Sabtu, 24 September 2011

KOMPASentertainment

KOMPASentertainment


Kim Kardashian: Makin Banyak, Makin Bagus

Posted: 25 Sep 2011 02:00 AM PDT

LOS ANGELES, KOMPAS.com -- Kim Kardashian suka mengenakan aksesori sebanyak-banyaknya ketika berbusana. Konsepnya dalam beraksesori: makin banyak makin bagus.

Perempuan jelita berusia 30 tahun ini, yang terkenal karena tubuh sintalnya, selalu suka menghiasi penampilannya dengan sejumlah gelang dan anting-anting, terutama hoops (anting-anting berbentuk gelang), yang amat digemarinya. "Saya benar-benar penyuka aksesori, lebih dari adik-adik perempuan saya. Menurut saya, soal aksesori yang seru, lebih banyak lebih bagus. Gelang-gelang saya tumpuk pada kedua tangan, sementara sejumlah orang menumpuk gelang-gelang hanya pada satu tangan. Dan, mereka mungkin tidak akan memadukan rantai penghias rambut dengan anting-anting. Mereka mungkin akan mengenakan aksesori yang lebih sederhana," tuturnya. "Saya suka hoops. Hoops selalu ada dalam koleksi saya. Tapi, saya harus memastikan bahwa hoops  itu cukup ringan," tambahnya.

Meskipun demikian, Kim, yang Agustus 2011 menikah dengan pemain bola basket Kris Humphries, tak mengenakan anting-anting itu sepanjang waktu, karena tidak bisa melakukannya, terutama ketika ia sedang berolah raga di gym.

"Saya tak mengenakan aksesori ketika berolah raga. Saya melihat orang-orang yang yang mengenakan aksesori sepanjang waktu ketika berolah raga. "Kemarin saya meninggalkan gym dan saya tak mengenakan cincin kawin saya, dan ada sejumlah fotografer mengabadikan, dan saya berkata kepada adik perempuan saya, "Perhatikan deh, Kourtney. Kamu akan melihat artikel, 'Kim Without Her Ring. Trouble in Paradise'. Dan, Kourtney berkata, 'Tapi, kamu mengenakan kostum gym-mu. Siapa yang akan mengenakan cincin mereka ke gym? dan saya berkata, 'Kamu akan terkejut', cerita Kim kepada WWD. "Saya melihat perempuan-perempuan datang ke gym dengan mengenakan anting-anting. Saya tak bisa melakukan itu," sambungnya.

Andrea Hirata Menanti Film Animasi Laskar Pelangi

Posted: 25 Sep 2011 01:12 AM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com - Segala improvisasi efek dari novel 'Laskar Pelangi' besutan Andrea Hirata sejauh ini telah cukup jauh tercapai.

Dimulai dari penggarapannya di layar lebar menjadi sebuah film berjudul 'Laskar Pelangi', sampai membuatnya sebagai sebuah musikal berjudul sama.Namun, bagi Andrea, improvisasi-improvisasi tersebut masih belum cukup.

"Ya, jika dilihat bahwa novel tersebut telah dijual sebanyak 5 juta eksemplar, film dilihat oleh 5 juta orang juga, termasuk musikal dengan 25 ribu penonton, namun masyarakat Indonesia masih banyak. Kita masih punya 250 juta masyarakat Indonesia yang tersebar hingga seluruh pelosok," kata penulis tetralogi Laskar Pelangi, konferensi pers 'Musikal Laskar Pelangi Menuju Esplanade Singapura', di Red and Whyne Cafe, Kemang, Jakarta, Sabtu (24/9/2011).

Andrea ingin agar cerita yang ditulisnya mengenai perjuangan sepuluh anak Belitung dalam meraih mimpi menginspirasi lebih banyak orang Indonesia.

"Waktu saya pertama kali melihat musikalisasi 'Laskar Pelangi' muncul, saya yakin musikal ini akan jalan kemana-mana. Ini semua karena orang-orang kreatif yaitu para kreatornya mampu membuat tayangan semenarik mungkin. Jadi, orang-orang pasti banyak yang mau menonton," lanjutnya.

Karenanya, penulis 'Sebelas Patriot' ini berharap ada media baru yang lebih inovatif dalam menggaet jumlah orang untuk menikmati pesan-pesan yang ditulisnya di novel 'Laskar Pelang'. Andrea berpikir, salah satu media inovatif tersebut adalah lewat film ataupun seri animasi.

"Saya membebaskan secara penuh para kreator untuk memberikan ruang mengadaptasi tulisan 'Laskar Pelangi' karena saya sangat tertarik melihat kreasi-kreasi itu. Saya justru menantang orang para kreator-kreator itu untuk lebih mengadaptasi. Saya menjadi berpikir, saya ingin orang dalam negeri untuk membuat film animasi," ucap Andrea.

"Karena film animasi bisa lebih banyak dinikmati masyarakat. Sampai saat ini belum ada para kreator yang mau merealisasikannya. Mungkin para kreator asing bisa saja, tapi saya sangat menanti kreator dalam negeri. Saya yakin mereka bisa," tambah Andrea.

Jika penantiannya ini berakhir dengan realisasi kemunculan animasi 'Laskar Pelangi', tentu Andrea sangat senang sekali. Terlebih, jika para kreatornya adalah orang-orang Indonesia sendiri.

"Ditunggu," tutupnya bersemangat.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan