Gegana Ledakkan Paket Diduga Bom di Makassar Posted: 18 Mar 2011 11:20 PM PDT
MAKASSAR - Tim Gegana Polda Sulawesi Selatan meledakkan sebuah paket yang mencurigakan di Kantor Mapolsek Tamalanrea, Makassar. Peledakan dilakukan Tim Gegana di belakang Mapolsek pukul 10.30 Wita dan disaksikan langsung Kapolsek Tamalanrea, AKP Mohammad Amin Umar. Kepada wartawan Amin mengatakan, paket itu diambil dari rumah Marten Taddu, warga Jalan Kejayaan Timur VII Blok I Nomor 355 Kompleks Bumi Tamalanrea Permai, Makasaar, kemarin sekira pukul 17.00 Wita. Marten melaporkan paket berukuran 30 kali 20 sentimeter yang dikirim ke rumahnya karena tidak mengenal si pengirim. Karena tidak mau mengambil risiko, Tim Gegana akhirnya memilih meledakkan paket. Namun, setelah diteliti ternyata isinya bukan bahan peledak melainkan sendok, palu dan pakaian bekas. "Peledakan dilakukan karena dinilai rawan. Dikhawatirkan menimbulkan rasa tidak aman," kata Amin kepada wartawan, Sabtu (19/3/2011). Saat ini puing-puing ledakan dibawa Tim Gegana ke Polda Sulawesi Selatan untuk diteliti lebih lanjut. (abe) (hri)
Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price. |
"Teror Bom Alihkan Isu WikiLeaks" Posted: 18 Mar 2011 11:09 PM PDT
JAKARTA - Maraknya aksi teror bom tidak hanya mencerminkan ketidakberdayaan intelijen negara, namun juga membuktikan ketidakmampuan presiden dan pemerintahannya dalam mengendalikan dan menjaga ketertiban umum. Demikian diungkapkan anggota Komisi Hukum DPR Bambang Soesatyo. Menurutnya, jika Polri gagal mengungkap para pelaku di balik aksi teror tersebut, maka publik akan percaya bahwa tangan-tangan kotor pemerintah berada di balik serangkaian teror bom buku tersebut. "Disadari atau tidak, target pengiriman tiga bom buku tiga hari lalu itu memperuncing disharmoni kehidupan umat beragama, khususnya sesama umat Islam. Saya melihat ada tangan-tangan kotor yang mulai berupaya mengeskalasi sekaligus mempertegas dikotomi Islam Konservatif versus Islam Liberal di Indonesia," ujar Bambang kepada okezone di Jakarta, Sabtu (19/3/2011). Dirinya tidak percaya terhadap asumsi bahwa pelaku teror bom buku adalah kelompok-kelompok yang menentang kelompok Islam Liberal. Keyakinan tersebut lanjut dia mengacu pada dua indikator, yakni umat beragama di Indonesia sudah sangat terbuka, baik dalam bersikap maupun menyatakan pendapatnya. Keterbukaan itu bisa dilihat dalam polemik seputar eksitensi Ahmadiyah di Indonesia. "Kalau pun ada sekelompok umat yang bersikap ekstra keras, mereka mengaktualisasikan kemarahan mereka secara terbuka, tidak sembunyi-sembunyi ala pelaku pengirim bom buku. Kalau pun terjadi kekerasan berdarah seperti di Cikeusik, toh aksi kekerasan Cikeusik ternyata direkayasa," kata Bambang. Selanjutnya, menurut Bambang, target tiga bom buku itu tidak mematikan. Lantaran bom itu dirakit oleh ahli dan direkayasa agar bisa meminimalkan korban. "Kalau pelakunya benar-benar penentang Islam Liberal, saya yakin teror itu pasti mematikan. Pelakunya hanya ingin mencari sensasi dan menciptakan kehebohan baru agar publik segera berpaling dari tsunami Wikileaks yang sedang mengguncang jantung kekuasaan," ungkapnya. Jika fungsi intelijen negara tidak segera direvitalisasi, sambung dia, publik harus menyiapkan mental karena teror bom dengan modus seperti itu masih akan terus berlanjut. "Sebaliknya, stabilitas nasional akan terjaga jika pemerintah efektif menjalankan perannya sebagai penjaga ketertiban umum dan tidak ikut-ikutan memperkeruh suasana," pungkas politisi Partai Golkar ini. (teb)
Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price. |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan