BENGHAZI - Rezim Moammar Khadafi tidak menghiraukan resolusi yang dikeluarkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Sebelumnya PBB telah menyetujui penerapan zona larangan terbang di wilayah Libya. Ini juga berarti memperbolehkan serangan militer kepada Libya.
Resolusi yang dikeluarkan oleh Dewan Keamanan PBB (DK PBB) disetujui pada hari Kamis 17 Maret. Resolusi itu mendesak diberlakukannya zona larangan terbang dan menerapkan tindakan terukur untuk melindungi rakyat Libya, termasuk serangan udara.
Resolusi tersebut didukung oleh Amerika Serikat (AS), Inggris dan Prancis. Pihak AS diperkirakan akan segera melakukan serangan udara antara hari Minggu 20 Maret dan Senin 21 Maret mendatang.
Khadafi sendiri tidak bergeming dengan ancaman terbaru yang dilayangkan terhadap negaranya. Lewat siaran televisi nasional, Khadafi menyatakan akan tidak akan memberikan ampun kepada para pemberontak yang menguasai Kota Benghazi.
"Ini hari bahagia. Kami akan menghancurkan musuh kalian (pemberontak)," ucap Khadafi seperti Associated Press, Jumat (18/3/2011).
Khadafi juga bersumpah akan menindaklanjuti segala macam serangan yang disponsori oleh resolusi DK PBB. "Bila dunia bertindak gila, maka kami akan melakukan hal yang serupa," lanjut Khadafi.
Sementara warga di Benghazi sendiri tampak senang dengan keputusan dari DK PBB. Di wilayah Tobruk, sebelah timur Benghazi, warga Libya yang berbahagia melepaskan tembakan ke udara guna merayakan hasil voting DK PBB atas resolusi tersebut.
Krisis yang terjadi di Libya dimulai pada 15 Februari di Benghazi dan menyebar ke Ibukota Libya, Tripoli. Protes ini dipicu desakan untuk lengsernya Khadafi yang sudah berkuasa selama empat dekade di Libya.
Kondisi makin kacau saat beberapa unit militer Libya bergabung dengan pihak oposisi dan melakukan perlawanan. Akibatnya pertempuran panas pun tidak terelakan. Hingga kini tidak ada jumlah resmi korban tewas. Pihak oposisi mengklaim korban tewas mencapai 1.000 jiwa.
(faj)
Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan