Ahad, 23 Januari 2011

detikcom

detikcom


Ki Joko Bodo Beraksi di Amerika Serikat

Posted: 23 Jan 2011 12:41 PM PST

Senin, 24/01/2011 03:41 WIB
Ki Joko Bodo Beraksi di Amerika Serikat 
Endang Isnaini Saptorini - detikNews

Jakarta - Paranormal Ki Joko Bodo sudah tiga hari berada di New York, Amerika Serikat. Ia akan menjalani rangkaian tour pertunjukan ke sejumlah kota besar di Amerika.

Berangkat dari tanah air, Rabu (19/1), paranormal ini sempat transit di bandara Narita sebelum tiba di bandara JFK New York, Kamis (20/1) siang. Ki Joko Bodo selama di AS akan melawat beberapa tempat seperti Vegas, California, Florida dan Washington DC, sebelum bertolak kembali ke tanah air dari New York tanggal 31 Januari 2011.

Selama berada di New York, Ki Joko Bodo banyak mengamati kehidupan di kota metropolitan tersebut dan merasakan dari dekat kehidupan di kota yang tidak pernah tidur tersebut.

"Saya ingin merasakan menjadi warga biasa di New York, di mana semuanya serba teratur. Mengamati dari dekat kehidupan masyarakat menengah ke bawah, tidak  hanya melalui televisi. Ternyata ada juga orang-orang miskin di sini," ujarnya saat dihubungi detikcom, Minggu (23/1/2011).

Ketika mengunjungi patung Liberty di New York, mentalis ini sempat mencoba mentransfer energinya dengan mengirimkan angin di sekitar patung perunggu hadiah Pemerintah Perancis tahun 1886 tersebut.

"Saya hanya ingin melihat apakah mistik dari timur bisa terimplementasi di sini (Amerika Serikat)," papar Ki Joko Bodo.

Sebagai hasilnya, para turis yang saat itu berfoto, tidak bisa melihat adanya patung Liberty sebagai latar belakang foto mereka. Agaknya ilmu gendam putih yang dimilikinya ini bisa juga beraksi di muara sungai Hudson, New York Harbor, Amerika Serikat.

Mengenai hubungan Indonesia-AS selama pemerintahan Obama, Ki Joko Bodo menyatakan bahwa kedua negara ini saling membutuhkan. Jadi hubungan diplomatik ini sangat bagus kondisinya saat ini. Hanya saja, Indonesia perlu meningkatkan citranya di mata dunia melalui pemberantasan korupsi.

Ki Joko Bodo juga meramalkan kemungkinan besar tidak terpilihnya kembali Obama dalam masa pemilihan presiden tahun 2012 mendatang. "Obama sangat bersahabat dalam hubungannya dengan negara-negara lain. Dan hal tersebut membuatnya jadi kurang disukai oleh lawan-lawan politiknya di AS. Meskipun demikian, menang tidaknya Obama tidak mempengaruhi jalannya demokrasi di AS. Demokrasi AS tetap akan berjalan dengan baik," papar Ki Joko Bodo.

Tidak banyak kesulitan yang ditemui Paranormal ternama ini dalam perjalanannya ke AS. Imigrasi AS di bandara yang terkenal sangat ketat pun hanya menginterogasinya selama kurang dari dua jam karena rambutnya yang panjang. Pusaka keris miliknya diperbolehkan dibawa dalam bagasi. Hanya satu batok kelapa yang dibawa dari Indonesia, disita di bandara JFK New York karena termasuk tanaman yang tidak diperbolehkan masuk AS.

"Batok itu tadinya akan digunakan untuk salah satu material pertunjukan di New York", demikian ungkap Victoria Sidjabat, penyelia kunjungan Ki Joko Bodo di Amerika Serikat, kepada detikcom.

"Menurut rencana shownya akan diadakan hari Minggu mendatang, 30 Januari 2011 di Washington DC", imbuh Victoria.
(eis/van)

Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!

Tutup

  Share to Facebook:

You are redirected to Facebook

  Share to Twitter:

You are redirected to Twitter

  Share via Email:

Share via Email


loadingSending your message

Message has successfully sent


Redaksi: redaksi[at]detik.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi Nuniek di nuniek[at]detik.com,
telepon 021-7941177 (ext.526).

Full Feed Generated by GetFullRSS.com, sponsored by USA Best Price.

Sudah Siapkah Nasdem Menjadi Partai Politik ?

Posted: 23 Jan 2011 12:11 PM PST

Senin, 24/01/2011 03:11 WIB
Sudah Siapkah Nasdem Menjadi Partai Politik ?  
Mega Putra Ratya - detikNews

Jakarta - Tidak mudah bagi Nasional Demokrat (Nasdem) untuk bertahan dalam setiap pemilu bila benar-benar berubah menjadi partai politik. Sejumlah tantangan sudah di depan mata bila Nasdem mendeklarasikan diri sebagai partai.

"Tingkat survival partai, perebutan basis massa, dan kekhawatiran pengunduran diri anggota Nasdem akan menjadi tantangan serius bagi Nasdem," ujar Peneliti Charta Politika Indonesia Arya Fernandes kepada detikcom, Minggu (23/1/2011).

Pertama, tingkat survival politik. Lemahnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap partai politik dan rendahnya party-id akan mempengaruhi daya tahan partai politik pada setiap pemilu. Apalagi, adanya keinginan sejumlah partai di parlemen untuk menyederhanakan jumlah partai dengan menaikkan angka ambang batas perolehan suara partai di parlemen (parliamentary threshold).

"Kenaikan angka PT menjadi 2,5 persen pada pemilu 2009, menyebabkan 10 partai politik kehilangan kursi di DPR. PBR misalnya, yang pada 2004 mendapat 13 kursi DPR, PDS (12 kursi), dan PBB (11 kursi) tidak lagi mendapat kursi pada 2009 menyusul jebloknya perolehan suara partai," kata Arya.

Menurut Arya survival politik ditentukan oleh penguatan kaderisasi, diferensiasi program dan ideologi partai.

"Pada level program misalnya, belum terlihat adanya differensiasi program yang kuat antara program yang ditawarkan Nasdem dengan Gerindra dan Hanura. Tidak kuatnya diferensiasi tersebut jelas akan mempengaruhi pilihan politik masyarakat terhadap Nasdem," kata Arya.

Arya menambahkan, survival politik Nasdem juga ditentukan oleh kaderisasi partai. Belum kuatnya framing dan tindakan-tindakan kolektif yang ditawarkan Nasdem menyebabkan program kaderisasi partai akan mengalami kesulitan.

Kedua, perebutan basis massa. Menurut Arya, Nasdem tidak memiliki basis sosial yang kuat. Ketiadaan basis sosial yang kuat ini menyebabkan Nasdem berebut basis-basis massa dengan sejumlah partai lain.

"Saya melihat ada perebutan basis-basis massa antara Golkar, Gerindra, Hanura, Demokrat, dan Nasdem pada daerah-daerah yang dulu dikuasai Golkar sejak Orde Baru dan paska reformasi. Ketiadaan basis sosial tersebut dapat diatasi dengan memperkuat pelembagan organisasi dan kekuatan figur. Perolehan suara signifikan Demokrat pada 2004 dan kemenangan secara fenomenal pada 2009 dapat menjelaskan kekuatan figur walau Demokrat tak memiliki akar atau basis sosial yang kuat," tandas Arya.

Menurut Arya, tantangan ketiga yang akan dihadapi Nasdem adalah "eksodus" politik kader-kader Nasdem. "Bila Nasdem benar-benar berubah jadi partai, saya khawatir akan munculnya "eksodus" politik besar-besaran dari Nasdem," jelasnya.

Arya mencontohkan, di sejumlah daerah misalnya, kader-kader Nasdem pada saat yang sama adalah anggota salah satu partai politik. Jadi, bila Nasdem berubah jadi partai, ada dua kemungkinan yang terjadi. Pertama, kader tersebut memilih tetap bertahan di Nasdem atau mengundurkan diri dari Nasdem.

"Tapi saya melihat kemungkinan kedua yang banyak terjadi, karena kecenderungan status-quo politik, apalagi bila ada ancaman recall  dari pengurus partai," tutur Arya.
(mpr/van)

Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!

Tutup

  Share to Facebook:

You are redirected to Facebook

  Share to Twitter:

You are redirected to Twitter

  Share via Email:

Share via Email


loadingSending your message

Message has successfully sent


Redaksi: redaksi[at]detik.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi Nuniek di nuniek[at]detik.com,
telepon 021-7941177 (ext.526).

Full Feed Generated by GetFullRSS.com, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan