ANTARA - Mancanegara |
AS `Kecam Keras` Serangan Hotel Kabul Posted: 28 Jun 2011 08:24 PM PDT Washington (ANTARA News/AFP) - Amerika Serikat mengecam keras serangan bunuh diri oleh gerilyawan Taliban di Hotel Intercontinental, Kabul, Selasa malam dan menyampaikan belasungkawa kepada para korban tetapi tidak menjelaskan secara detil adanya korban warga Amerika. "Amerika Serikat mengutuk keras serangan di Intercontinental Hotel di Kabul, yang sekali lagi menunjukkan teroris mengabaikan kehidupan manusia," kata Departemen Luar Negeri. "Kami menyampaikan belasungkawa kami kepada keluarga dan teman-teman dari korban serangan ini," kata pernyataan tertulis itu lebih lanjut. "Kami tidak memiliki informasi apapun tentang warga negara Amerika saat ini di sana, tetapi terus menindaklanjuti situasi ini." Setidaknya seorang pelaku bom bunuh diri dan beberapa orang bersenjata menyerang sebuah hotel mewah di Kabul yang sering dikunjungi orang asing dan pejabat Afghanistan Selasa malam, kata polisi dan pejabat, dalam serangan berani yang diklaim Taliban. Para saksi melaporkan mendengar tiga ledakan di Intercontinental Hotel yang dijaga keamanan ketat di ibu kota Afghanistan selama serangan itu, pada saat orang-orang bersenjata memasuki ke gedung dan memicu tembak-menembak. Di antara tamu yang menginap di hotel tersebut terdapat para pejabat pemerintah Afghanistan dari seluruh negeri yang berada di Kabul untuk menghadiri konferensi Rabu, mengenai serah terima kekuasaan dari pasukan asing kepada pasukan keamanan Afghanistan mulai Juli. Seorang pejabat pemerintah Afghanistan berbicara tanpa bersedia disebut namanya mengatakan, pemberontak di dalam hotel diduga memiliki rompi bunuh diri, senapan mesin dan granat roket. Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan kelompok Islam garis keras berada di balik serangan itu. Dia mengaku bahwa gerilyawan telah mengambil alih hotel, menewaskan 50 tamu termasuk orang-orang asing dan pejabat, dan menyandera 300 orang lainnya. Keamanan di hotel mewah di Kabul itu secara signifikan ditingkatkan setelah serangan 2008 di Hotel Serena di pusat kota yang menewaskan tujuh orang termasuk setidaknya tiga orang asing. Serangan itu dilakukan beberapa minggu sebelum pasukan asing diharapkan mulai menarik diri dari Afghanistan, meskipun keamanan di ibu kota Kabul sudah di bawah kendali pasukan keamanan Afghanistan. Sekitar 10.000 tentara Amerika Serikat akan meninggalkan Afghanistan tahun ini, kata Presiden AS Barack Obama mengumumkan pekan lalu, menjelang akhir operasi tempur asing yang direncanakan pada akhir 2014.(*) Editor: Ruslan Burhani Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price. |
DK-PBB Perpanjang Setahun Misi Penjaga Perdamaiannya di Kongo Posted: 28 Jun 2011 07:14 PM PDT New York (ANTARA News/AFP) - Dewan Keamanan PBB Selasa memutuskan untuk memperpanjang setahun misi penjaga perdamaiannya di Republik Demokratik Kongo, MONUSCO, dan akan memberikan bantuan sebelum pemilihan nasional November mendatang. Deqan Keamanan yang memiliki 15 anggota dengan suara bulat memutuskan bahwa MONUSCO -- Misi Stabilisasi Organisasi PBB di Republik Demokratik Kongo -- "akan membantu pengorganisasian dan pengadaan pemilihan nasional, provinsi dan lokal, melalui penyediaan bantuan teknik dan logistik seperti diminta oleh pemerintah Kongo". Pemilihan presiden dan legislatif di DR Kongo dijadwalkan November, dan Presiden Joseph Kabila diperkirakan akan mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua. Resolusi itu menekankan "bahwa penyelenggaraan yang berhasil pemilihan yang tepat waktu, inklusif, damai, kredibel dan transparan, sesuai dengan standar internasional, adalah syarat penting bagi konsolidasi demokrasi, rekonsiliasi nasional". Pada awal Juni, para anggota parlemen Kongo menyetujui undang-undang untuk mengadakan pemilihan November dalam satu putaran -- gagasan yang partai-partai oposisi tolak, dengan mengatakan hal itu dapat merusak keabsahan presiden terpilih. Mandat penting MONUSCO tetap untuk melindungi penduduk sipil, di negara tempat kelompok-kelompok bersenjata dan tentara dipersalahkan atas ketidakstabilan, serangan dan perkosaan massal yang meluas. Pada Jumat, Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) mengatakan sebanyak 170 orang telah diperkosa antara 10-12 Juni di Nyakiele dan Abala di Republik Demokratik Kongo (DRC) timur. Pada Maret, sebuah laporan pakar-pakar PBB mengecam pelanggaran hak asasi manusia di Kongo, menyimpulkan bahwa "dalam skala sangat besar, wanita telah dijadikan korban oleh kekerasan seksual dalam konteks konflik bersenjata yang melanda, dan di beberapa bagian negara itu terus melanda ke DRC". MONUSCO adalah salah satu operasi penjaga perdamaian terbesar PBB di dunia dengan sekitar 20.000 personil berseragam. Sekelompok 47 LSM internasional dan Kongo Kamis lalu telah minta Dewan Keamanan untuk menambah dana pada MONUSCO, guna melindungi warga sipil, dan juga korban kekerasan di Kongo timur, sebelum pemilihan November.(*) (Uu.S008) Editor: Ruslan Burhani Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price. |
You are subscribed to email updates from ANTARA News - Internasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan