ANTARA - Mancanegara |
AS Tunggu Terbentuknya Pemerintah Palestina Posted: 29 Apr 2011 07:46 PM PDT Washington (ANTARA News) - Amerika Serikat akan menentukan sikap setelah pemerintah baru Palestina terbentuk. AS akan menentukan kebijakan pemberian bantuan setelah HAMAS menandatangani kesepakatan dengan Fatah. "Pemerintah Palestina saat ini tetap berfungsi .Dengan begitu bantuan kami bisa berlanjut," kata Direktur Perencana Kebijakan Departemen Luar Negeri Jacob Sullivan kepada wartawan. Pemimpin HAMAS Khaled Meshaal akan bertemu pekan depan di Kairo dengan Presiden Pemerintah Otonomi Palestina dan pemimpin Fatah Mahmoud Abbas untuk menandatangani kesepakatan persatuan, kata seorang pejabat Fatah, Jumat. Hal itu merupakan pertama kalinya kedua pejabat itu bertemu sejak HAMAS merebut kekuasaan di Jalur Gaza pada Juni 2007. HAMAS, yang dicap sebagai organisasi teroris oleh AS, mendepak Fatah dari Gaza setelah satu pekan pertempuran. Sullivan menekankan bahwa setiap pemerintah baru Palestina harus menerima prinsip-prinsip yang ditetapkan oleh Kuartet Diplomatik --yang terdiri atas Amerika Serikat, PBB, Uni Eropa dan Rusia-- tentang t peta jalan perdamaian. Tiga prinsip itu adalah: mencela kekerasan, menerima kesepakatan masa lalu, dan mengakui keberadaan Israel, katanya. Kesepakatan tersebut, yang diumumkan di Kairo pada Rabu, membuat Fatah, yang sekuler dan mendominasi Pemerintah Otonomi Palestina, dan HAMAS sepakat untuk membentuk pemerintah peralihan sebelum pemungutan suara dalam waktu satu tahun. "Kami mendukung perujukan Palestina dengan syarat itu memajukan masalah perdamaian," kata Sullivan. Editor: Aditia Maruli Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price. |
Penulis Perjalanan Inggris Tewas Dalam Ledakan di Marokko Posted: 29 Apr 2011 04:52 PM PDT London (ANTARA News/AFP) - Seorang penulis perjalanan Inggris berada di antara 16 orang yang tewas dalam serangan bom di kafe Marokko, menurut satu surat kabar di mana dia bekerja pada Jumat. Peter Moss, 59 tahun, dari London, tewas dalam ledakan Kamis yang menghantam teras Argana, sebuah kafe wisata populer di alun-alun utama kota Marrakesh, menurut surat kabar Jewish Chronicle. Ayah dua anak itu adalah seorang penulis, pelawak dan penyiar, menurut penerbitan yang berpangkalan di London itu. Alistair Burt, seorang menteri junior pada Kantor kementerian luar negeri dengan tanggung jawab masalah Afrika Utara, mengatakan bahwa seorang warga Inggris diyakini telah tewas dalam serangan itu dan kontak telah dilakukan dengan keluarga terdekatnya. Seorang juru bicara Kantor Kementerian Luar Negeri menolak untuk mengkonfirmasi identitas seseorang itu, namun "Kami percaya bahwa warga Inggris ada di antara 16 orang yang tewas," kata Burt dalam sebuah pernyataan. "Kami telah berhubungan dengan keluarga terdekat dan menawarkan kepada mereka bantuan penuh konsuler. Sebuah tim FCO [Foreign and Commonwealth Office] Rapid Deployment tiba pada pagi ini untuk melengkapi tim kami di Marrakesh." Orang-orang Marokko, warga negara Prancis dan Kanada juga di antara mereka yang meninggal dalam ledakan. Pihak yang berwenang Marokko percaya peledak itu diledakkan dari jarak jauh dan mengenakan pakaian yang biasa digunakan oleh teroris Al-Qaida, demikian AFP melaporkan. (AK/K004) Editor: B Kunto Wibisono Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price. |
You are subscribed to email updates from ANTARA News - Internasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan