Republika Online |
Kadin: MEA Berbeda dengan Masyarakat Ekonomi Eropa Posted: 25 May 2013 11:01 PM PDT REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kamar Dagang dan Industri Indonesia menilai masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan hal yang berbeda dengan Masyarakat Ekonomi Eropa (European Economic Community/ EEC) karena lebih menjamin penyerahan keputusan kepada setiap negara anggota. "MEA sebagai model integrasi ekonomi kawasan berbeda dengan EEC," kata Ketua Umum Kadin Suryo Bambang Sulisto dalam rilis Kadin yang diterima di Jakarta, Ahad (26/5). Menurut Suryo, integrasi model EEC dilakukan dengan menyerahkan keputusan pada lembaga-lembaga yang dibentuk untuk menangani permasalahan ekonomi Eropa. Dengan demikian, pembentukan lembaga Eropa tersebut membuat kedaulatan masing-masing negara dalam pembuatan keputusan menjadi lebih berkurang. Dia mengemukakan integrasi model MEA tetap menjadikan negara anggota sebagai pengambil keputusan. Dengan model integrasi ekonomi kawasan seperti AEC, Indonesia dinilai perlu menyadari setiap keunggulan dan kelemahan yang ada seperti yang disebut keunggulan komparatif (comparative advantage). Menurut Suryo, terintegrasinya basis industri menjadi penting karena negara yang mempunyai keunggulan komparatif tinggi untuk produk tertentu akan menjadi basis industri barang tersebut. "Dengan begitu, maka setiap negara tidak perlu lagi memproduksi semua jenis barang untuk kebutuhannya sendiri," katanya. Ia mengemukakan Indonesia sebagai negara dengan potensi sumber daya alam terbesar dinilai memiliki potensi untuk menjadi basis industri pengolahan bagi ASEAN. Hal tersebut, kata dia, karena 43 persen dari penduduk ASEAN yang sekarang mencapai 600 juta jiwa adalah penduduk Indonesia, dan secara demografis 53 persen wilayah ASEAN merupakan wilayah RI. Sebagaimana diberitakan, melalui MEA, integrasi sektor usaha akan dimulai pada tahun 2015, sedangkan bagi sektor keuangan, termasuk perbankan, integrasi terjadi mulai 2020. Pada periode MEA itu sektor usaha dan sektor keuangan negara-negara ASEAN akan semakin bebas masuk ke Indonesia, demikian pula sebaliknya. |
Kesaksian Sukotjo dalam Persidangan Irjen Djoko Dinilai Berani Posted: 25 May 2013 11:00 PM PDT REPUBLIKA.CO.ID, SEMANGGI -- Ada yang menarik dalam persidangan perkara pengadaan simulator SIM saat pemeriksaan saksi pekan lalu. Direktur Utama PT Inovasi Teknologi Indonesia Sukotjo Sastronegoro Bambang menjelaskan dengan gamblang bagaimana praktik suap terjadi di dalam korps Bhayangkara. Pakar Hukum Pidana dari Universitas Indonesia, Ganjar Laksamana mengatakan, Direktur Utama PT Inovasi Teknologi Indonesia Sukotjo Sastronegoro Bambang termasuk orang yang berani bicara terkait suap simulator SIM yang diduga terkait dengan salah satu pejabat Polri, Irjen Pol Djoko Susilo. Pengakuan Sukotjo di sidang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Jakarta, Jumat (24/5) malam, lalu, mengenai dugaan intensitas dia mengirimkan sejumlah uang ke tim Irwasum agar dapat memuluskan pemenang tender simulator SIM yakni PT CMMA yang nilainya lebih dari Rp100 miliar itu. ''Tapi ya begini, dia sudah ngomong begitu, ini orang berarti berani,'' katanya, Ahad (26/5). Menurut Ganjar, keberanian tersebut bisa dilihat ketika Sukotjo berbicara kasus suap simulator SIM, padahal yang dihadapinya adalah institusi Polri. Seandainya, dia tidak mengalaminya tidak mungkin dia berani bicara seperti itu. Ganjar mengatakan, ada dua paksaan yang menjadi ukuran, paksaan yang sifatnya mutlak dan paksaan yang sifatnya tidak mutlak. Paksaan mutlak seperti ancaman keselamatan nyawanya dan keluarganya, seperti contoh anaknya dan istrinya akan diculik jika tidak menuruti kehendaknya. ''Paksaan yang membaut orang tidak bisa mengelak,'' katanya. Ganjar melanjutkan, namun ada juga paksaan yang tidak mutlak. Ganjar memberi contoh paksaan tersebut seperti tidak memberikan proyek. |
You are subscribed to email updates from Republika Online RSS Feed To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan