Selasa, 18 Oktober 2011

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


Uang tunai dan emas ditemukan di kantor anak gaddafi

Posted: 18 Oct 2011 07:17 PM PDT

Tripoli (ANTARA News) - Sejumlah  uang tunai dan emas dilaporkan telah ditemukan pada Selasa di kantor Seif al-Islam, anak kedua pemimpin Libya Muammar Gaddafi.

Seorang gerilyawan anggota Dewan Transisi Nasional (NTC) y kepada Xinhua bahwa uang dan emas, yang mungkin bernilai "jutaan," ditemukan di kantor Seif al-Islam yang ditinggalkan di dekat kompleks militer al-Aziziya Bab di selatan Tripoli.

Bagian dari dinding dan beberapa bangunan di kompleks besar, yang telah beberapa dekade ditempati Gaddafi, keluarga dan pembantu utama itu, telah dihancurkan pada hari Minggu oleh anggota NTC.

Sumber-sumber yang dikutip mengatakan, tak lama setelah Tripoli jatuh ke tangan NTC sejumlah besar uang yang disimpan di rumah Seif al-Islam, seorang tokoh penting di negara Afrika Utara itu meskipun ia tidak memegang jabatan penting.

Seif al-Islam diyakini telah bersembunyi di Bani Walid, sebuah kota oase gurun yang sekarang sebagian besar telah dikuasai oleh NTC.

Dia belum tertangkap. Sementara itu, saudaranya Mutassim dan Gaddafi sendiri juga belum diketahui keberadaannya.
(H-AK)

Editor: Aditia Maruli

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full content generated by Get Full RSS.

Palsukan tandatangan Presiden Afghanistan, seorang pria ditangkap

Posted: 18 Oct 2011 01:08 PM PDT

Kabul (ANTARA News) - Badan intelijen Afghanistan telah menangkap seorang pria karena memalsukan tandatangan beberapa pejabat tinggi Afghanistan termasuk Presiden Hamid Karzai, kata seorang pejabat, Selasa.

Abdul Waris, alias Ashina, ditangkap di Jalalabad di Afghanistan timur, dengan dokumen-dokumen palsu termasuk ijin untuk membawa senjata, kata Lutfullah Mashal, juru bicara Direktorat Keamanan Nasional (NDS) Afghanistan, pada wartawan di Kabul.

"Orang itu dapat memalsukan tandatangan presiden, menteri pertahanan, menteri dalam negeri, kepala bagian lalu-lintas, dan ketua majelis tinggi parlemen dengan menggunakan sebuah komputer," katanya.

"Ia memperkenalkan dirinya sebagai juru kamera yang bekerja di kantor presiden."

Juru bicara NDS itu mengomentari mengenai apakah kasus itu terkait dengan gerilya pimpinan Taliban yang berperang terhadap pemerintah Afghanistan dan pasukan koalisi.

Dengan korupsi hebat, kekerasan meningkat dan pemerintahan yang tak layak, pemalsuan dokumen menjadi biasa di negara itu. (S008)

Editor: B Kunto Wibisono

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full content generated by Get Full RSS.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan