ANTARA - Peristiwa |
KPA : Sunat Efektif Tekan Resiko Penularan HIV Posted: 18 Mar 2011 06:31 AM PDT Jayapura (ANTARA News) - Ketua Komisi Penaggulangan AIDS (KPA) Papua, Constant Karma, mengatakan sunat atau sirkumsisi terbukti efektif menekan resiko penularan penyakit dari virus Human Immunodeficiency Virus (HIV) pada laki-laki. "Setelah saya mempelajari epidemi atau penularan HIV, negara-negara yang mempunyai budaya sunat terbukti penuluran HIV sangat rendah. Sedangkan negara yang tidak mengenal sunat sangat tinggi," kata Constant Karma, di Jayapura, Jumat. Menurut dia, jika di bandingkan dengan jumlah penduduk, Papua memiliki jumlah HIV yang sangat tinggi karena pada umumnya masyarakat di daerah itu belum mengetahui pentingnya sunat. "Saat ini saya dan beberapa dokter sedang genjar-genjarnya menggelar seminar serta kampanye tentang pentingnya sunat di kalangan masyarakat Papua. Hal itu dilakukan agar masyarakat bisa tahu, dengan melakukan sunat dapat membawa diri jauh dari HIV," ujarnya. Dia menjelaskan, sunat terbukti bisa mencegah penyebaran HIV sampai dengan 60 persen. "Jelas ini membuktikan, sunat sudah terbukti ampuh menekan resiko penularan HIV bagi perilaku seksual beresiko," jelasnya. Dikatakannya, pada laki-laki yang disunat, bagian ujung kulit penis yang banyak mengandung reseptor penerima virus HIV sudah dipotong sehingga virus yang menempel menjadi lebih sulit masuk ke dalam tubuh. "Bagian itu mengandung sel-sel langerhans yang mudah dimasuki HIV, kalau bagian ini dipotong maka virus jadi lebih sulit masuk, setidaknya pintu-pintu masuknya jadi berkurang," katanya. Mengingat saat ini belum ada ditemukannya vaksin untuk menekan penularan HIV, ujar Constan, sunat merupakan cara/metode sederhana yang bisa dilakukan untuk menekan resiko penularan HIV dan bahkan akan bisa memberikan efek perlindungan lebih besar dibandingkan vaksin sekalipun jika nanti berhasil ditemukan. "Jika dibandingkan, pemakaian vaksin tidak hanya di suntikan satu kali saja, harus berulang. Sedangkan sunat terbukti dapat menekan penularan hingga 60 persen dan dikerjakan hanya satu kali seumur hidup," tuturnya. Dia berharap, kedepan pandangan atau pemahaman berbeda mengenai sunat di kalangan masyarakat Papua dapat terkikis. "Memang butuh kerja keras untuk terus mengkampanyekan sunat ke masyarakat. Kami sadari itu tidak mudah, namun KPA bertekad menekan penularan HIV di Papua," katanya.(*) (T.KR-ALX/M019) Editor: Ruslan Burhani Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price. |
Gedung Wisma BCA Serpong Diancam Bom Posted: 18 Mar 2011 06:28 AM PDT Tangerang (ANTARA News) - Gedung Wisma BCA di Serpong, Tangerang Selatan, Banten, diancam bom yang dilakukan pria tidak dikenal melalui telpon, Jumat. "Ancaman bom dilakukan pria melalui telpon diterima langsung oleh resepsionis," kata Dadan Hudaya, Mechanical Elektrical Departement Wisma BCA di Tangerang Jumat. Dijelaskan Dadan, Devi yang merupakan resepsiones maintenance building gedung Wisma BCA dan menerima telpon, kemudian melaporkan kejadian tersebut ke pihak keamanan dan manajemen. Setelah itu, manajemen langsung melaporkannya ke Mapolsek Serpong untuk diminta dilakukan pemeriksaan oleh Gegana Mabes Polri. Pasalnya, pelaku mengatakan kepada resepsionis telah memasang bom dalam gedung tersebut dan akan diledakkan dalam tempo 20 menit, terhitung sejak pelaku menutup telepon. "Tim gegana kemudian menyisir gedung berlantai lima tersebut. Sedangkan karyawan dievakuasi keluar," katanya menjelaskan. Diakui Dadan, ancaman bom tersebut sangat kecil terjadi. Pasalnya, sistem keamanan yang diterapkan sudah maksimal. Bahkan 16 titik CCTV yang dipantau selama 24 jam telah terpasang hampir di seluruh bagian gedung, mulai dari parkir basement hingga di dalam gedung. Kini, gedung Wisma BCA telah dipasangi garis polisi dan mendapat penjagaan untuk menghindari terjadi hal yang tidak diinginkan. Sebelumnya, pada Kamis (17/3) sekitar pukul 23.00, warga perumahan Melati Mas juga dihebohkan dengan penemuan kardus yang dicurigai bom, namun tidak terbukti.(*) (T. KR-AIF/S019) Editor: Ruslan Burhani Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price. |
You are subscribed to email updates from ANTARA News - Nasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan