyawan PT Freeport Indonesia memblokir akses masuk ke areal pertambangan PT Freeport Indonesia, di checkpoint 28, Timika, Kabupaten Mimika, Papua, seperti tampak pada hari Kamis (20/10/2011) lalu. Sejak 15 September lalu atau lebih dari sebulan, karyawan mogok kerja dan memblokir akses masuk, sebagai salah satu cara agar perusahaan memenuhi tuntutan mereka soal kenaikan upah. TERKAIT: TIMIKA, KOMPAS.com- Karyawan PT Freeport Indonesia bergeming dengan peringatan dari Kepolisian Resor Mimika. Ribuan karyawan masih mogok kerja dan menutup akses masuk ke areal Freeport. Pantauan Kompas di Checkpoint (CP) 1, mil 28, areal PT Freeport, Senin (31/10/2011), ribuan karyawan masih berkumpul di sana. Mereka tidak terpengaruh dengan peringatan dari Kepolisian Resor Mimika agar karyawan mengosongkan CP 1 dan dua akses masuk lainnya ke areal PT Freeport sebelum hari Rabu (2/11/2011). Ketua Bidang Organisasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) PT Freeport Indonesia Virgo H Solossa, di Timika, Senin (31/10/2011), mengatakan, karyawan menolak membuka akses masuk ke areal PT Freeport sebelum ada itikad baik dari pihak manajemen untuk memperbaiki kesejahteraan karyawan. Karena itu, Virgo berharap pihak kepolisian bertindak bijaksana dalam menyikapi masalah yang ada. Biarkan perundingan antara pihak karyawan dan manajemen yang sudah berjalan baik sejak sepekan terakhir, dituntaskan, tambahnya. SPSI PT Freeport Indonesia yang mewakili karyawan dalam perundingan dengan pihak manajemen meminta waktu satu minggu sejak hari Jumat (28/10) sebelum kemudian berunding kembali. Ini mereka lakukan untuk memikirkan cara lain yang bisa meningkatkan kesejahteraan karyawan mengingat kenaikan upah pokok sebesar 30 persen adalah penawaran akhir dari pihak manajemen. Juru Bicara PT Freeport Indonesia Ramdhani Sirait yang dihubungi terpisah mendukung peringatan kepolisian terhadap aksi karyawan. "Manajemen dari awal telah meminta agar tidak ada blokade akses jalan karena blokade merupakan pelanggaran aksi mogok damai yang dijanjikan oleh SPSI ketika memulai mogok," tambahnya. |
Ledakan Menimbulkan Lubang Besar Posted: 31 Oct 2011 08:07 AM PDT Ledakan Petasan Ledakan Menimbulkan Lubang Besar Winarto Herusansono | Marcus Suprihadi | Senin, 31 Oktober 2011 | 15:07 WIB DEMAK, KOMPAS.com- Dahsyatnya ledakan petasan yang terjadi di rumah Rochim tidak hanya merusakkan empat rumah di sekitarnya, tetapi juga menimbulkan lubang besar. Lubang dengan diameter dua meter sedalam 70 sentimeter itu menjadi bukti betapa dahsyatnya daya ledak petasan buatan itu. Kepala Desa Bulusari, Kabupaten Demak, Mashudi, Senin (31/10/211) mengatakan, empat rumah yang hancur itu merupakan rumah milik warga yang juga tewas akibat ledakan petasan. Warga yang tewas dalam ledakan petasan adalah Kamandanu, Mashuri alias Hures, Romadhon, dan Arsatul. Mashudi memperkirakan, kuatnya daya ledak yang ditimbulkan oleh petasan yang tengah diracik oleh keempat penduduk yang masing-masing masih bersaudara itu kemungkinan setara dengan 30 kilogram petasan. "Ledakan itu tidak hanya menimbulkan lubang besar di runag tengah rumah Rochim tapi juga nyaris meratakan rumah yang berdekatan dengan rumah Rochim," ujar Mashudi. Ledakan besar itu juga menimbulkan kerusakan sedikitnya 12 rumah di sekitar lokasi kejadian. Rumah-rumah yang mengalami kerusakan rata-rata gentengnya rontok, gipsum plafon rumah hancur, lampu rumah jatuh serta kaca-kaca ruang depan rumah-rumah itu pecah berantakan. Pihak desa sudah mendata rumah yang rusak dan hasil pendataan itu sudah dilaporkan ke Bupati Demak, Tafta Zani. Pihak aparat desa berharap, permintaan warga supaya kerusakan rumah memperoleh bantuan dari Pemkab Demak. Hingga Senin (31/10) sekitar pukul 14.30, warga masih memenuhi lokasi rumah-rumah yang hancur akibat ledakan petasan. Meski pihak kepolisian sudah memasang garis polisi, sejumlah warga tetap berusaha mendekati lokasi kejadian. Petugas kepolisian berulang-kali dengan menggunakan pengeras suara meminta warga menjauh, terutama warga yang merokok dilarang keras mendekati loaksi kejadian. Pasalnya, pihak kepolisian menemukan sisa bahan petasan yang tidak sempat meledak masih sekitar 1,5 kilogram. |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Regional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan