detikcom |
Menbudpar Sambut Baik Komodo Tetap Masuk Nominasi New7Wonder Posted: 07 Feb 2011 12:05 PM PST Selasa, 08/02/2011 03:05 WIB "Ini adalah keberhasilan kita, kalau kita bersatu, pemerintah, masyarakat, DPR, kalau kita bersatu, orang luar akan takut," ujar Menteri Budaya dan Pariwisata, Jero Wacik saat berbincang dengan detikcom, Senin (7/2/2011). Jero mengucapkan terima kasih atas dukungan masyarakat serta lembaga-lembaga negara dalam persoalan ini. Ia merasakan betul bagaimana dukungan yang mengalir kepadanya untuk tetap bisa mempertahankan Pulau Komodo dalam kompetisi New7Wonders of Nature. "Karena kita memang benar, ini adalah kemenangan Indonesia," lanjut Jero. "Begini, dengan kita menunjukan sikap kita, yang jelas dan tegas dan benar, dan didukung oleh masyarakat indonesia yang mencintai komodo, dan mencintai negerinya dan membela negerinya, dan DPR membela negerinya dan membela saya, maka panitia, Yayasan New7Wonders tidak jadi mendelete," beber Jero. Dalam rilisnya, New7Wonders menjelaskan kenapa tidak jadi mencopot Komodo dari nominasi. Rupanya, Komodo dibela oleh para pendukungnya. "Dalam beberapa hari terakhir ini, kami menerima banyak permintaan dukungan dari tokoh publik agar Komodo tetap lanjut menjadi finalis New7Wonders of Nature," jelas Presiden New7Wonders, Bernard Weber. Weber mengatakan New7Wonder adalah platform voting global dan terbesar pertama kalinya. Suara ini adalah penting bagi mereka. (mok/asp) Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda! Redaksi: redaksi[at]detik.com |
Saatnya Anak/Remaja Berdemokrasi di Tingkat Lokal Posted: 07 Feb 2011 11:40 AM PST Selasa, 08/02/2011 02:40 WIB Menurut Wakil Indonesia dalam Komisi Pemajuan dan Perlindungan Hak-hak Perempuan dan Anak Asean (ACWC/Asean Commission on the Promotion and Protection of the Rights of Women and Children), Ahmad Taufan Damanik, dalam dimensi politik, anak dan pemuda harus dilihat sebagai bagian dari warga negara. "Dan dimensi ini dimungkinkan baik berdasarkan regulasi internasional seperti Konvensi Hak Anak maupun Kovenan Kovenan Hak Sipil dan Politik. Selain itu juga bisa dilihat dari dimensi pendidikan. Kedua dimensi tersebut harus dilakukan di dalam pengorganisasian pemuda dan anak," kata kata Taufan Damanik yang berbicara di hadapan delegasi empat negara dalam International Conference- Workshop of Democracy Education at Municipal Level yang berlangsung di Medan, Senin (7/2/2011). Fokus isu yang paling diperlukan anak di dalam partisipasi politiknya, kata Taufan, yakni kebijakan-kebijakan yang bersentuhan langsung atau tidak langsung dengan kepentingan mereka. Dalam konvensi internasional disebutkan, harus partisipatif kepada anak dan harus memperhatikan kepentingan terbaik bagi anak. Ini dasar pentingnya. Kendati keterlibatan anak dimungkinkan dalam demokrasi lokal, namun dikatakan Taufan, kondisinya tidak serta-merta mendukung ke arah itu. Struktur dan budaya politik yang masih bias orang dewasa, bahkan elitisme, menyebabkan sulitnya anak-anak maupun remaja dilibatkan dalam demokrasi lokal. "Anak dan remaja masih dilihat sebagai subjek, sehingga proses-proses baik di dalam dimensi praktek politik maupun dimensi pendidikan, masih dipandang dalam konteks itu juga," tegas Taufan. Kendati sulit, namun Taufan mencontohkan aplikasi konsep demokrasi lokal yang sudah berjalan di Desa Suak Nie, Kabupaten Aceh Barat, Aceh. Anak-anak di desa itu dilibatkan dalam pembuatan kebijaksan desa yang berkaitan dengan anak. "Kondisi ini menunjukkan adakalanya upaya advokasi lebih baik dimulai dari tingkat desa," tandas Taufan. (rul/asp) Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda! Redaksi: redaksi[at]detik.com |
You are subscribed to email updates from detikcom To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan