ANTARA - Mancanegara |
Penguasa sementara Libya tak Ingini pasukan PBB Posted: 30 Aug 2011 05:49 PM PDT PBB, New York (ANTARA News/Reuters) - Pemimpin sementara Libya telah menolak pendapat mengenai penggelaran semacam pengamat atau pasukan militer internasional, kata utusan khusus PBB megnenai perencanaan pasca-konflik bagi Libya, Selasa (30/8). "Kami kira sekarang pengamat militer takkan diminta oleh pemimpin (sementara Libya)," kata utusan Ian Martin kepada wartawan setelah menghadiri pertemuan tertutup Dewan Keamanan (DK) PBB. "Sangat jelas bahwa pemerintah Libya ingin menghindari sejenis penggelaran militer PBB atau yang lain," katanya. Selasa pagi, Mustafa Abdel Jalil, pemimpin Dewan Peralihan Nasional (NTC), mengatakan Libya tak memerlukan bantuan luar untuk memelihara keamanan. Namun, Martin mengatakan PBB menduga NTC akan meminta bantuannya untuk membentuk satuan polisi, demikian laporan Reuters, yang dipantau ANTARA di Jakarta, Rabu pagi. "Mereka sangat terarik pada bantuan untuk menata dan mengendalikan keamanan masyarakat serta secara bertahap mengembangkan pasukan keamanan masyarakat yang secara demokratis dapat diandalkan," kata Martin. Konflik Libya belum berakhir. Kendati pasukan yang selam enam bulan berjuang untuk menggulingkan penguasa Muamar Gaddafi kini menguasai sebagian besar negeri tersebut, pasukan Gaddafi masih mengendalikan beberapa kota kecil Libya, bahkan sekalipun pemimpin mereka telah bersembunyi dan sebagian besar anggota keluarganya telah meninggalkan negeri itu. Istri Gaddafi, Safia, putrinya --Aisha, putranya Hannibal dan Mohamed, yang disertai anak-anak mereka memasuki Aljazair pada Senin, pukul 08:45, melalui perbatasan Libya-Aljazair, kata komunike Kementerian Luar Negeri Aljazair yang dikutip kantor berita APS. Ketika Kementerian Luar Negeri Aljazair mengumumkan kedatangan keluarga Gaddafi, Menteri Kehakiman kelompok gerilyawan tersebut Mohammed Al-Allagya mengatakan kepada AFP pemerintah Aljazair akan diminta mengembalikan mereka ke Libya. Putri Gaddafi bahkan melahirkan bayi perempuran di Aljazair, Selasa (30/8), saat Aljier menyatakan negara tersebut memutuskan untuk menerima istri dan tiga anak pemimpin Libya itu "semata-mata karena alasan kemanusiaan". (Uu.C003) Editor: Ruslan Burhani COPYRIGHT © 2011 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com |
Tujuh orang tewas dalam serangan di Chechnya Posted: 30 Aug 2011 05:26 PM PDT Moscow (ANTARA News) - Paling sedikit tujuh orang, kebanyakan perwira polisi, tewas dan 18 luka-luka dalam dua ledakan bom bunuh diri di ibukota Chechnya Grozny Selasa, kata pejabat Chechnya. Orang kuat Chechnya Ramzan Kadyrov mengatakan "lima perwira polisi, seorang pejabat di kementerian darurat dan seorang sipil," tewas dalam serangan kembar, lapor kantor berita Interfax Rusia, lapor AFP. 18 orang luka-luka dibawa ke rumah sakit, tambahnya. Sementara, seorang perwira polisi di wilayah Kaukasus Utara Rusia yang mudah berubah, disebutkan oleh kantor berita Ria Novosti, mengatakan kedua ledakan itu merupakan serangan bunuh diri. Ledakan pertama terjadi ketika polisi mencoba menangkap seorang terdakwa di sebuah jalan di Grozny untuk memeriksa surat-suratnya. Ledakan kedua terjadi dengan cepat sesudahnya, kata pejabat itu seperti dilaporkan. Kremlin memerangi para pemberontak di Kaukasus Utara sejak Uni Soviet runtuh pada 1991, berperang dari 1994-1996 melawan pemberontak separatis di Chechnya. Sesudah perang kedua Chechnya 1999, inspirasi pemberontakan bergeser ke Islam dengan tujuan mendirikan sebuah negara Islam di wilayah itu. Meskipun perang berakhir pada 2000, pemberontakan mereka semakin mematikan, dengan menyebarkan kekacauan ke wilayah-wilayah lain di Kaukasus Utara. (ANT/K004) Editor: B Kunto Wibisono COPYRIGHT © 2011 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com |
You are subscribed to email updates from ANTARA News - Internasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan