Republika Online |
Posted: 21 May 2011 11:15 PM PDT SPORTKU.COM - Dari segi pemilihan supplier untuk proses manufacturing sepatu Nike, Nike tidak sembarangan memilih manufacturer yang akan membuat sepatu-sepatunya. Sepatu basket yang dibuat di Indonesia tidak didistribusikan di Indonesia.Jadi kalau kita lihat sepatu yang ada di Indonesia itu bukan made in Indonesia, tapi kebanyakan made in Thailand atau made in Vietnam. Sepatu yang dibuat di Thailand tidak didistribusikan di Thailand misalnya, demikian juga sepatu yang dibuat di Vietnam, tidak didistribusikan di Vietnam. Biasanya untuk proses manufacturing sepatunya, Nike membuat gambar 3D, lalu membuat template atau cetakan, dan diberikan pada manufacture itu. Setelah itu template atau cetakan diberikan pada manufacturer di Indonesia untuk dijadikan sample. Setelah proses sampling, dilanjutkan pada proses quality control, dan jadilah sepatu Nike. Kadang ketika kita melihat barang di factory outlet, banyak barang yang palsu atau barang reject karena tidak melewati proses quality control tersebut. Seandainya ada barang Nike yang reject sedikit, maka langsung dikirim untuk dijual ke factory outlet. Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price. |
Menkum HAM Puter Otak Cari Solusi Minimalisir Jumlah Tahanan Posted: 21 May 2011 11:13 PM PDT REPUBLIKA.CO.ID, MAMUJU - Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia meminta agar pemerintah di daerah mencari solusi untuk menurunkan jumlah tahanan yang terus meningkat di daerahnya masing masing. Menkumham berkunjung ke Mamuju meresmikan kantor wilayah Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) dan kantor Imigrasi Provinsi Sulbar. Acara itu dihadiri Gubernur Sulbar Anwar Adnan Saleh, Kapolda Sulselbar Irjen Johny Wainal Usman, Ketua DPRD Sulbar Hamzah Hapati Hasan, serta ratusan pegawai Kemenkumham dari di lima Kabupaten di Sulbar. Menteri mengaku prihatin dengan kondisi jumlah tahanan yang terus meningkat jumlahnya sehingga harus dicarikan solusinya dengan cara menurunkan jumlah tahanan tersebut. "Pemerintah di daerah harus melakukan kajian untuk mencari solusi bagaimana menurunkan jumlah tahanan yang ada di daerahnya masing masing, agar jumlah tahanan di Indonesia yang saat ini mencapai 135.000 orang di Indonesia dapat diturunkan jumlahnya," katanya. Oleh karena itu, ia meminta agar pemerintah di daerah dapat memberdayakan para tahanan yang sudah keluar dari tahanan dengan memberikan mereka usaha yang layak untuk mereka hidup agar tidak lagi berbuat jahat dan menjadi penghuni rumah tahanan. "Berdayakan para tahanan itu pemerintah di Sulbar harus beri mereka pekerjaan agar mereka tidak lagi jahat dan selalu menjadi penghuni rutan, ini juga sedang diujicobakan pemerintah ditingkat pusat dengan mempekerjakan para napi yang ada dirumah tahanan agar mereka punya usaha agar tidak lagi berbuat jahat ketika nanti kembali ke masyarakat," katanya. Ia mengatakan, pemerintah saat ini ingin merubah paradigmanya dengan menjadikan hukum memperhatikan rasa kemanusiaan dan hak azasi manusia untuk mencegah bangsa ini menjadi bangsa diktator dan bangsa otoriter karena hukumnya tidak memperhatikan rasa kemanusiaan. "Bangsa ini mengubah paradigma yang salah satunya berupaya menurunkan angka kejahatan dengan memberikan usaha atau pekerjaan kepada tahanan setelah dan ketika berada di rutan, pemerintah sudah tidak tega lagi menyaksikan masyarakatnya selalu berbuat jahat tanpa ada antisipasi dan pencegahan dilakukan pemerintah," katanya. Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price. |
You are subscribed to email updates from Republika Online RSS Feed To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan