Isnin, 23 Mei 2011

Republika Online

Republika Online


Duh.. Vuvuzela Ternyata Bisa Tularkan Penyakit

Posted: 23 May 2011 08:28 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID,LONDON - Masih ingat terompet vuvuzela yang langsung terkenal ketika perhelatan Piala Dunia 2010 Afrika Selatan lalu? Vuvuzela ternyata bukan cuma mampu memekakkan telinga, tetapi juga potensial sebagai sumber penyakit.

Menurut studi sejumlah pakar kesehatan, sekali meniup vuvuzela itu bisa ikut tersemprot air liur mirip yang terjadi pada kasus orang sedang bersin. Kecepatan semprotannya mencapai empat juta tetes per detik. Demikian bunyi hasil penelitian yang dipublikasikan oleh jurnal kesehatan PLoS One.

Di tengah lokasi ramai, satu orang yang meniup vuvuzela itu bisa menularkan penyakit, jenis yang bisa menular via udara seperti flu atau TBC, pada banyak orang lain. Penyelenggara ajang olahraga Inggris dikabarkan tengah menimbang apakah alat ini akan dibolehkan atau dilarang dipakai dalam Olimpiade 2012 London.

Para pengkritik menyebut alat tiup ini bersifat anti sosial dan tak aman karena mampu menghasilkan suara bising yang jauh lebih kencang ketimbang suara pesawat yang sedang tinggal landas.

Dr Ruth McNerney, yang melakukan studi terkini terkait ancaman vuvuzela di London School of Hygiene & Tropical Medicine, mengatakan bahwa hal yang dibutuhkan sebenarnya bukan pelarangan, tetapi lebih pada etika meniup vuvuzela.

"Seperti juga pada orang yang batuk atau bersin, mestinya yang bersangkutan melakukan upaya mencegah supaya penyakit tidak menyebar pada orang lain. Jadi, orang yang memang sedang sakit itu harus dinasehati supaya tidak meniup vuvuzela berdekatan dengan posisi orang lain," tambahnya.

Semprotan Vuvuzela

Tim Dr McNerney menyelidiki bahaya vuvuzela dengan menggunakan sinar laser untuk mengukur berapa banyak tetesan air liur yang muncul akibat dari sekali tiup vuvuzela yang dilakukan oleh delapan sukarelawan. Rata-rata terdapat 658.000 partikel paru-paru atau aerosol dalam tiap liter udara yang dikeluarkan akibat tiupan vuvuzela ini.

Tetesan air liur itu menyemprot ke udara dengan kecepatan empat juta per detik. Sebagai perbandingan, saat para sukarelawan diminta untuk berteriak, mereka hanya menyemprotkan 3.700 partikel per liter dengan kecepatan 7.000 per detik.

"Maka saat berada di lapangan olahraga di mana para pemakai vuvuzela berada di sana, seorang pengunjung bisa menghirup aerosol pernafasan dalam jumlah besar sepanjang pertandingan berlangsung," simpul Dr McNerney.

Penggunaan vuvuzela sudah banyak dikeluhkan oleh berbagai pihak sebelumnya, termasuk di liga sepakbola Eropa. Klub sepakbola Inggris Tottenham Hotspurs juga melarang vuvuzela dipakai di area stadion miliknya.

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Ayah, Ibu, Sediakan Waktu 20 Menit untuk Anak

Posted: 23 May 2011 05:57 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Penggiat Komunitas Dongeng Dakocan, Ivan Sumantri Bonang, menyarankan agar orang tua menyediakan waktu minimal 20 menit yang berkualitas untuk berkomunikasi dengan anak.

"Dalam konteks pendidikan di dalam keluarga, orang tua harus memiliki keterampilan untuk menerjemahkan prinsip pendidikan anak terutama usia dini," kata Ivan, salah seorang pendongeng di komunitas tersebut, di Bandarlampung, Selasa (24/5).

Penyediaan waktu yang berkualitas, lanjut dia, merupakan syarat dasar orang tua untuk menerjemahkan prinsip pendidikan anak usia dini di dalam keluarganya. "Sedianya orang tua harus menyediakan waktu berkualitas yang sebanyak-banyaknya untuk anak-anaknya. Namun karena keterbatasan waktu, maka minimal orang tua harus menyediakan waktu minimal 20 menit yang dapat memukau anak-anaknya agar prinsip-prinsip pengasuhan dapat dilaksanakan," ujar dia.

Ivan menjelaskan, waktu berkualitas bersama antara orang tua dan anak-anak tidak hanya ditentukan oleh banyak atau sedikitnya waktu pengasuhan yang disediakan oleh orang tua untuk anak-anaknya. Waktu berkualitas tersebut sangat ditentukan oleh tingginya intensitas komunikasi antara orang tua dan anak.

"Semakin banyak waktu yang berkualitas untuk anak-anak, maka kedekatan emosi antara orang tua dengan anak akan terjaga. Kedekatan tersebut akan memudahkan orang tua untuk mentransfer nilai-nilai kepada anak-anaknya. Dan ini memberi peluang yang besar untuk membetuk karakter yang baik dan mengasah banyak jenis kecerdasan," katanya.

Pada saat ini, ujar dia, tidak menutup kemungkinan bahwa pengasuhan seorang anak tidak sepenuhnya dilakukan oleh kedua orang tuanya dengan berbagai alasan, seperti terhalang olah pekerjaan mencari nafkah untuk keluarga.

Sehingga pengasuhan terhadap seorang anak harus diserahkan kepada orang dewasa selain kedua orangtuanya, misalnya nenek, kakak, atau bahkan pengasuh anak.

"Namun, hambatan di atas bukanlah merupakan alasan bagi orang tua untuk tidak melakukan pengasuhan berkualitas bagi anak-anaknya. Dalam rentang waktu yang hanya tersisa sedikit, orang tua harus tetap mengkreasi waktu yang berkualitas bagi anaknya," sarannya.

Dia pun menjelaskan, untuk para orang tua yang mempunyai kesempatan melakukan pengasuhan secara langsung terhadap anak-anaknya, juga tidak dapat dikatakan secara otomatis telah melakukan pengasuhan yang juga berkualitas.

Hal itu bisa terjadi karena ketidakmampuan orang tua untuk berkomunikasi juga kurangnya pemahaman orang tua terhadap kebutuhan anak sesuai dengan usia tumbuh kembangnya.

Di sisi lain kebutuhan anak atas perhatian dan pengasuhan yang sangat intensif dari orang tuanya tidak dapat ditunda.

"Lingkungan awal seorang anak terutama terbatas pada rumah. Itu berarti mereka sangat tergantung pada orang dewasa di dekatnya yakni orang tuanya, maka hubungan antara anak dan orangtua mempunyai peran yang penting dalam menentukan pola perkembangan psikis, sosal, dan emosionalnya di masa depan," kata dia.

Pendongeng itu pun menjelaskan, ada banyak metode yang digunakan untuk mengkreasi waktu pertemuan dalam pengasuhan yang berkualitas antara orangtua dan anak.

Metode yang dapat digunakan adalah permainan sederhana, bercerita, pujian, penghargaan, hafalan nilai-nilai, permainan sebab akibat, permainan kata-kata yang memerlukan pikiran lebih panjang, dan dialog atau diskusi serta dapat diterapkan kepada anak-anak dengan melihat jenjang usia perkembangan.

"Namun untuk anak usia dini, dari kesemua metode diatas, metode bercerita atau mendongeng merupakan metode yang paling tepat. Mengapa demikian? Karena bayi atau anak-anak belum memiliki referensi tentang banyak hal dan belum bisa berfantasi karena keterbatasan kognitif dan bahasa mereka," katanya.

Orang tua harus memberikan rangsangan untuk meningkatkan kemampuan anak tersebut, untuk itu orang tua perlu menggambarkan secara rinci tentang segala sesuatu yang diceritakannya.

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan